Sphinx

Minggu, 14 Januari 2018 07:00 WIB

Warga menyelesaikan pembuatan Alebrije, seni patung yang berbentuk makhluk halus jelang prosesi "Day of the Dead" di Tultepec, Meksiko, (31/10). Dalam prosesi tersebut warga membawa lentera berwarna-warni pada tanggal 1 dan 2 November. REUTERS/Tomas Bravo

Di depan gerbang Kota Thebes berdiri makhluk yang ganjil dan perkasa yang mencegat tiap orang yang lewat dengan teka-teki. Ia, Sphinx, akan bertanya: "Makhluk apakah yang di waktu pagi berkaki empat, tengah hari berkaki dua, dan senja berkaki tiga?"
Tak ada yang bisa menebak. Akhirnya singgah Oedipus. Lelaki muda pengembara ini menjawab: "Manusia."
Mendengar ini, Sphinx melesat terbang. Ada yang menceritakan ia menabrak karang dan tewas; dalam cerita saya ini, ia menghilang.


Mithologi sering sampai ke kita sebagai enigma; kita tak mudah mengerti maksudnya. Tentang cerita di atas, saya menawarkan satu tafsir: Sphinx sesungguhnya hendak menguji, sejauh mana orang-orang merenungkan keadaan diri mereka sendiri sebagai makhluk dibumi yang bergerak ini. Tapi ia kecewa. Setelah beratus-ratus orang tak peduli, kini datang seseorang yang cerdas tapi tak sabar.
Dengan cepat Oedipus menebak teka-teki itu; manusia tak lagi ia anggap sebuah misteri. Sphinx terkejut. Di hadapannya, tanpa ragu, manusia dikemukakan sebagai sebuah konsep yang mencakup bayi yang merangkak, orang dewasa yang tegak, dan pak tua yang berjalan dengan bertelekan tongkat. Dengan kata lain, wujud yang berbeda-beda itu diabstraksikan; ia jadi satu identitas tunggal.


Sphinx tak menyangka Oedipus dengan gampang menyimpulkan manusia hanya sebagai makhluk yang dibentuk waktu. Tampak ia punya kesanggupan mengendalikan kehidupan dengan mereduksi keanekaragamannya yang tak terhingga dan nuansanya yang tak terduga-duga.
Setelah Sphinx menghilang, Oedipus pun memasuki Kota Thebes-sebuah kota tempat ia tak bersua dengan "manusia". Yang ia temui perempuan dan lelaki (atau bukan perempuan dan bukan lelaki) yang riang atau murung, bekerja atau capek, elegan atau kikuk. Pendek kata: wujud yang beragam, berubah, konkret. Saya ingat Sartre mengutip Marx: "Aku tak melihat manusia.... Aku hanya melihat buruh, kaum borjuis, intelektual." Bahkan sebenarnya "buruh" dan "borjuis" itu pun satuan-satuan yang dirampatpapankan: konsep untuk analisis.
Tapi Oedipus dengan nyaman menggunakan itu, dan ia jadi raja.


Kemudian kita tahu hidupnya berakhir tragis. Tanpa disadarinya, Oedipus menikahi ibu kandungnya sendiri, Iokasta, yang tak pernah dikenalnya karena begitu lahir ia dibuang jauh-jauh. Ia pendosa yang tak sadar, tapi ia seakan-akan terkena karma: ia harus memenuhi ketentuan sesuai dengan ke-manusia-annya. Ia sesungguhnya tak sama dengan bayi yang dibuang dari Thebes ke pegunungan. Ia pendatang baru di kota itu, yang tak mengenal dan dikenal Iokasta. Bahwa perkawinan mereka dianggap melanggar tabu, itu karena larangan yang ada berlaku bagi siapa saja, kapan saja. Ia harus dihukum seperti yang lain-lain, meskipun sebenarnya ia tak berniat membuat skandal-bahkan, seperti disebutkan dalam lakon Sophokles, skandal itu memang rencana dewa-dewa....
Cerita teka-teki Sphinx dan Oedipus adalah cerita awal humanisme, atau tentang "manusia" dan ambiguitasnya yang ganda.
Pertama, di satu sisi makhluk ini diletakkan dengan hakikat yang tetap dan kekal, yang membedakannya dari fauna, flora, ataupun dewa-dewa. Di sisi lain ia wujud yang konkret yang diguncang satu kejadian yang tak lazim.


Juga di satu sisi Oedipus tak bisa mengelak dari kekuasaan langit, berupa takdir. Di sisi lain ia memiliki kemerdekaan, kemauan, dan keteguhan yang luar biasa untuk melaksanakan hukuman terhadap dirinya sendiri: menusuk mata sampai buta dan meninggalkan Thebes. Ia mengubah dirinya. Ia bukan lagi raja, melainkan seorang tunanetra yang tak punya negeri.

Advertising
Advertising


Beberapa abad setelah Sophokles, di Eropa para pemikir humanis menekankan ambiguitas itu: manusia ditentukan, tapi ia juga menentukan. Dalam humanisme ala Sartre, manusia adalah "faktisitas", himpunan hal yang menetap dalam dirinya: en-soi; tapi ia juga "transendensi", kesadaran yang bisa melampaui dan menghadapi dirinya sendiri: pour-soi. Ia tak ditentukan satu esensi atau hakikat; ia adalah eksistensi, yang "men-jadi" dan "ter-jadi" karena pilihannya.


Itu sebabnya manusia sebenarnya tak bisa dirumuskan secara a priori-dan Sphinx putus asa bahwa Oedipus, seorang manusia, justru melakukan itu. Wajar jika ia, Sphinx, yang sudah hidup ribuan tahun, memiliki wawasan yang lebih dalam. Makin jelas Oedipus salah; manusia bukan identitas yang hanya berubah karena waktu. Kini makin santer pembicaraan tentang sebuah zaman baru yang menunjukkan manusia bisa tak terduga-duga, mendobrak apa yang selama berabad-abad dianggap kodratnya.


Lebih dari 30 tahun yang lalu, terbit A Cyborg Manifesto, sebuah esai yang cemerlang dari Donna Haraway. Dalam "manifesto" ini manusia bukan lagi identitas yang sudah selesai dan terpisah. Haraway melihat retak dan ambruknya tiga perbatasan sejak abad ke-20: antara manusia dan hewan, antara manusia-hewan dan mesin, antara yang jasmani dan yang bukan-jasmani.

"Menjelang akhir abad ke-20... kita adalah cyborg." Kita adalah hibrida antara mesin dan organisme, dalam teori dan dalam produksi. Identitas apa pun tak boleh mencengkeram kita. Identitas, kata Haraway, mengandung kontradiksi, bersifat sepihak, dan mengandung strategi menguasai.


Saya tak tahu adakah manifesto ini-yang menyeru untuk zaman yang tanpa arogansi manusia, zaman pasca-Oedipus-kini dilupakan. Tampaknya ilmu dan teknologi dengan optimisme yang berpendar menggantikan konsep cyborg dengan transhuman-manusia yang melampaui kematian, usia tua, dan menggabungkan ke dalam dirinya kecerdasan komputer yang tercanggih. Makhluk super ini akan menguasai dunia, kata penganjur transhumanisme-dan yang lemah entah apa nasibnya.
Bukan mustahil. Tapi saya bayangkan kini Sphinx tua itu akan bergidik, terbang, ketakutan: manusia memang makin menakjubkan, manusia makin mencemaskan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

14 jam lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

9 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

30 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

38 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

42 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

57 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

58 hari lalu

Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.

Baca Selengkapnya

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya