Membenahi Bisnis Kereta Api

Penulis

Kamis, 18 Januari 2007 23:59 WIB

Kecelakaan kereta api Senja Bengawan di Banyumas, Jawa Tengah, baru-baru ini, merupakan sinyal penting bagi pemerintah. Inilah saatnya lebih serius membenahi sarana dan manajemen perkeretaapian. Jangan melihat jumlah korban tewas yang jauh lebih kecil dibanding musibah Adam Air dan kapal Senopati. Tapi tengoklah betapa seringnya kecelakaan serupa terjadi, padahal teknologi transportasi ini tidak terlalu rumit, dan kita sudah lama menguasainya.

Hanya berselang dua hari dari kecelakaan yang menewaskan lima penumpang itu, kejadian serupa muncul. Di Pasuruan, Jawa Timur, sepur yang mengangkut tangki bahan bakar minyak anjlok pada Rabu lalu. Sehari kemudian, perjalanan sejumlah kereta listrik rute Bekasi-Jakarta tertunda berjam-jam lantaran kawat pemasok listrik di jalur itu putus tersenggol kereta.

Tergulingnya kereta Bengawan diduga karena sambungan salah satu gerbongnya putus lantaran aus atau sebab lain. Kereta pengangkut minyak anjlok diperkirakan lantaran bantalan rel di sana sudah lapuk. Jadi hampir dipastikan, semua kecelakaan, termasuk putusnya kawat pemasok listrik di jalur Bekasi-Jakarta, terjadi akibat kondisi sarana yang digunakan PT Kereta Api Indonesia.

Angka kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh buruknya sarana selama ini memang cukup tinggi. Pada 2005 terjadi 99 kasus kereta yang anjlok atau terguling. Angka menurun jadi 52 kasus pada tahun lalu, tapi bisa saja naik lagi pada tahun ini. Soalnya, memang belum ada perbaikan yang berarti terhadap sarana transportasi ini.

Semua itu berakar pada manajemen perkeretaapian yang amburadul. PT KAI tidak berkembang wajar karena amat bergantung pada pemerintah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian, perusahaan pemerintah itu wajib menyantuni masyarakat kelas bawah lewat tarif yang murah. Ini berakibat PT KAI selalu rugi.

Advertising
Advertising

Pemerintah sebetulnya berkewajiban mengganti subsidi yang dikeluarkan PT KAI. Tapi, prakteknya, pemerintah selalu mempersulitnya. Selama ini Departemen Perhubungan juga kurang serius memperbaiki jalur kereta api dan fasilitas pendukung lain. Kalaupun ada kepedulian, sering kali peralatan yang dipasok tidak sesuai dengan kebutuhan PT KAI.

Itu sebabnya, langkah untuk merevisi undang-undang itu patut disokong. Rancangan Undang-Undang Perkeretaapian yang baru sedang dibahas di DPR. RUU ini semula bakal disahkan akhir tahun lalu, tapi ditunda karena ada beberapa hal yang belum disetujui parlemen. Undang-Undang Perkeretaapian yang anyar akan mengakhiri monopoli PT KAI dalam bisnis perkeretaapian.

Buat menyongsong era baru itu, pemerintah dan PT KAI tak boleh berpangku tangan. Persiapan harus dilakukan, termasuk memperbaiki kinerja PT KAI dan pelayanannya, bukan malah menambah rekor kecelakaan. Soalnya, kelak perusahaan ini akan bersaing dengan swasta yang diberi kesempatan berinvestasi di bisnis kereta api.

Berita terkait

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

10 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

11 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

11 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

11 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

14 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

18 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

18 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

23 menit lalu

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron karena ketidakhadirannya dengan alasan sedang menggugat ke PTUN

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

24 menit lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

29 menit lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya