Euforia Zohri

Penulis

Senin, 16 Juli 2018 07:30 WIB

Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik pada ajang IAAF World U20 Championships di Tampere, Finlandia, Rabu, 11 Juli 2018. Ia mengalahkan dua atlet unggulan dari Amerika Serikat. REUTERS/Lehtikuva

Keberhasilan Lalu Muhammad Zohri menjuarai nomor lari 100 meter dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia jelas membanggakan. Ia merupakan atlet pertama Indonesia yang menjadi juara dunia kejuaraan atletik junior itu. Namun pujian kepadanya semestinya tak berlebihan.

Kejuaraan yang diikuti Zohri merupakan kompetisi tingkat junior. Catatan waktunya, 10,18 detik, belum melewati rekor nasional milik Suryo Agung Wibowo (10,17 detik) yang dibuat di SEA Games 2009. Catatan waktu Zohri juga masih jauh untuk bersaing di tingkat elite Asia. Juara Asian Games 2014, Femi Ogunade asal Qatar, merebut medali emas dengan torehan waktu di bawah 10 detik. Sprinter Cina, Su Bingtian, juga mengukir waktu yang sama. Zohri bakal menghadapi persaingan berat di Asian Games. Belum lagi pesaing dari Jepang, Korea, dan kawasan Asia Tenggara.

Zohri sebaiknya terus mempertajam catatan waktu pribadinya. Dalam satu tahun terakhir, torehan waktunya memang menajam. Program yang sudah berjalan dengan baik ini jangan sampai buyar gara-gara sanjungan berlebihan. Euforia yang terjadi pada saat ini dikhawatirkan malah akan menjadi bumerang bagi pemuda kelahiran Nusa Tenggara Barat ini dalam persiapan menuju pesta olahraga empat tahunan itu. Tak perlu menjadikan Zohri selebritas dadakan dengan mengundangnya ke berbagai acara seremoni ataupun talk show yang tak penting.

Gangguan terbesar datang dari para politikus, yang berusaha mengambil panggung. Semua berlomba-lomba menunjukkan diri seolah-olah mereka memiliki peran dalam keberhasilan Zohri. Sikap konyol seperti itu akan membuyarkan konsentrasi sang atlet. Kita sudah sering melihat atlet junior yang layu sebelum berkembang gara-gara direcoki berbagai kegiatan non-olahraga.

Pemberian apresiasi kepada Zohri sebaiknya ditunda. Apalagi Asian Games tinggal sebulan. Ia tetap harus berfokus pada lomba. Penghargaan berupa uang bonus Rp 250 juta dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, bantuan renovasi rumah dari Presiden Joko Widodo, atau tawaran menjadi pegawai negeri sipil maupun militer tanpa syarat, boleh-boleh saja diberikan. Hanya, kurang pas bila diserahkan saat ini.

Advertising
Advertising

Belum lagi, timbul ekspektasi tinggi terhadap Zohri untuk merebut medali di Asian Games. Padahal persaingan sangatlah ketat. Sebaiknya Zohri tidak dibebani apa pun. Biarkan dia berkembang secara alami. Usianya masih muda. Publik harus bersabar untuk membentuknya menjadi atlet dengan teknik berlari sempurna. Zohri masih dalam proses menjadi bintang, jangan sampai langkahnya terhenti sebelum mencapai kematangan.

Yang perlu diperhatikan justru adalah bagaimana menjaga kesinambungan prestasi Zohri dalam jangka panjang. Prestasinya tak datang dalam semalam. Capaian Zohri merupakan buah pembinaan jangka panjang Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia sejak 2014 terhadap atlet muda. Program inilah yang harus dilihat pemerintah dan dijadikan sebagai model pembinaan jangka panjang untuk cabang olahraga lain.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

40 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya