Anggaran Jumbo DPR

Penulis

Senin, 16 April 2018 07:30 WIB

Usul Proyek Gedung DPR Kembali Menguat

Permintaan Dewan Perwakilan Rakyat agar anggarannya ditambah sebesar Rp 2 triliun pada 2019 sangatlah tidak wajar. Anggaran DPR akan menggelembung menjadi Rp 7,7 triliun dari sebelumnya Rp 5,7 triliun (2018) dan Rp 4,8 triliun (2017). Usul kenaikan yang fantastis ini diajukan di ujung masa tugas mereka yang akan berakhir pada April 2019.

Penambahan anggaran DPR tak bisa dihindari, mengingat ada tambahan pimpinan sebagai implikasi dari perubahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Demikian pula, penambahan 15 anggota Dewan sehingga menjadi 575, seturut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, tentu menimbulkan biaya baru. Tapi kenaikan sebesar itu sungguh tak masuk akal.

DPR berdalih, selain untuk biaya rutin, tambahan yang signifikan tersebut dibutuhkan buat pembangunan gedung baru beserta alun-alun Dewan. Padahal rencana itu sudah berkali-kali ditolak masyarakat karena dipandang bukan prioritas.

Semestinya DPR bisa mengerem nafsu menghabiskan uang rakyat. Ketimbang memboroskan anggaran belanja yang saat ini sedang diperlukan untuk pembangunan dan pemerataan, lebih terpuji jika DPR melakukan penghematan, seperti menunda kenaikan gaji dan tunjangan atau mengurangi studi banding ke luar negeri, yang terbukti tidak banyak manfaatnya. Apalagi defisit anggaran masih sangat besar, yaitu Rp 300 triliun lebih per tahun.

Dewan semestinya malu meminta tambahan anggaran sementara kinerja masih tetap jeblok. Sebagai contoh, dari 49 rancangan undang-undang yang masuk Program Legislasi Nasional 2017, hanya 17 yang dirampungkan DPR menjadi undang-undang. Sedangkan pada 2018, DPR cuma menambah dua RUU baru untuk dibahas. Selebihnya adalah tunggakan lama.

Advertising
Advertising

Dalam hal pemihakan kepada rakyat secara langsung, upaya Dewan juga terasa kurang. Pada 2018 terjadi peningkatan anggaran di sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan rakyat. Misalnya di bidang pendidikan, yang naik dari Rp 414 triliun menjadi Rp 440 triliun, dan bidang infrastruktur, yang naik Rp 21 triliun menjadi Rp 409 triliun. Namun kenaikan anggaran di berbagai sektor, termasuk kesehatan, kedaulatan pangan, dan transfer daerah, ini lebih merupakan inisiatif pemerintah.

Demi kemaslahatan masyarakat, Dewan harus membatalkan usul penambahan anggaran jumbo itu. Lebih baik DPR pada akhir masa kerjanya berkonsentrasi menuntaskan tugas politiknya. Tumpukan rancangan perundang-undangan harus menjadi prioritas untuk diselesaikan. Jangan sampai mengulang anggota Dewan periode sebelumnya, yang mewariskan RUU untuk diselesaikan anggota Dewan periode berikutnya.

Pemerintah juga perlu lebih berani menolak permintaan Dewan yang berlebihan ini. Pos-pos anggaran yang tidak penting dan merupakan pemborosan harus dipangkas. Ketimbang digunakan untuk hal-hal yang kurang berguna, lebih baik uang itu dimanfaatkan sepenuhnya buat kepentingan rakyat banyak.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

6 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

27 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

35 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

39 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

54 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

55 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya