Wedatama kepada kita

Penulis

Sabtu, 17 Maret 1984 00:00 WIB

LEBIH dari seabad yang lalu ada seorang tua yang mengeluhkan perangai anak-anak muda. Orang-orang tua memang cenderung jengkel kepada anak-anak muda, tapi tokoh kita kali ini layak dicatat. Sebab, ia pandai menyusun kecamannya dalam tembang, dan menambahkan di dalam tembang itu sejumlah nasihat. Lebih penting lagi, sikapnya mencerminkan bukan saja suatu zaman. Kata-katanya juga menyoroti suatu soal, yang ternyata bisa ditemukan pada zaman-zaman yang lain. Orangtua itu adalah penyusun Wedatama, puisi panjang dari surakarta pada abad ke-19. Ada yang menyebut bahwa sang pencipta adalah Mangkunegara IV tapi tak seorang pun bisa tahu pasti. Mungkin juga siapa dia sebenarnya bukanlah persoalan yang relevan. Lebih penting lagi ialah apa yang diutarakannya: suatu kritik terhadap sikap beragama sejumlah anak muda, pada masa itu, yang cenderung pamer dan bertingkah, menarik perhatian. katungkul mungkul sami bengkrakan mring masjid agung (asyik masyuk beramai-ramai memamerkan diri di masjid agung) Tentu, anak-anak muda itu dengan giatnya menjalankan syariat agama. Mereka bahkan pandai berkhotbah, dengan melodi dandanggula. Suara mereka harum, ketika mengumandangkan alunan palaran. Tapi pada dasarnya mereka memendam pamrih "untuk dipuji". Atau, dalam kata-kata seorang sufi, mereka membangun cermin tempat mereka berkaca menyaksikan dan membenarkan diri sendiri. Apa sebenarnya yang berlangsung? Pasti, suatu semangat yang semarak dalam menjalankan ajaran. Tapi adakah di sana terbayang kedalaman yang cukup, itulah yang diragukan pengarang Wedatama. Bagi penulis puisi panjang itu, orang-orang yang benar tekun beragama, yang dalam ibadahnya, ialah justru mereka yang tuman tumanem ing sepi: terbiasa gemar "tertanam" dalam kesepian. Sebuah sikap mistik, kurang lebih. Dalam pelbagai tinjauan, pendirian penggubah Wedatama memang sering ditafsirkan sebagai pendirian seorang yang tak betah kepada mereka yang hanya repot dengan syariat. Atau, kalau tidak, Wedatama adalah satu cemooh seorang aristokrat tua Jawa, kepada generasi muda yang meniru sikap santri, yang "bising". Barangkali demikian. Tapi mungkin juga benar untuk menafsirkan Wedatama sebagai kritik terhadap verbalisme ideologi: kecaman terhadap begitu banyaknya kata-kata yang diobral untuk suatu keyakinan. Bunyi nyaring memang sering menunjukkan kosongnya sebuah tong. Wedatama dengan bagus berbicara tentang keyakinan seperti itu: hampa, hambar, seperti sepah yang habis dikunyah. Sepi asepa lir sepah samun . . . Tidakkah ia berbicara juga untuk zaman kita? Yakni zaman, ketika ideologi ternyata tak mati-mati, ketika kian rumit dan majemuk dunia, manusia kian perlu akan sebuah peta? Orang butuh arah meskipun arah itu kemudian membawa begitu banyak kekecewaan. Konon, manusia memang bangunan kelaziman dan ideologi barangkali salah satu bentuk mekanisme kelaziman itu. Dengan demikian, ia juga mengatur mana yang tak lazim dan mana yang tidak - lalu menyebut yang tak lazim, misalnya, sebagai "penyelewengan". Ia memberi sanksi. Ia mengganjar dan mengutuk. Perlahan-lahan atau tiba-tiba, ia, ideologi itu, bisa berperan sebagai daya ajaib. Maka, para Pengawal Merah pun merasa jadi unggul ketika mereka bisa menghafal ajaran-ajaran Mao dari belakang ke depan, vice versa. "Lumuh asor kudu unggul", kata Wedatama, "sumengah sesongaran". Dengan kata lain: tak mau kalah, harus unggul, pongah, dan penuh bual. Dengan kata lain: verbalisme. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

20 menit lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Film KHD, Debut Produser Maudy Ayunda hingga Mengangkat Kisah Ki Hadjar Dewantara

30 menit lalu

Film KHD, Debut Produser Maudy Ayunda hingga Mengangkat Kisah Ki Hadjar Dewantara

Film KHD yang mengangkat kisah hidup tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara akan disutradarai oleh Gina S. Noer dan Maudy Ayunda sebagai produser

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

39 menit lalu

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

Pertamina Hulu Rokan menyebut lapangan minyak tua dan sempat tidak berfungsi dapat digunakan kembali dengan keuntungan yang banyak atau difungsikan sebagai kilang minyak lagi

Baca Selengkapnya

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

39 menit lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

43 menit lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

44 menit lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

44 menit lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

48 menit lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

54 menit lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

56 menit lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya