Setelah Pilkada Usai

Penulis

Kamis, 28 Juni 2018 17:15 WIB

Seorang pemilih memasukkan surat suara saat pilkada di TPS 007 Gunung Brintik, Semarang, Rabu, 27 Juni 2018. Untuk meningkatkan minat warga mencoblos, panitia sengaja menyeting TPS seperti kuburan, lengkap dengan kostum horor, seperti pocong, kuntilanak, dan genderuwo. TEMPO/Budi Purwanto

Meski pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah di seluruh Indonesia sudah usai kemarin, tugas 152 juta pemilih masih jauh dari selesai. Kini saatnya semua warga bekerja keras, bersama pers dan elemen masyarakat sipil, mengawasi para kepala daerah yang terpilih dan memastikan janji-janji kampanye mereka dipenuhi.

Tentu saja hasil final pilkada itu masih harus menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum. Seperti biasa, akan ada kandidat yang menolak hasil pemilihan dan menggugat ke Mahkamah Konstitusi. Namun berbagai hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei sudah bisa memberi gambaran siapa kandidat yang dipercaya publik di berbagai kota, kabupaten, dan provinsi yang kemarin menggelar pilkada.

Janji Khofifah Indar Parawansa untuk mengembangkan ekonomi di kawasan selatan Provinsi Jawa Timur harus ditagih sejak hari pertama ia bekerja. Demikian juga janji Ridwan Kamil untuk memperbaiki manajemen kawasan resapan air di Bandung utara agar Kota Bandung tak lagi dilanda banjir. Janji Letnan Jenderal (Purn) Edy Rahmayadi untuk mengurangi kematian ibu dan anak di Sumatera Utara, serta janji Wayan Koster menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali, harus dikawal terus. Semua janji kampanye para kepala daerah terpilih itu harus dicatat dan terus diingatkan dari waktu ke waktu.

Kita sering kali melihat proses pemilihan kepala daerah--serta berbagai kontestasi elektoral lain di negeri ini--seperti menonton pacuan kuda. Meski seru dan memacu adrenalin, melihat pilkada dengan cara pandang semacam itu tidak produktif karena kerap membuat kita luput menelisik program kerja apa yang dijanjikan para calon kepada pemilihnya. Lama-kelamaan janji para kandidat pun seragam dan sekadar ada. Tak ada tawaran inovasi dan terobosan, karena toh publik tak memperhatikannya. Kondisi semacam ini berbahaya dan tak boleh dibiarkan.

Cara pandang lain adalah mengaitkan pemilihan kepala daerah dengan konstelasi politik nasional dan kalkulasi dukungan publik untuk partai ataupun tokoh tertentu dalam pemilihan legislatif dan presiden, April tahun depan. Ini tidak keliru, namun bisa menafikan arti penting pilkada buat konstituen politik di masing-masing daerah. Keberhasilan demokrasi pertama-tama harus diukur dari berhasil-tidaknya proses pemilihan memberikan dampak positif untuk masyarakat.

Advertising
Advertising

Karena itu, publik tak boleh larut dalam sujud syukur dan gegap-gempita pesta kemenangan para wali kota, bupati, dan gubernur terpilih. Sebagai pemilik kedaulatan yang sesungguhnya, tanggung jawab rakyat tidak berhenti di bilik suara. Rakyat mesti mengawasi para pemimpin baru agar tidak berkuasa dengan cek kosong.

Tradisi inilah yang harus dibudayakan dalam demokrasi kita. Pemilihan kepala daerah tak boleh hanya jadi rangkaian prosedur penentuan pemimpin setiap lima tahun. Semua pemangku kepentingan di daerah harus paham bahwa substansi proses itu adalah pemenuhan kepentingan publik. Demokrasi harus dimaknai sebagai sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dan melindungi hak-hak warga negara.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya