Nasib Kartu-kartu Jokowi

Penulis

Lais Abid

Kamis, 19 Juli 2018 07:30 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan turbin kincir angin saat meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin, 2 Juli 2018. Jokowi meresmikan PLTB Sidrap, yang memiliki kapasitas 75 megawatt. Foto: Biro Pers Setpres

Lais Abid
Peneliti Indonesia Corruption Watch

Salah satu program unggulan Jokowi ada­­lah kartu. Butir kelima Na­­­wacita menyebutkan ko­­­­mitmen pemerintahan Joko­wiJK adalah mening­­katkan kualitas hidup ma­­­nusia Indonesia. Komit­­men itu diwujudkan antara lain melalui peningkatan kua­­litas pendidikan dengan Pro­gram Indonesia Pintar (PIP) atau Kartu Indonesia Pin­tar (KIP), peningkatan pe­­la­yanan kesehatan de­­­ngan menginisiasi Kartu In­­­­donesia Sehat (KIS), ser­­ta jaminan sosial untuk se­luruh rakyat Indonesia (KKS).

Kini, program kartu sakti Jokowi itu telah berjalan kuranglebih empat ta­­hun. Apakah program ter­­sebut telah berjalan se­­­ba­­gai­­mana mestinya? Se­­­ti­­­­­daknya ada dua survei yang bisa dipakai untuk me­­­ngujinya. Pertama, sur­­vei yang dilakukan oleh In­­dobarometer, yang me­­­nye­­­butkan bahwa 39,4 per­sen masyarakat cukup puas atau sangat puas atas pelaksanaan program prio­­ritas Jokowi, yang salah sa­­tunya adalah kartu sakti itu.

Kedua, survei Indonesia Corruption Watch (ICW) tentang pelaksanaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di empat daerah, yaitu Kota Medan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Blitar, dan Kabu­­paten Kupang. Hasilnya me­­nyebutkan bahwa masih ba­­­nyak warga miskin (41,9 persen) yang belum ter­­­­­­­­daftar sebagai peserta KIP/PIP.

Hasil penelitian ICW ju­­ga menyebutkan ada­­nya potensi korupsi da­­na kapitasi Badan Pen­­ye­­lenggara Jaminan So­­sial Ke­sehatan (BPJS Ke­­­se­­ha­­­tan) yang nilainya hingga belasan triliun rupiah. Ko­­­­rupsi ini diduga dapat di­­lakukan oleh birokrat dae­­rah di sektor kesehatan. Ka­­jian tersebut dilakukan ter­­hadap pasien Penerima Ban­­tuan Iuran 2017di pu­­satpusat kesehatan ma­­­sya­­rakat di 14 daerah.

Advertising
Advertising

KIS dan KIP adalah dua kartu utama yang telah diperkenalkan kepada publik sejak Jokowi mulai men­jabat Gubernur DKI Jakarta melalui Kartu Ja­­karta Sehat dan Kartu Ja­­­karta Pintar. Rupanya, Jo­­ko­wi menyukai program kar­tu tersebut sehingga me­­­­ngubahnya menjadi pro­­gram nasional ketika dia men­­­­­duduki kursi presiden.

Kalau dilihat lebih detail sebenarnya permasalahan yang muncul dalam pro­­gram kartu sakti Jokowi itu berada di kementerian tek­nis. Untuk KIP, ma­sa­­­lahnya adalah data yang di­gunakan belum aku­rat. Distribusi kartu dan pen­cairan dana masih ber­ma­salah. Kartu belum di­­­terima peserta meski me­­reka sudah mengetahui atau bahkan menerima se­­­­bagian dana. Untuk KIS, permasalahan juga ham­­­­pir sama. Evaluasi dan pe­­mantauannya kurang ke­­tat.

Namun survei juga me­­nemukan bahwa ma­­syarakat sadar dan me­­ma­hami bahwa program itu adalah program Joko­­wi untuk membantu ma­­syarakat miskin. Bahkan res­ponden menyatakan te­tap akan memilih Jokowi da­­lam pemilihan presiden yang akan datang.

Yang menjadi per­­masa­lahan adalah implementasi kartukartu sakti itu ma­sih jauh dari harapan publik. Untuk itu, Jokowi ha­rus turun langsung meng­evaluasi dan memantau pe­­laksanaan programnya. Pena­­taan ulang data kemis­­kinan dari survei Badan Pu­sat Statistik harus di­­­la­­­kukan. Sinkronisasi da­­ta rakyat miskin ter­­­sebut harus dilakukan ber­­sama Tim Nasional Per­­cepatan Pengurangan Ke­­miskinan, Kementerian Sosial, serta melibatkan ke­­­menterian teknis, yaitu Ke­­menterian Pendidikan dan Kebudayaan serta Ke­­­menterian Kesehatan. Ini per­lu karena Kementerian Pen­­­didikan punya Data Pokok Pendidikan yang basisnya adalah satuan atau entitas pendidikan.

Selanjutnya adalah memastikan bahwa dana KIP dan dana kapitasi KIS/Jaminan Kesehatan Na­­sional yang dikelola BPJS Kesehatan tidak di­korupsi. Jokowi harus me­mastikan berjalannya sosia­­lisasi program ke ma­syarakat miskin hingga ke pedesaan yang terpencil dan bahwa mereka berhak ser­ta bisa menggunakan da­na di kartu tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar Jo­­kowi tidak selalu menjadi bu­lanbulanan berbagai pi­hak dengan tudingan me­­­lakukan pencitraan de­­­­ngan membagibagikan Kar­­­­­­­tu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat tapi ba­­nyak orang miskin yang belum mendapatkan man­­­faatnya.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

17 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya