Momentum Revitalisasi Danau dan Waduk

Penulis

Nirwono Joga

Kamis, 1 Maret 2018 06:38 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berfoto bersama saat menghadiri Festival Danau Sunter, di Jakarta Utara, 25 Februari 2018. TEMPO/Maria Fransisca

Nirwono Joga
Kemitraan Kota Hijau

Dalam Festival Danau Sunter pada Ahad lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno adu cepat dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Susi menggunakan paddle board, sementara Sandiaga berenang. Susi menang telak dalam lomba itu. Hal ini membawa konsekuensi bagi Sandi untuk merevitalisasi situ, danau, dan waduk (SDW) di Jakarta.

SDW memiliki tipologi berupa media tampungan air, daerah penyangga sempadan air selebar 50-100 meter (untuk menampung luapan air), dan daerah tangkapan air (hujan). Luas dan kedalaman SDW ditentukan oleh bentuk morfologi (memanjang, bundar, berbentuk jari), fluktuasi ketinggian air, tingkat sedimentasi, air masuk dan keluar di per-mukaan, serta beban nutrien yang masuk ke perairan.

Sumber air SDW berasal dari air permukaan, termasuk hujan, dan/atau air tanah dalam bentuk ekosistem perairan tawar yang terbuka dan dinamis. Kuantitas dan kualitas air berhubungan dengan sistem tata air dan saluran air wilayah serta dipengaruhi tipe pemanfaatan badan air dan lahan di dalam wilayah tangkapan air.

Ada berbagai permasalahan SDW di Jakarta dan sekitarnya. Masalah itu antara lain pendangkalan/sedimentasi (42 persen); berubah menjadi sawah/kebun, permukiman, perniagaan, dan fasilitas umum (34,9 persen); kenaikan gulma air/eutrofikasi (5 persen); tempat pembuangan sampah dan limbah (2,4 persen); dan lainnya (15,7 persen).

Advertising
Advertising

Proses pendangkalan yang masif dan cepat mengakibatkan daya tampung berkurang sehingga meningkatkan potensi banjir, mempengaruhi siklus hidrologi, menghilangkan ekosistem air dan tepian air, mengganggu keseimbangan alam, dan membuat perubahan iklim mikro sekitar. Lalu apa yang harus dilakukan?

Pertama, pemerintah DKI Jakarta menyusun rencana induk revitalisasi SDW terpadu yang meliputi rencana pelaksanaan penataan SDW yang menyeluruh, penganggaran yang pasti, dan pengembangan ekowisata. Kementerian terkait dan pemerintah DKI mendata ulang SDW, potensinya (keanekaragaman hayati dan ekowisata), serta permasalahannya.

Kedua, untuk pengamanan, harus dilakukan pengukuran dan pematokan ulang batas wilayah SDW dengan kesepakatan bersama pihak kementerian terkait dan pemerintah DKI. Batas itu langsung dibikinkan sertifikat lahannya.

Ketiga, revitalisasi dengan pendekatan integralistik ekologi hidraulik (rekayasa ekologi hidraulis, alami lestari). Daerah tepian SDW harus ditanami beragam vegetasi (lokal) dan pepohonan yang berfungsi menurunkan rembesan horizontal, menahan tanah longsor, menurunkan suhu, menahan air dan memperbaiki kualitas baku mutu air, serta meningkatkan kualitas ekosistem dan keragaman satwa liar.

Keempat, penggunaan lapisan kedap air dengan aspal, membran geotekstil, dan pembetonan pada tepian hingga ke dasar SDW harus ditinggalkan karena menyebabkan kematian ekologi. Proses pelumpuran alami SDW dalam kurun waktu lama terbukti mampu membentuk lapisan dasar dan tepian air memiliki tingkat kedap air tinggi. Pengerukan dasar SDW tidak boleh berlebihan agar lapisan kedap air dasar alami tidak terkelupas dan intensitas rembesan dasar dapat diredam sehingga air tetap mengisi SDW dengan stabil.

Kelima, ekosistem tepian SDW merupakan daerah amfibi yang berfungsi menjaga keberlangsungan kualitas ekosistem, meningkatkan kualitas air, meredam penguapan air danau dan kecepatan angin, serta membuat lingkungan sejuk. Vegetasi tepian air dan pepohonan berperan sebagai motor mekanisme penyerapan, penyimpanan, dan pengeluaran air.

Keenam, penataan lanskap daerah amfibi terbagi atas tiga bagian. Bagian terdalam berbatasan langsung dengan tepian SDW yang ditanami pepohonan besar dan rapat yang berfungsi menyimpan air, mencegah longsor, menyerap polutan, dan menjadi habitat satwa liar. Bagian tengah pohon berukuran sedang agak rapat sebagai penyerap air, peredam bising, penahan angin, dan habitat satwa liar. Bagian terluar dengan pohon kecil yang ditanam jarang dan vegetasi lokal serta rumput sebagai habitat serangga dan menambah nilai estetis taman SDW.

SDW telah lama berjasa memberi manfaat ekologis (tempat parkir air, ruang terbuka hijau/biru, iklim mikro lingkungan, pengendali banjir, dan penahan intrusi air laut untuk wilayah pesisir), ekonomi (penyuplai air baku, nilai properti meningkat, dan destinasi ekowisata), edukasi (penjaga keseimbangan ekosistem, habitat satwa liar, dan keanekaragaman hayati), serta sosial (ruang publik interaksi warga dan tempat berolahraga air).

Kini saatnya kita membalas budi dengan merevitalisasi dan melestarikan situ, danau, dan waduk. Kalau tidak, tenggelamkan, kata Susi.

Berita terkait

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

5 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

26 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

34 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

38 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

53 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

54 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya