Musim Transfer Politikus

Penulis

Selasa, 24 Juli 2018 07:30 WIB

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO

POLITIK Indonesia pada masa pendaftaran calon legislator sudah menyerupai bursa pemain sepak bola. Para politikus berpindah-pindah partai selayaknya pemain profesional berganti klub menjelang musim kompetisi. Praktik ini mempertegas kelemahan partai politik kita: tidak memiliki garis ideologi yang jelas dan gagal menciptakan sistem kaderisasi.

Partai-partai mendaftarkan calon legislator menjelang batas akhir pendaftaran untuk Pemilihan Umum 2019 pada Selasa pekan lalu. Komisi Pemilihan Umum membuka pendaftaran sejak dua pekan sebelumnya. Sejumlah politikus berpindah partai. Mereka beralasan tak mendapat posisi bagus di partai asalnya. Ada pula dugaan tawaran "biaya transfer" dari satu partai untuk calon-calon inkumben yang bersedia pindah. Ada pula calon legislator yang berpindah partai karena gagal melaju ke Senayan melalui partai sebelumnya.

Pindah partai memang tidak haram. Tidak ada larangan yang mengatur soal ini. Namun hal ini menunjukkan sikap pragmatis para politikus. Mereka hanya memandang partai sebagai kendaraan buat mencapai tujuan pribadi atau tangga untuk memanjat karier politik yang lebih tinggi. Partai tidak dianggap sebagai alat untuk memperjuangkan gagasan-gagasan demi kepentingan masyarakat.

Dari sisi partai politik, pola rekrutmen ini makin menunjukkan tidak ada diferensiasi antara satu partai dan partai lain. Garis-garis yang memisahkan mereka sangat tipis-atau malah kabur sama sekali. Gejala lain tentang tidak jelasnya "jenis kelamin" partai terlihat pada koalisi pada saat pemilihan kepala daerah. Hampir tidak ada anggota koalisi yang sama dan sebangun di setiap daerah.

Satu partai tak punya gagasan khas yang membedakannya dengan partai lain. Partai cenderung seragam walau warna bajunya berbeda-beda. Sistem multipartai di Indonesia pun terasa semu.

Advertising
Advertising

Fenomena lain yang terulang adalah jalan pintas partai mendulang suara dengan merekrut selebritas. Sebanyak 54 pesohor telah didaftarkan sebagai calon anggota legislatif dari berbagai partai. Benar, tidak tertutup kemungkinan mereka kompeten menjadi legislator. Namun pola rekrutmen yang asal comot ini menunjukkan kegagalan partai membangun kader berkualitas.

Dalam jangka panjang, kemalasan partai membangun kaderisasi ini akan membahayakan konsolidasi demokrasi. Sikap petinggi partai yang hanya mengejar kepentingan jangka pendek, yang sering dibarengi dengan politik transaksional, membuat stok negarawan di masa depan akan sangat terbatas.

Berbagai hal itu akan membuat citra partai makin terpuruk. Apalagi, pada partai yang berpusat pada figur ketua umumnya, pola penyusunan calon legislator juga tidak transparan. Hal itu dilakukan pada saat mengatur penentuan nomor urut dan pembagian daerah pemilihan calon legislator. Kandidat tidak ditempatkan sesuai dengan performanya, tapi berdasarkan kedekatan hubungan dengan pengambil keputusan.

Praktik-praktik tak sehat itu membuat banyak orang enggan masuk partai. Mereka merasa tidak ada manfaatnya menghadapi kekuatan oligarkis di partai politik. Walhasil, kesempatan publik mendapat penyelenggara negara yang berkualitas makin kecil dengan pola perekrutan calon legislator semacam itu.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

35 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

43 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

47 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya