Tragedi Selayar yang Memilukan

Penulis

Kamis, 5 Juli 2018 07:00 WIB

Kapal KM Lestari Maju karam di perairan Selayar, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 3 Juli 2018, pukul 14.30 WITA. ISTIMEWA

Hanya dalam hitungan hari, tragedi kapal tenggelam bersama penumpangnya kembali terjadi. Ini memprihatinkan. Transportasi laut sebagai salah satu andalan belum dikelola dengan baik. Pemerintah semestinya cermat mengawasi kapal-kapal yang tidak layak beroperasi dan menata kembali sistem transportasinya.

Peristiwa kapal karam yang terakhir menimpa KM Lestari Maju pada 3 Juli lalu. Sebanyak 33 dari 164 penumpangnya meninggal. Kapal yang juga membawa bahan makanan serta kendaraan roda dua dan roda empat ini tenggelam di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Pemicu kecelakaan diduga adalah kondisi kapal yang sudah rapuh, kerusakan mesin, dan kebocoran pada lambung.

Dalam sebulan terakhir sedikitnya terjadi lima kecelakaan kapal di perairan Indonesia. Pada 12 Juni lalu, KM Cikal tenggelam di perairan Banggai, Sulawesi Tengah, dan KM Arista karam di perairan Selat Makassar. Dari dua peristiwa ini, korban meninggal 18 orang. Sehari kemudian, KM Albert juga masuk ke dasar laut di perairan Pulau Maspari, Sumatera Selatan. Sebanyak 25 orang dapat diselamatkan, tapi dua orang lainnya meninggal.

Kecelakaan tragis berikutnya menimpa KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba pada 18 Juni lalu. Dari 190 penumpangnya, belum seluruhnya ditemukan. Terus berulangnya tragedi yang umumnya disebabkan oleh kerusakan kapal ini memperlihatkan minimnya perawatan kapal dan pengawasan kelaikan sarana angkutan tersebut.

Kabupaten Selayar merupakan satu-satunya daerah yang daratannya terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan. Ada dua cara menuju Selayar: lewat udara dan laut. Di Selayar sudah ada bandara perintis Aropala. Sampai saat ini baru dua kali dalam seminggu ada penerbangan melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Minimnya jadwal penerbangan dan mahalnya harga tiket pesawat membuat masyarakat memilih jalur laut, berangkat dari Pelabuhan Bira, Bulukumba.

Advertising
Advertising

Pilihan kapal pun tidak banyak. Jumlahnya hanya dua, salah satunya KM Lestari Maju dengan frekuensi pelayaran dua kali sehari. Waktu tempuh dari Pelabuhan Bira ke Selayar sekitar 2,5 jam. Karena hanya ada dua kapal, jumlah penumpang nyaris tak dibatasi dan berapa pun volume barang akan diangkut. Tidak ada tiket ataupun manifes. Intinya, standar keselamatan transportasi ini cenderung diabaikan oleh kapten kapal serta pengawas dan petugas pelabuhan.

Perairan Indonesia sangat luas, tapi transportasi air belum diurus secara serius. Sarana yang tersedia masih jauh dari memadai. Bukan hanya kapal-kapal yang dibiarkan beroperasi apa adanya, fasilitas pelabuhan pun-terutama yang tradisional-dalam kondisinya ala kadarnya. Akibatnya, ketika terjadi kecelakaan, jatuh banyak korban jiwa.

Kementerian Perhubungan harus segera menata kembali sistem keselamatan transportasi laut ini. Kementerian jangan hanya mencari siapa yang bersalah. Harus ada evaluasi menyeluruh, dari pucuk pimpinan sampai petugas lapangan. Jika tidak dievaluasi, tragedi di laut akan terus terulang.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

41 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya