Seperti halnya tukang roti

Penulis

Sabtu, 31 Maret 1984 00:00 WIB

ORANG Yahudi sama perlunya bagi kita, seperti halnya tukang roti. Kata-kata itu berasal dari tahun 1519. Yang mengucapkannya seorang bangsawan Venesia, Marin Sanudo. Ia tampaknya mengakui suatu kenyataan - suatu yang juga dikisahkan Shakespeare dalam lakonnya yang kita kenal: orang Yahudi adalah tempat orang "pribumi" meminjam uang. Dan meminjam uang, biarpun dengan bunga, itu sesuatu yang kian tak terelakkan. Sebermula, kata orang, adalah Kitab Suci. Buku kelima dari Pentateuchum memang mengamanatkan kepada bangsa Yahudi bahwa kepada seorang saudara mereka tak boleh meminjamkan apa pun dengan riba. Tapi kepada orang asing riba diizinkan. Soalnya kemudian: siapa yang bisa dianggap saudara, dan siapa orang asing? Bagi orang Yahudi, garis pemisah itu jelas. Tinggal sebagai minoritas yang beberapa kali diancam kekerasan orang sekitarnya, mereka memandang setiap orang Eropa Kristen, tetangga yang banyak itu, sebagai asing. Dengan kata lain: kepada mereka itu orang Yahudi merasa halal memungut bunga. Lewat proses inilah akumulasi modal terjadi. Mereka memperoLeh monopoli sebagai bankir, biarpun dengan bank yang tetap bernama "pribumi". Sebaliknya bagi orang Eropa Kristen yang juga harus menaati Perjanjian Lama. Bagi mereka, batas antara orang aslng dan saudara tak pernah jelas benar. Gereja Kristen mengumandangkan tiap manusia adalah saudara, dan itu berarti riba tertutup rapat ke mana pun arahnya. Mereka memang perlahan-lahan kemudian mengikuti keniscayaan ekonomi, menyusul orang Yahudi yang telah berada jauh di depan .... Tapi hanya itukah sebabnya? Nasib manusia tampaknya tidak pernah ditentukan oleh sebab yang tunggal. Minoritas Yahudi menjadi demikian penting kekuasaan ekonominya, dan di Jerman orang bicara tentang Hofjuden - orang-orang "Yahudi Istana" yang melicinkan jalan keuangan para pangeran - tapi mereka bukan satu-satunya yang beruntung dalam kekayaan. Pentateuchum toh tak berlaku bagi orang lain yang kebetulan jadi minoritas. Minoritas, dalam sejarah ekonomi, lazimnya adalah sekelompok kecil pendatang yang memasuki wilayah orang lain dan tinggal di sana. Biasanya, suatu mekanisme sosial mendorong mereka ke pekerjaan yang perlu tapi kurang enak - misalnya meminjamkan uang dan terpaksa memungut riba, urusan yang "nista" itu. Dalam kondisi seperti itu pula mereka biasanya berkumpul, dalam kelompok sendiri, bantu-membantu, terutama bila risiko demikian besar. Salah satu risiko besar ialah ketika mereka menjalankan suatu pekerjaan yang sulit, tapi cuma mcreka yang biasanya mampu: berdagang jarak jauh. Hidup di negeri yang lain dari tanah kelahiran sendiri, mereka mengenal dua dunia - atau dua macam pasar. Pengenalan ini menyebabkan mereka yang paling siap jadi penghubung antara pasar tempat barang ditawarkan dan pasar tempat barang diminta. Apalagi pada masa lalu, jarak antara supply dan demand itu amat jauh. Tapi dengan jarak seperti itu seorang pedagang bisa bermain dengan angka-angka yang fantastis, karena si pembeli tak tahu benar berapa harga pokok sebenarnya. Perdagangan jarak jauh ini oleh orang Jerman bahkan disebut seakan-akan kategori tersendiri, Fernhandel, mungkin karena ia merupakan lalu lintas barang mewah yang tak mudah didapat: sutera Cina atau cengkih Maluku. Inilah bisnis besar yang sebenarnya, kata Sejarawan Fernand Braudel. Dalam jilid kedua karya besarnya tentang kapitalisme, The Wheels of Commerce, ia punya bab khusus tentang itu. Tak heran bila ada sebuah sumber Cina pada tahun 1618 yang mengatakan, "Karena Sumatera terletak sangat jauh, siapa pun yang pergi ke sana untuk mencari keuntungan berlipat ganda." Tak heran bila para saudagar dari sana, yang tak banyak bisa bergerak di negerinya sendiri yang dikuasai kaum Mandarin anti pedagang, pada berangkat menempuh ombak. Keturunannya beratus-ratus tahun kemudian berdiam di sini. Mereka tak membaca Pentateuchum, mereka bukan orang Yahudi. Tapi mereka pun, yang berkali-kali terlibat dalam peristiwa tak enak dengan orang "pribumi", ternyata selalu diperlukan. Seperti tukang roti. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Indonesia Runner-up Piala Uber 2024, Menpora Apresiasi Perjuangan Pemain yang Luar Biasa

1 menit lalu

Indonesia Runner-up Piala Uber 2024, Menpora Apresiasi Perjuangan Pemain yang Luar Biasa

Menpora Dito Ariotedjo mengapresiasi perjuangan dan pencapaian tim putri Indonesia dalam Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

5 menit lalu

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

Biasanya bidan hanya membantu persalinan normal tanpa komplikasi, jika terjadi persalinan tidak normal atau berisiko maka bumil dianjurkan ke dokter.

Baca Selengkapnya

Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia

1 jam lalu

Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia

Canelo Alvarez berhasil mempertahankan predikat juara sejati tinju dunia kelas super middleweight dengan mengalahkan Jaime Munguia.

Baca Selengkapnya

Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall

1 jam lalu

Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall

Penggemar Diana Krall kagum dengan penampilan penyanyi Kanada itu di konser Solo bertajuk Diana Krall Live in Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Juara Liga Spanyol 2023/2024, Carlo Ancelotti Lewati Catatan Zidane dan Incar Rekor Miguel Munoz

2 jam lalu

Real Madrid Juara Liga Spanyol 2023/2024, Carlo Ancelotti Lewati Catatan Zidane dan Incar Rekor Miguel Munoz

Carlo Ancelotti berhasil mengantar Real Madrid menjuarai Liga Spanyol 2023-2024. Incar rekor setelah lewati catatan Zidane.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Penting Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis 9 Mei

2 jam lalu

3 Fakta Penting Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis 9 Mei

Simak tiga fakta penting laga timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade Paris 2024, salah satunya pertandingan digelar tertutup.

Baca Selengkapnya

Indonesia Raih Perak Piala Uber Pertama dalam 16 Tahun, Para Pemain Tunggal Putri Paling Banyak Dipuji

3 jam lalu

Indonesia Raih Perak Piala Uber Pertama dalam 16 Tahun, Para Pemain Tunggal Putri Paling Banyak Dipuji

Setelah 16 tahun menanti, akhirnya tim bulu tangkis putri Indonesia membawa pulang medali Piala Uber.

Baca Selengkapnya

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

4 jam lalu

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

Jadwal Liga Champions akan memasuki leg kedua semifinal. Bayern Munchen mendapat pukulan menjelang tampil di markas Real Madrid.

Baca Selengkapnya

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

4 jam lalu

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

Dihadiri oleh Sungjin, Wonpil, Dowoon, dan Young K, acara fansign Day6 di Jakarta diadakan sehari sebelum Saranghaeyo Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

4 jam lalu

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

Baca Selengkapnya