Militerisme dan Geopolitik

Selasa, 27 Maret 2018 07:00 WIB

Anggota TNI mengibarkan bendera Merah Putih saat pengukuhan nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, 10 Januari 2018. Kapal perang ini merupakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru TNI untuk memperkuat poros maritim Indonesia. ANTARA

Seno Gumira Ajidarma
Panajournal.com

Konsep yang secara ilmiah telah gugur tidak dengan sendirinya mati. Sebaliknya, ia justru bisa tetap hidup dan berkembang meskipun menjadi ketersesatan pikir karena menguntungkan kepentingan politik identitas pihak yang membutuhkannya. Demikian yang terjadi pada rasisme, begitu pula pada Geopolitik. Maka, perlu segera dipisahkan antara geopolitik sebagai peminatan ilmu pengetahuan yang mempertimbangkan ruang dalam pengertian tata politik dunia atau ilmu bumi politis (political geography) dan Geopolitik sebagai pemikiran yang tumbuh di Jerman tahun 1930-an.

Kekeliruan yang dibuat Friedrich Ratzel (1844-1904) ini mengalihkan konsep Raum (ruang) kelompok-kelompok politik, menjadi Lebensraum (ruang untuk hidup) yang dimanfaatkan kaum geopolitikus. Jika konsep Raum merupakan wacana ilmu bumi tentang perbatasan negara, konsep Lebensraum menganggap negara merupakan organisme alamiah yang membenarkan penguasaan ruang geografis berdasarkan hukum alam sebagai pengembangan gagasan Darwinian (Smith dalam Bullock & Trombley, 1999: 364).

Hukum alam? Paham ini menjadi cara membenarkan peperangan dan menjadi alasan utama untuk melakukan militerisasi di seluruh negeri. Peperangan telah menggiring pendapat para ahli ilmu bumi ke bidang politik praktis. Inilah Geopolitik yang bukan geopolitik, melainkan gubahan militerisme yang menganggap perang sebagai segi penting politik dan ilmu bumi, yang mencampuradukkan ilmu bumi politik dan kesetiaan politik. Tidak hanya kaum nasional-sosialis Nazi di Jerman, Karl Haushofer (1869-1946) pada 1923 juga menulis tentang Dai Nippon atau Nippon Raya, yang kelak meminjam konsep-konsep geopolitik dalam politik ekspansinya (Whittlesey dalam Earle, 1962 [1943]: 317-23).

Apakah Indonesia Raya di wilayah sendiri sama dengan Jerman sebagai Imperium Ketiga atau Nippon Raya semasa Perang Dunia II? Semestinya tidak. Namun kita belum memeriksa konsep "raya" itu. Apakah sungguh berbeda atau sama saja dengan "raya" pada Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam ekspansionisme fasis Dai Nippon.

Advertising
Advertising

Kemegahan dan kebesaran dalam pengertian "raya" itu, melalui konsep Haushofer, adalah (a) Autarki, cita-cita memenuhi sendiri kebutuhan ekonomi nasional karena setiap kesatuan politik harus menghasilkan segala keperluannya; (b) Lebensraum, hak suatu bangsa atas ruang yang cukup bagi penduduknya; (c) Panregions, pencaplokan bagian-bagian dunia berdasarkan imajinasi tentang pembagian wilayah kebudayaan, perdagangan, dan pengelompokan politik; (d) Perbatasan, bahwa negara berhak atas perbatasan-perbatasan alam melampaui perbatasan-perbatasan politiknya.

Dalam kombinasi konsep-konsep ini-"senapan untuk mentega" dalam Autarki, kodrat kematian negara-negara kecil dalam Lebensraum, pengesahan bagi penaklukan wilayah-wilayah di luar negerinya dalam Panregions-dan karena itu batas dengan negara tetangga bisa diubah dalam konsep Perbatasan, ditampilkan kembali dengan dalil-dalil "ilmiah" agar menjadi sahih bahwa angkatan perang harus dibangun dan berlaku agresif demi keselamatan nasional.

Sejak awal, Geopolitik berjalin erat dengan perang, tumbuh di negara militer, dan perkembangannya dipimpin orang-orang militer. Propaganda pemutarbalikan dan kedok "pelaksanaan ilmu bumi" tidak pernah dapat menutupi fakta Geopolitik sebagai resep satu macam adonan: politik kekuatan dan agresi (ibid., 323-33).

Melampaui era para pemikir Perang Dingin, seperti Henry Kissinger dan Zbigniew Brzezinsky, telah dikenal spesialis geopolitik pada awal abad ke-21, seperti Leonid Ivashov dan Vladimir Karyakin, maupun pakar meta-geopolitik Nayef Al-Rodhan yang membuat kombinasi dimensi geopolitik baru dan tradisional demi pandangan atas relasi kuasa multidimensional. Jelas ini menjauh dari "geopolitik negatif" tahun 1930-an dan setidaknya menjejaki topik-topik akhir abad ke-20, yakni (a) struktur hierarkis dan regional kekuasaan negara; (b) peran imajinasi geografis dalam membentuk ideologi negara yang membenarkan tindakan teritorial spesifik; (c) ekonomi politis dalam perilaku negara, tempat hubungan-hubungan antara proses akumulasi kapital, kompetisi sumber daya, dan kebijakan luar negeri dianalisis sebagai bagian dari sistem global yang tunggal dan saling tergantung (Smith, op.cit., 364).

Kekuatan militer dapat dilibatkan dalam "tindakan teritorial spesifik", tapi secara umum wacana geopolitik kontemporer tidak membawa militerisme. Ketersesatan militerisme dalam Geopolitik perlu diungkapkan kembali karena yang tampak sebagai nasionalisme bagi orang awam cukup mudah dibelokkan ke dalam tujuan kelompok-bahkan pribadi-sendiri. Indonesia Raya, sebagai nama lagu kebangsaan maupun partai mana pun, adalah bahan kajian wajib untuk memeriksa karakter geopolitik macam apa yang ada di dalamnya. Ini supaya kita tidak tersesat.

Berita terkait

Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

2 hari lalu

Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

Terowongan silaturahmi yang dikunjungi Paus Fransiskus bukan sekadar untuk penyeberangan, melainkan juga simbol toleransi antarumat beragama

Baca Selengkapnya

Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

9 hari lalu

Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

Kelompok rentan disabilitas, lanjut usia, juga ibu hamil bisa menikmati layanan antar-jemput Benteng Vredeburg Yogyakarta mulai awal Agustus 2024

Baca Selengkapnya

Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

10 hari lalu

Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

Kedua pria tersebut mendorong bongkahan formasi batuan kuno ke tepi tebing dekat Redstone Dunes Trail di Area Rekreasi Nasional Danau Mead Nevada.

Baca Selengkapnya

Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

11 hari lalu

Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

Warga yang mencari lowongan kerja atau pelatihan meningkatkan keahlian dapat melihat informasi di laman milik dinas yang mengurusi ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

13 hari lalu

PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

Cak Imin merespon peluang pencalonan Anies oleh PDIP untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

28 hari lalu

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

elaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati mengatakan mayoritas kemasan galon air minum yang digunakan masyarakat memiliki potensi terkontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA.

Baca Selengkapnya

Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

38 hari lalu

Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

Dalam sidang PK Saka Tatal, Liga Akbar mencabut seluruh BAP yang ia berikan dalam kasus Vina Cirebon. Merasa lebih tenang.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

41 hari lalu

Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

Sebagai sebuah pembahasan, buku ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.

Baca Selengkapnya

Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

52 hari lalu

Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Baca Selengkapnya