Simpang-Siur Surplus Beras

Penulis

Selasa, 16 Januari 2018 06:35 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek beras medium di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga rata-rata beras medium di Jakarta mencapai Rp 14.100 per kilogram atau melewati batas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan

Kementerian Pertanian semestinya tidak gegabah mengumbar data beras nasional. Sejak dulu soal beras sangat sensitif. Menyampaikan data yang salah tak hanya membuat khalayak bingung, tapi juga bisa menggiring pemerintah ke kebijakan yang melenceng. Kementerian ini kadung mengklaim Indonesia surplus beras sejak tahun lalu dan akan berlanjut tahun ini. Faktanya? Pasokan beras ke pasar-pasar justru seret. Harga beras pun meroket.

Melonjaknya harga beras merupakan salah satu pemicu Kementerian Perdagangan membuka pintu impor beras sebanyak 500 ribu ton akhir bulan ini. Kementerian ini mengantongi informasi dan data yang berbeda dari Kementerian Pertanian. Boro-boro surplus beras, mereka malah menemukan gudang-gudang beras yang kosong. Para pedagang pun menaikkan harga karena minimnya pasokan beras.

Argumentasi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk mengimpor beras terdengar lebih masuk akal. Jika tak segera mengimpor beras, angka inflasi terancam merangkak naik. Gejolak sosial gara-gara beras juga harus dicegah. Roda ekonomi masyarakat bisa awut-awutan jika harga beras terlalu liar.

Anehnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta anak buahnya sampai awal pekan ini justru masih hakulyakin stok beras nasional aman. Mereka mengklaim masih ada satu juta ton beras tersimpan di gudang-gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Dengan tingkat konsumsi beras nasional mencapai 2,4 juta ton per bulan, sedangkan tiap panen bulanan konon menghasilkan 3 juta ton beras, Kementerian Pertanian tak merestui impor beras dari Vietnam dan Thailand. Mereka pun tak ragu mengklaim seluruh lumbung akan berlimpah beras saat panen raya pada Februari dan Maret mendatang. Sulit mempercayai kesahihan data itu. Secara logika, tak mungkin harga melonjak jika sedang terjadi surplus beras.

Advertising
Advertising

Kementerian Pertanian merasa aman karena titik-titik lumbung beras diklaim secara bergantian panen tiap bulan sejak setahun lalu. Menteri Amran menyebutkan pemerintah tak mengimpor beras sepanjang 2017. Surplus beras bahkan berlangsung setiap bulan. Ia menyampaikan informasi ini dalam berbagai kesempatan.

Pemerintah harus membuktikan kebenaran data itu. Masalahnya, banyak pihak yang ragu akan kesahihan data itu. Komisi Pangan dan Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat, misalnya, meminta pemerintah menunjukkan gudang-gudang yang menyimpan beras. Mereka juga diminta memperlihatkan sawah yang disebut sedang menghijau royo-royo dan siap dituai saat panen raya nanti. Sampai saat ini masih belum jelas di mana saja panen raya akan berlangsung.

Kesimpang-siuran data seperti ini harus dihentikan. Presiden Joko Widodo semestinya turun tangan. Persoalan pangan bisa fatal kalau terus berlarut. Kebijakan strategis terkait dengan beras harus segera dikeluarkan. Jika data Kementerian Pertanian salah, harus segera diluruskan. Badan Pusat Statistik, yang disebut meramu data itu, harus turut memberi penjelasan. Terlalu besar pertaruhannya jika menggunakan data yang salah agar lembaganya terlihat berprestasi.

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

32 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

44 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

59 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya