Memilih Secara Rasional

Penulis

Kamis, 28 Juni 2018 16:00 WIB

Suasana persiapan Pilkada 2018 di TPS 01 Kelurahan Kayumanis, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 27 Juni 2018. TEMPO/Andita Rahma

Hari ini pemilihan kepala daerah digelar serentak di 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Masyarakat diharapkan menggunakan hak pilihnya secara cerdas sekaligus ikut mengawasi proses demokrasi ini.

Kita bisa belajar dari pilkada sebelumnya dalam memilih pemimpin daerah. Pemilihan langsung kepala daerah yang dimulai sejak awal era reformasi semestinya menghasilkan kualitas pemimpin yang semakin bagus. Tapi nyatanya banyak sekali gubernur, bupati, dan wali kota yang tidak berintegritas dan terjerat kasus korupsi. Biaya politik yang mahal dalam mengikuti pilkada justru dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kejahatan keji itu.

Masyarakat harus memanfaatkan pilkada kali ini untuk memilih pemimpin yang bersih dan memiliki komitmen kuat memajukan daerah. Pemilih perlu menelisik rekam jejak kandidat secara saksama. Akal sehat semestinya digunakan dalam menentukan pilihan. Masyarakat diharapkan pula tidak gampang terpancing oleh isu-isu menyesatkan yang banyak beredar di media sosial.

Kita perlu memetik pelajaran dari pilkada DKI Jakarta yang diwarnai sentimen agama. Permainan "politik identitas" seperti ini amat berbahaya dan hanya akan menimbulkan perpecahan masyarakat. Sejumlah daerah yang menggelar pilkada kali ini juga amat rawan mengalami perpecahan serupa gara-gara sentimen agama yang sering kali menyatu dengan sentimen kesukuan.

Harus diakui, amat sulit melepaskan diri dari identitas seperti agama dan suku yang melekat pada pemilih. Tapi masyarakat semestinya bisa mengurangi faktor itu dalam menentukan pemimpin. Percuma saja memilih pemimpin yang satu identitas jika ia tak mampu memajukan daerah dan memberikan layanan terbaik bagi warganya.

Advertising
Advertising

Masyarakat juga berhak mendapat pemimpin yang sesuai dengan kepentingan daerahnya tanpa harus dikaitkan dengan percaturan politik nasional. Pemilih bisa mengabaikan "permainan politik" yang berupaya mengaitkan pilkada dengan pertarungan pemilihan presiden tahun depan. Dua hal itu tak harus dikaitkan, karena peta politik nasional jelas berbeda dengan peta politik tiap daerah.

Tak hanya menggunakan hak pilihnya secara cerdas, masyarakat pun perlu ikut mengawasi pilkada. Praktik politik uang sering dilakukan pada detik-detik menjelang pencoblosan. Kecurangan juga sering terjadi dalam penghitungan suara. Tim pendukung calon kepala daerah semestinya menghindari praktik kotor ini demi meningkatkan kualitas demokrasi.

Badan Pengawas Pemilu Daerah dan Komisi Pemilihan Umum Daerah harus memastikan proses pilkada berjalan jujur dan adil. Aturan main mesti ditegakkan tanpa pandang bulu. Mutu pilkada akan semakin bagus jika semakin bersih dari kecurangan. Kualitas demokrasi pun akan meningkat jika masyarakat semakin rasional dalam memilih pemimpin daerah.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya