Pendidikan dari dan untuk Semua

Penulis

Najelaa Shihab

Rabu, 2 Mei 2018 07:30 WIB

suasana belajar mengajar di sekolah

Najelaa Shihab
Inisiator Jaringan Semua Murid Semua Guru

Pendidikan sering kali dipersalahkan atas banyak fenomena. Minimnya pemahaman dan produktivitas yang rendah merupakan bagian dari "hasil pendidikan" kita dalam berbagai usia. Di antara murid kelas II sekolah dasar, ada 20,7 persen yang lancar membaca tapi tidak memahami bacaan dan 5,8 persen tidak bisa membaca sama sekali (EGRA, 2014). Di antara populasi warga Jakarta usia 16-65 tahun, ada 70 persen yang hanya mampu membaca kalimat dengan topik yang familier tanpa memahami struktur kalimat atau paragraf (OECD, 2016).

Selama puluhan tahun, sudah banyak program pendidikan yang kita jalankan. Peningkatan akses menjadi strategi utama yang dituju oleh semua pemangku kepentingan, dari pembangunan sekolah inpres pada 1973 hingga distribusi Kartu Indonesia Pintar beberapa tahun belakangan. Capaian partisipasi pendidikan usia 6-22 tahun naik 7 persen sejak 2006 dan kesenjangan gender berkurang signifikan (Bappenas, 2015). Tapi akses semata tidak cukup menjadi landasan pembangunan berkelanjutan. Banyak anak menempuh "jembatan kertas" yang rapuh-secara kasatmata telah "terdidik" tapi belum mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Kenyataan ini mudah sekali berujung pada penyalahan murid dan guru di sekolah. Padahal, dalam banyak situasi, justru mereka sangat membutuhkan dukungan. Jumlah orang yang "berada di sekolah" rata-rata hanya 20 persen dari total penduduk suatu negara. Pembebanan tanggung jawab pendidikan secara berlebihan kepada mereka adalah salah kaprah dan melupakan 80 persen kekuatan kita.

Kita sering lupa bahwa pendidikan merupakan proses kompleks yang terjadi dalam ekosistem multisektor yang saling mempengaruhi. Pendidikan berkaitan dengan kesehatan, kemiskinan, lingkungan, dan ribuan aspek kemanusiaan lain yang menjadi tantangan sekaligus kesempatan. Anak tumbuh di lembaga formal atau nonformal, tapi juga terdidik lewat pola pengasuhan keluarga dan nilai budaya masyarakat. Anak belajar dari media yang dikonsumsinya dan semua orang dewasa di sekitarnya.

Advertising
Advertising

Dalam revolusi industri masa kini, ciri kolaborasi menjadi syarat terjadinya disrupsi. Dalam pendidikan, "tradisi" bekerja sendiri masih dominan. Di tingkat sekolah, hanya 36 persen orang tua yang merasa perlu hadir secara rutin di sekolah saat tidak ada masalah dan hanya 44 persen pemimpin lembaga yang melibatkan komite sekolah dalam pengambilan keputusan (RAND, 2012). Di tingkat negara, warga melepaskan tanggung jawabnya kepada pemerintah karena terlena lantaran 20 persen dari APBN telah dianggarkan untuk pendidikan, yang apabila ditotal sebetulnya hanya 3,3 persen dari produk domestik bruto kita (Kearney, 2014).

Salah satu perubahan esensial yang perlu terjadi dalam ekosistem pendidikan kita adalah kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua. Semua murid semua guru. Demi akselerasi perbaikan, sikap saling menyalahkan perlu digantikan dengan kerja bareng dan pelibatan berkelanjutan antar-pemangku kepentingan. Tanpa publik yang peduli, banyak inovasi yang gagal sebelum dimulai karena direspons dengan acuh tak acuh. Tanpa publik yang melakukan aksi, pendidikan akan selalu terjebak dalam tujuan-tujuan jangka pendek dengan agenda perubahan yang dipaksakan.

Pengalaman beberapa negara, dari Finlandia dan Singapura hingga Tunisia, menunjukkan bahwa reformasi pen didikan membutuhkan pelibatan publik secara berkelanjutan. Pelajaran utama yang dapat dipetik dari mereka adalah ihwal bagaimana menghargai keberagaman dan memberdayakan pelaku serta peran pendidikan. Penekanan yang berlebihan pada struktur formal dan standardisasi yang berdasar administrasi sudah terbukti merugikan konteks yang punya keunikan tersendiri. Penyeragaman akan terus menumbuhkan perasaan "dikorbankan" pada sebagian teman yang terpinggirkan.

Tanggung jawab utama kita adalah kepentingan anak dan kesadaran bahwa pemenuhan hak serta kebutuhannya berdampak puluhan tahun ke depan. Indonesia pada 2045 sudah hadir hari ini melalui apa yang terjadi pada anak-anak kita di ruang kelas, ruang keluarga, dan ruang publik setiap hari.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

12 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

33 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

41 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

45 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya