Rowling, Cormoran, dan London yang Gelap

Senin, 18 Juni 2018 15:27 WIB

Salah satu adegan dalam serial C.B. Strike. imdb.com

C.B STRIKE
Sutradara : Michael Keillor, Kieron Hawkes, Charles Sturridge
Skenario : Tom Edge, Ben Richards dan J.K Rowling
Berdasarkan tiga novel Cormoran Strike oleh Robert Galbraith/J.K Rowling
Pemain : Tom Burke, Holliday Grainger


Seorang penyanyi rock veteran yang sudah dimakan usia, digerogot alkohol dan narkoba itu mengenakan celana jins dan T-shirt tanpa lengan serta celak hitam di tepi mata. Dia menggandeng seorang perempuan berwajah pucat dan cahaya mata yang redup.

Di hadapannya, Penyanyi gaek itu menatap lelaki muda bertubuh tinggi menjulang dan berjalan agak diseret menatap rocker gaek itu dengan tajam. Si rocker dengan nada sinis mengatakan pada si pacar yang tampak pikirannya tengah melayang dibawa bubuk narkotik. “Saya dulu pernah tidur dengan ibunya. Perempuan sundal. Dan hasilnya cuma seperti ini, seorang lelaki yang berlagak menjadi Sherlock Holmes.”

Cukup satu tonjokan ringan membuat si rocker terpental. Si “Sherlock Holmes” modern itu meninggalkannya dengan kemarahan terpendam. Namanya Cormoran Strike (Tom Burke), seorang mantan anggota Royal Military Police Special Investigation Branch yang kini bekerja sebagai detektif swasta. Dia adalah veteran perang yang kehilangan kaki kirinya karena di hajar bom di Afganistan.

Sedangkan si rocker nyinyir itu adalah Jonny Rockeby, ayah biologis Strike yang merasa “kebetulan” menghamili salah satu penggemarnya. Mendengar ibunya dihina, tentu saja Strike meninju bapaknya yang selama hidup hanya pernah menemuinya dua kali.

Adegan ini adalah segmen pertama dari episode Career of Evil, novel serial Cormoran Strike karya J.K Rowling yang ke tiga. Pertemuan dengan bapak kandung itu sebetulnya bukan sesuatu yang amat penting bagi Strike, karena seperti yang selalu diutarakan Strike, dia muncul di dunia sebagai aksi “iseng-iseng berhadiah” rocker Rockeby dan ibunya , anggota groupie yang membuntuti penyanyi itu.
Salah satu adegan dalam serial C.B Strike. imbd.com

Strike kemudian lahir sebagai ‘anak di luar nikah’ , berkaki satu–dia mengenakan kaki palsu—dan bekerja sebagai detektif swasta yang terus menerus bokek hingga akhirnya suatu hari dia memecahkan kasus tewasnya Lula Landry (Episode pilot “The Cuckoo’s Calling”).

Digarap dengan plot yang cukup setia pada novel, penonton diperkenalkan pada Strike dan asisten barunya Robin Ellacot (Holliday Grainger), seorang perempuan muda cerdas yang baru saja bertunangan dengan kekasihnya. Kasus pertama yang mereka tangani adalah menyelidiki tewasnya super model Lula Landry yang jatuh dari gedung tinggi. Apakah dia bunuh diri, seperti yang sementara disimpulkan polisi dan media; atau dia didorong hingga terjatuh?

Cormoran Strike dan Robin Ellacot melakukan deteksi dengan gaya konvensional: wawancara, mempelajari hasil otopsi, forensik, dan melakukan deduksi. Yang membedakan serial yang diproduksi BBC dan kini tengah ditayangkan di saluran Cinemax (bagi penonton Indonesia) ini adalah: serial ini diadaptasi dari karya J.K Rowling.

Artinya?
Tentu saja ini bukan dunia sihir Harry Potter, tetapi J.K Rowling mempunyai sidik jari pada setiap protagonisnya: pasti mereka muncul sebagai “kaum tertindas”. Harry Potter adalah anak yatim piatu yang sejak bayi ditargetkan penyihir hitam terbesar dan tersakti Voldermort; sedangkan Cormoran Strike sejak awal diperkenalkan sebagai detektif swasta yang bukan cuma kehilangan kaki, tetapi juga kehilangan pacar pada bab awal novel Rowling.

Kita sudah dikondisikan akan jatuh kasihan pada protagonis Rowling. Tetapi tentu saja tantangan yang dihadapi protagonisnya, dalam hal ini Strike, akan selalu rumit dan tak kenal ampun. Para sutradara serial ini meski cukup setia dengan plot Rowling, menampilkan terjemahan yang menarik: musik yang kelam sekaligus sendu.

Dialog yang minim dan humor khas Inggris yang cerkas. Kecurigaan ditebar di beberapa tokoh, seperti halnya cerita detektif konvensional hingga pada akhir cerita pelaku kejahatan akan terkuak secara mengejutkan.

Hal lain yang membedakan serial detektif ini dengan serial prosedural lainnya, Cormoran Strike adalah kisah Strike, lengkap dengan kerumitan hidup pribadinya dan kepribadian yang tak mudah dipahami karena Strike seorang yang sangat ekonomis dengan kata. Dengan munculnya tokoh Robin yang sigap, ceria, dan senantiasa mengisi kelemahan Strike, pasangan ini sungguh pas dan kompak.

Tak heran jika pembaca (dan juga penonton) serial ini sangat berharap agar kedua tokoh ini suatu hari bersatu. Tapi Rowling terkenal sering membuat penggemarnya bukan sekedar penasaran, tapi bahkan kecewa dalam elemen romansa tokoh-tokohnya.

Rowling baru melahirkan tiga novel Cormoran Strike, dan konon dia masih akan menerbitkan 10 novel lagi. Produksi BBC ini menggarap satu judul novel menjadi dua episode televise. Novelnya yang kedua berjudul “Silkworm” adalah sebuah parodi bagi dunia Rowling: industry buku dan para penulis yang pongah.

Siapa lagi yang mahir mengejek dunianya sendiri kalau bukan penulis. Rowling sendiri pernah mengalami penolakan dari 12 penerbit besar sebelum akhirnya naskahnya diterbikan oleh Bloomsbury dan kini dia dinyatakan salah satu orang terkaya di dunia. JK Rowling. AP/Joel Ryan

Ketika seri Harry Potter selesai –meski Rowling masih menciptakan ‘spin-off’ semacam seri “Fantastic Beast and Where to Find Them”, Rowling tidak mengumumkan karya berikutnya. Seri Cormoran Strike berjudul “The Cuckoo’s Calling” muncul dengan nama pena Robert Galbraith dan penjualannya suam-suam kuku, meski isinya dipuji berbagai kritikus.

Sambutan suam kuku ini bukan karena isinya yang kurang menarik tapi apa boleh buat : kadang-kadang nama penulis memang sering menjadi daya Tarik pembaca. Begitu ada kebocoran tak sengaja dari salah satu tim J.K Rowling, maka dengan segera tersebarlah gosip bahwa Robert Galbraith adalah J.K Rowling. Dan setelah ketelanjuran itu diakui, maka penjualan novel Strike melejit 4000 persen.

Serial ini sendiri masih berlangsung. Bukan hanya cerita Rowling aka Galbraith saja yang kuat, melainkan kekompakan aktor Tom Burke yang magnetik dan simpatik bersama Holliday Grainger itu sungguh mengasyikkan.

Pada segmen terbaru Career of Evils—novel Strike yang paling gelap—kita semakin mengenal latar belakang Robin dan masa lalunya yang semakin membuat Burke semakin yakin: dia harus selamanya menjadi partner dalam kerja, karena segala yang dilakukan untuk pencarian orang jahat menjadi semacam katarsis bagi Robin yang pernah mengalami sesuatu yang buruk di masa lalu.

Bagi mereka yang ingin mengisi liburan dengan menyaksikan detektif Strike dan pasangannya Robin tinggal menyalakan saluran Cinemax.

Advertising
Advertising

LEILA S. CHUDORI

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya