Bijak Soal Cacing pada Ikan Kalengan

Penulis

Senin, 2 April 2018 07:30 WIB

Video yang memperlihatkan sejumlah cacing di dalam ikan sarden kalengan ini beredar viral di masyarakat melalui berbagai media sosial. Atas laporan masyarakat dalam sepekan terakhir, BBPOM Pekanbaru kemudian melakukan inspeksi mendadak dan uji laboratorium. Youtube.com

Badan Pengawas Obat dan Makanan perlu lebih hati-hati dalam menyampaikan temuannya soal cacing dalam produk ikan makerel kalengan. Pengumuman lembaga ini pada Rabu pekan lalu telah menimbulkan kepanikan di masyarakat dan mengancam kelangsungan industri pengalengan di dalam negeri. Ibarat hendak menangkap seekor tikus, tindakan BPOM justru menyulut kebakaran di seluruh lumbung.

Kelemahan utama rilis BPOM adalah tidak tegasnya penjelasan lembaga ini mengenai dampak temuan cacing dalam produk ikan kalengan buat kesehatan kita. Khalayak dibuat bingung ketika Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan sejumlah pakar parasitologi mementahkan temuan BPOM dengan menjelaskan bahwa cacing anisakis yang ditemukan dalam produk ikan makerel pada dasarnya tidak berbahaya. Pasalnya, parasit itu mati pada suhu 63 derajat Celsius, sementara standar pemanasan pada pengalengan ikan mencapai 121 derajat Celsius.

Apalagi cacing yang sama juga kerap dijumpai pada sebagian besar ikan karnivora, seperti kerapu, kembung, dan kuwe. Infeksi cacing anisakis, yang biasanya terasa sebagai nyeri perut, merupakan sesuatu yang biasa ditemukan di Jepang yang warganya gemar melahap ikan mentah. Semua penjelasan penting itu, sayangnya, tidak disampaikan oleh BPOM ketika mereka merilis temuannya kepada publik. Padahal informasi tambahan semacam itu bisa mencegah kepanikan dan dampak lain yang tak seharusnya terjadi.

Yang juga patut disesalkan, di tengah kesimpang-siuran mengenai dampak kesehatan dari temuan ini, BPOM malah memilih untuk mengumumkan 27 merek produk ikan kalengan yang tercemar cacing. Alih-alih menenangkan, pengumuman itu membuat masyarakat kian panik. Muncul persepsi bahwa semua produk ikan kalengan di pasar sudah tercemar. Produk tuna dan sarden kalengan pun ikut-ikutan diturunkan dari rak penjualan.

Akibatnya, hanya dalam hitungan hari setelah BPOM melansir pengumuman itu, Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) melaporkan 26 pabrik pengalengan ikan berhenti beroperasi. Ribuan pekerja terancam dirumahkan. Jutaan ton ikan terbuang percuma.

Advertising
Advertising

Agar kondisi tak memburuk, koordinasi dan komunikasi di antara para pemangku kepentingan perlu diperbaiki. Pihak industri pengalengan ikan harus menggandeng BPOM dan kementerian terkait--terutama Kementerian Kesehatan-untuk bersama-sama menjernihkan kesimpang-siuran di masyarakat.

Walau dinilai tak berbahaya, temuan cacing anisakis pada ikan makerel kalengan tentu tak boleh terjadi lagi. Temuan cacing di luar tubuh ikan yang dikalengkan mengindikasikan terjadinya pencemaran saat pengolahan. Artinya, industri pun harus segera berbenah.

Dengan segala kekurangannya, kejelian pemantauan BPOM mengungkap temuan cacing dalam ikan kalengan tetap perlu diapresiasi. Bagaimanapun, lembaga ini memang mendapat mandat mengawasi semua produk obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat. Dengan perbaikan pada metode komunikasi publiknya, BPOM akan menjadi lembaga yang jauh lebih kredibel dan tepercaya.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

22 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya