Kusut di Badan Pembina Pancasila

Penulis

Senin, 11 Juni 2018 07:15 WIB

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan secara tertutup dengan pimpinan MPR di ruang delegasi Plaza Nusantara V gedung parlemen, Jakarta, 14 Maret 2018. Tempo/Imam Hamdi

Mundurnya Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila Yudi Latif mempertontonkan kekusutan di lembaga yang masih belia itu. Yudi mundur ketika publik belum merasakan manfaat kehadiran badan yang bertanggung jawab langsung kepada presiden tersebut.

Presiden Joko Widodo mengangkat Yudi sebagai Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pemantapan Ideologi Pancasila pada Juni tahun lalu. Presiden membentuk unit khusus itu untuk memadamkan intoleransi ataupun kelompok anti-Pancasila yang berkembang di masyarakat. Maret lalu, unit kerja itu berubah menjadi Badan Pembina Ideologi Pancasila. Sampai Yudi mundur, intoleransi ataupun radikalisme masih merebak.

Sejak gagasan pembentukan lembaga ini mencuat, tak sedikit yang ragu akan urgensi serta efektivitasnya. Pelbagai kalangan memandang pembentukan lembaga pembinaan pemahaman Pancasila bukanlah jawaban atas intoleransi dan radikalisme. Hal itu justru kembali mengingatkan orang akan organ "indoktrinasi" pada masa Orde Baru.

Alasan Yudi mundur, yakni karena kepemimpinan BPIP perlu penyegaran, sulit dicerna logika. Toh, seperti halnya badan yang ia pimpin, Yudi masih segar bugar. Spekulasi pun mencuat karena Yudi mundur tak lama setelah BPIP menjadi sorotan. Terakhir, yang disorot adalah "gaji" pengurus badan tersebut yang terbilang "wah". Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2018, gaji ketua dan anggota Dewan Pengarah adalah Rp 112,5 juta dan Rp 100,8 juta. Adapun gaji kepala badan tersebut sebesar Rp 76,5 juta.

Penjelasan Yudi, bahwa Dewan Pengarah dan Pelaksana belum mendapat "hak keuangan" setelah setahun bekerja, malah memicu spekulasi lain bahwa ternyata perencanaan serta pengelolaan lembaga ini tidak matang. Lebih mendasar lagi, hal itu memunculkan pertanyaan tentang komitmen para pengurus badan tersebut.

Advertising
Advertising

Tidak elok pula bila pemimpin lembaga pembina ideologi yang "luhur" itu mundur gara-gara urusan gaji yang belum cair. Lain cerita bila Yudi mundur karena alasan yang lebih prinsipil, publik boleh jadi akan mengapresiasi ikhtiar dia selama menjabat serta pilihannya untuk mundur.

Jika spekulasi semacam itu dibiarkan liar, dukungan publik atas agenda penguatan ideologi negara bisa memudar. Karena itu, pemerintah harus segera memperjelas masalah serta mencari jalan keluarnya. Lebih penting dari sekadar memadamkan bara di dapur BPIP, Presiden Joko Widodo seyogianya memikirkan ulang keberadaan lembaga tersebut.

Pengalaman di banyak negara membuktikan intoleransi dan radikalisme tumbuh subur di tengah ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, serta lemahnya penegakan hukum. Karena itu, alih-alih membentuk badan pembinaan ideologi, pemerintah Joko Widodo sebaiknya berfokus mengurangi ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sosial sembari menindak tegas kelompok intoleran dan radikal yang melanggar hukum.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya