Melawan Terorisme

Penulis

Senin, 14 Mei 2018 07:15 WIB

Petugas memeriksa lokasi ledakan bom di sebuah gereja di Surabaya, 13 Mei 2018. AP/Trisnadi

Serangan bom bunuh diri di Surabaya menunjukkan gerombolan orang yang berideologi maut tak berhenti mencari kelengahan kita. Ledakan bom secara beruntun di tiga gereja di Surabaya yang menewaskan 13 orang--enam pelaku dan tujuh korban masyarakat--serta melukai 45 orang itu juga memperlihatkan lemahnya kerja intelijen. Lembaga yang berwenang menangani terorisme--Badan Intelijen Negara, Kepolisian RI, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme--gagal mencegah perbuatan jahat mereka.

Semestinya, setelah teroris berulah dan membunuh lima polisi di Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian RI di Depok pada pekan lalu, BIN bersama Polri dan BNPT segera melakukan antisipasi. Memang, setelah insiden di Mako Brimob, polisi menangkap sejumlah orang di Bekasi, Karawang, dan Cianjur. Meski begitu, polisi gagal mengantisipasi pergerakan jaringan teroris ini sehingga pengeboman laknat terjadi.

Serangan di Surabaya, juga di Mako Brimob dan serangan lain yang mengiringi, seperti diungkapkan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, dilakukan oleh Jamaah Ansharud Daulah dan Jamaah Ansharut Tauhid, yang berbaiat kepada kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok ini amat jahat. Di antaranya mereka bertanggung jawab atas bom di Terminal Kampung Melayu dan bom di Jalan Thamrin, Jakarta.

Bom Surabaya menandakan bahwa ISIS telah mengaktifkan sel-sel yang selama ini "tidur". Gerakan baru ini, menurut polisi, bahkan mulai melibatkan wanita dan anak-anak. Jika benar, ini mencerminkan bahwa teologi maut telah menjadi bagian dari pendidikan keluarga pelaku.

Pelibatan anak-anak ini memberikan pesan kepada kita untuk terus melakukan deradikalisasi. Pemerintah dan masyarakat harus bergerak cepat agar generasi milenial tak sampai dipengaruhi oleh ideologi teror. Radikalisasi perlu ditangkal di hulu dan hilir.

Advertising
Advertising

Masyarakat dan organisasi keagamaan seharusnya mulai mengutuk secara terbuka dan lantang, orang ataupun kelompok yang menyebarkan ajaran kekerasan dan permusuhan terhadap kelompok lain. Jangan sampai kelompok radikal bisa seenaknya mengasosiasikan diri dengan suku, golongan, atau agama tertentu. Mereka mesti dipojokkan secara sosial. Selain itu, aparat mesti tegas menindak pelaku anjuran kekerasan, terutama di media sosial, yang jelas-jelas melanggar hukum.

Publik dan aparat seyogianya bersatu-padu menekan berkembangbiaknya ideologi kekerasan yang berbasis kepercayaan dan agama. Tapi gagasan merevisi Undang-Undang Terorisme ataupun penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang untuk melibatkan TNI dalam penanganan terorisme, serta memberi kewenangan kepada polisi untuk menangkap orang tanpa bukti awal yang kuat, mesti ditentang. Terorisme kita kutuk dan lawan, tapi upaya penanggulangan teror janganlah sampai melawan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya