Manuver 212 Jokowi

Penulis

Senin, 30 April 2018 07:30 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Dewan Pembina Majelis Dzikir Hubbul Wathon KH Ma'ruf Amin dan Ketua Umum Hubbul Wathon KH Mustofa Aqil, menabuh bedug ketika membuka Zikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 21 Februari 2018. Presiden Jokowi menghadiri Rakernas I Hubbul Wathon yang turut dihadiri ratusan kiai dan ulama se-Indonesia. ANTARA/Wahyu Putro A

Pertemuan diam-diam Presiden Joko Widodo dengan sejumlah ulama yang menggerakkan demonstrasi 212, di Istana Bogor, Ahad dua pekan lalu, adalah manuver politik yang tak elok. Menjelang pemilihan umum tahun depan, pertemuan itu bisa dianggap sebagai upaya Jokowi mengakomodasi politik identitas dan memberi panggung kepada kelompok yang jelas-jelas mempolitisasi agama.

Apalagi, dalam pertemuan itu, para ulama yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni 212 sempat meminta Presiden menghentikan proses hukum atas pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Syihab. Sampai hari ini, Rizieq mengasingkan diri di Arab Saudi untuk menghindari panggilan polisi dalam perkara pornografi. Jika permintaan Alumni 212 itu dikabulkan, Jokowi bisa dituduh mengintervensi kerja penegak hukum.

Untung saja juru bicara presiden, Johan Budi S.P., cepat-cepat membantah spekulasi itu dan memastikan Presiden tak akan memerintahkan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mencabut status tersangka Rizieq Syihab.

Presiden Jokowi boleh saja beralasan pertemuannya dengan ulama 212 dimaksudkan untuk mencairkan ketegangan politik dan mencegah pemilihan umum tahun depan menjadi arena hidup-mati alias zero-sum game. Namun, jika diniatkan seperti itu, pertemuan seyogianya diadakan terbuka untuk umum-tanpa rahasia.

Kita semua tahu, sejak pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun lalu, atmosfer politik Indonesia penuh virus ujaran kebencian dan hasutan dengan menyalahgunakan identitas agama. Masyarakat dibuat terkotak-kotak dan saling curiga dengan penyebaran hoaks dan disinformasi yang mengeksploitasi sentimen agama. Politik identitas semacam ini tak boleh dibiarkan.

Advertising
Advertising

Sebagai presiden, Jokowi bisa saja berusaha mendinginkan situasi dengan merangkul semua golongan dan memastikan semua kelompok didengarkan. Namun langkah-langkah rekonsiliasi yang digagasnya tak boleh memberi kesan bahwa ia mengakomodasi kubu intoleran.

Jangan sampai Presiden seolah-olah tutup mata terhadap tindakan sekelompok orang yang jelas-jelas menggunakan kekuatan massa untuk menekan para penegak hukum. Vonis 2 tahun penjara untuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, misalnya, tak akan terjadi jika tidak ada dua kali demonstrasi besar di depan Istana Merdeka pada akhir 2016.

Dalam perkara ini, Presiden Jokowi memang harus pandai-pandai meniti buih agar badan selamat sampai ke seberang. Buang jauh-jauh gagasan untuk mengail efek elektoral dari pertemuan tertutup dengan pentolan aksi 212 itu. Jika tebersit niat semacam itu, Jokowi bisa dituding menghalalkan segala cara demi kemenangan politik semata.

Presiden harus menyadari bahwa pemilihan kepala daerah akhir Juni mendatang dan pemilihan umum tahun depan adalah ujian besar untuk masa depan Indonesia. Jika para politikus yang berjualan agama dan menafikan rasionalitas berhasil mendapatkan suara mayoritas, bangsa kita akan tetap terjebak dalam perangkap politik identitas. Publik akan terus terpolarisasi berdasarkan keyakinan agamanya, dan kemajuan kita akan terhambat oleh hilangnya akal sehat.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya