Waspadai Gejolak Kurs Rupiah

Penulis

Selasa, 6 Maret 2018 06:30 WIB

Ilustrasi bursa efek dan kurs Rupiah. Getty Images

Pemerintah dan Bank Indonesia harus waspada dan cermat dalam menyikapi jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sikap tenang pemerintah untuk menjaga dinamika pasar sangat diperlukan, di tengah upaya BI mengendalikan volatilitas rupiah melalui serangkaian kebijakan moneter.

Tak bisa dimungkiri bahwa rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) berulang kali menggoyang pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kali ini, rupiah bergerak di interval 13.700-13.800 per dolar Amerika, atau sudah berada di bawah nilai fundamentalnya. Gejolak ini diperkirakan terus terjadi hingga The Fed merealisasi rencananya untuk menaikkan suku bunga acuan, pertengahan bulan ini.

Lesunya rupiah memang berdampak buruk pada banyak hal. Yang terasa dalam jangka pendek adalah kenaikan biaya impor, baik untuk bahan baku maupun barang modal. Jika pelemahan rupiah terus berlanjut, industri berbasis bahan baku impor bakal terbebani. Dampak lainnya adalah inflasi akibat kenaikan harga barang impor serta pembengkakan subsidi energi.

Risiko yang tak kalah krusial ada pada utang luar negeri serta proyek-proyek pemerintah yang mengandalkan pinjaman asing dan bahan baku atau barang modal impor. Tercatat utang luar negeri yang jatuh tempo tahun ini mencapai Rp 390 triliun atau 17,56 persen dari nilai belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Dengan kurs dolar di atas asumsi APBN pada level 13.400, anggaran untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo jelas bakal membengkak.

Jalannya proyek infrastruktur yang sarat barang modal impor juga terancam. Membengkaknya biaya bisa berujung pada dua hal: jalan terus dengan risiko kenaikan investasi di luar perencanaan dan beban besar di kemudian hari atau disetop dengan konsekuensi target jangka panjang pemerintah terancam.

Advertising
Advertising

Menghadapi risiko-risiko tersebut, pemerintah harus berupaya ekstra untuk menenangkan pasar, terutama dari aksi spekulan yang giat berburu dolar. Dengan fundamental ekonomi yang cukup baik, pemerintah bisa meyakinkan investor besar untuk menahan dananya di pasar domestik.

Pemerintah juga harus segera meninjau ulang pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sarat dengan beban dolar. Semangat efisiensi serta upaya lindung nilai (hedging) yang sempat digaungkan beberapa tahun lalu perlu digenjot dan diawasi realisasinya, demi menghindari kerugian besar akibat gejolak kurs rupiah. Secara simultan, strategi BI untuk menstabilkan rupiah melalui operasi pasar terbuka perlu dilakukan secara cermat agar tak menggerus cadangan devisa secara berlebihan.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

1 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

10 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

31 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

39 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

43 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

58 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

59 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya