Risiko Keramba Jaring Apung

Penulis

Yonvitner

Kamis, 21 Juni 2018 07:15 WIB

Seorang wisatawan didampingi petugas melihat ikan hiu dalam keramba penangkaran milik Bali Shark di lepas pantai Pulau Serangan, Denpasar, Bali, 12 November 2016. Dua jenis hiu ditangkar sebelum nantinya dilepasliarkan kembali ke laut lepas saat sudah berukuran satu meter lebih. Johannes P. Christo

Yonvitner
Kepala Pusat Studi Bencana IPB

Rusaknya keramba jaring apung lepas pantai buatan Norwegia di Sabang, Aceh, yang diberitakan pada 21 Mei lalu, membuat kita tidak sekadar memikirkan dampaknya, tapi juga tata kelola usaha perikanan. Teknologi yang digadang-gadang akan menjadi solusi bagi kebangkitan budi daya laut di Indonesia itu ternyata masih harus beradaptasi dengan lingkungan perairan kita. Bagus di negeri orang belum tentu sesuai dengan negeri kita.

Proses adaptasi biasanya tidak memerlukan waktu yang sebentar, karena harus ditopang oleh riset yang berkaitan dengan faktor eksternal dan internal dalam budi daya laut. Informasi yang memadai amatlah penting karena akan menjadi bukti kuat dalam membuat keputusan. Salah sedikit, dampaknya bisa fatal.

Karena karakteristik perairan yang berbeda-beda, saya melihat upaya pengembangan budi daya laut di 12 juta hektare lahan potensial harus dilakukan secara hati-hati. Setidaknya kita mempertimbangkan tiga kelompok dampak dan risiko yang saling terkait, yakni dampak dan risiko dari alam, dari keberadaan teknologi, serta dampak sosial dan ekonomi dan kebijakan.

Mempertimbangkan risiko adalah bagian dari meminimalkan kegagalan. Potensi risiko yang muncul karena pengaruh alam sangat beragam. Perairan Sabang dan Pangandaran adalah daerah yang memiliki potensi risiko tinggi dari kegempaan. Tsunami yang pernah terjadi pada 2004 di Aceh dan pada 2006 di Pangandaran menjadi catatan untuk dipertimbangkan.

Advertising
Advertising

Memperhitungkan investasi yang besar di tengah potensi risiko yang juga besar adalah suatu keniscayaan. Jika kemudian budi daya laut di Sabang dan Pangandaran tumbuh menjadi besar, potensi kerusakan akan selalu membayangi. Jika memang kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan budi daya laut, harus dipastikan lokasi yang benar-benar aman (low risk) dari risiko bencana alam dan gelombang besar.

Risiko kedua yang mungkin terjadi adalah kegagalan teknologi keramba jaring apung. Teknologi yang teruji di Norwegia ini belum tentu cocok disalin untuk wilayah perairan Indonesia. Potensi kegagalannya dapat berupa pengaruh alam dan teknologi yang tidak layak untuk kawasan kita. Pengaruh alam, seperti pasang, gelombang, pola dan arah angin, serta pengaruh suhu terhadap daya tahan material, akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan dan material dasar keramba. Dalam kondisi seperti ini, jika teknologi dalam negeri sudah pernah ada dan telah diuji coba, ia mungkin akan lebih cocok, selain dapat memperkuat industri dalam negeri.

Potensi risiko yang lebih besar adalah ketidakcermatan dalam memilih lokasi. Lokasi yang benar-benar layak harus didukung informasi kelayakan kawasan. Dokumen kelayakan adalah bukti dalam penentuan dan penetapan lokasi. Studi kelayakan yang baik adalah yang minim risiko alam dan lingkungan.

Kegiatan budi daya laut yang kita kenal bukan pekerjaan baru di Indonesia. Berbagai upaya dalam skala kecil sampai besar sudah pernah dikembangkan, begitu juga pembaruan teknologi. Bahkan beberapa teknologi keramba jaring apung yang telah dicoba dan dipraktikkan di Indonesia seharusnya bisa diadopsi. Pelajaran dan pengalaman dari pemangku kepentingan penting untuk memastikan program tidak berakhir sia-sia dan terkesan dipaksakan.

Selain analisis kelayakan, analisis risiko menjadi latar dalam naskah akademis kebijakan. Program yang berpotensi menyumbang ekonomi hampir 6 persen dari total potensi ekonomi nasional ini merupakan program strategis. Untuk itu, proses pengembangannya harus dilakukan secara masif, koordinatif, integratif, dan responsif serta didasarkan pada sebuah cetak biru jangka panjang. Kelayakannya bukan semata dalam kalkulasi ekonomi, tapi juga fisik, biologi, ekologi, geografi, klimatologi, keuangan, sosial, dan kerekayasaan.

Keterlibatan pengusaha perikanan semestinya diberi prioritas agar pemerintah tidak menanggung beban risiko investasi yang besar. Peran perguruan tinggi dibutuhkan untuk memberikan justifikasi ilmiah yang baik. Adapun keterlibatan masyarakat penting untuk memastikan proses pengawasannya.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

4 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

25 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

33 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

37 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

52 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

53 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya