Basa-basi Poros Tengah

Penulis

Kamis, 17 April 2014 03:23 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Bambang Arianto, Peneliti Politik di Bulaksumur Empat Yogyakarta

Banyak kalangan menilai kenaikan suara partai Islam lebih disebabkan oleh adanya sentimen politik Islam, yang akhirnya membantu mengkonsolidasikan kesadaran kolektif kalangan muslim bila umat Islam juga memiliki saluran-saluran politik. Prediksi sigi sejumlah lembaga survei yang menilai akan mandulnya suara partai Islam dalam Pemilu 2014 tidak terbukti.

Hasil hitung cepat (quick count) yang dilansir CSIS memaparkan terdongkraknya suara partai Islam, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (9,3 persen) dan Partai Amanat Nasional (7,4 persen). Sedangkan yang lain cenderung stagnan, seperti PKS (6,9 persen), PPP (6,6 persen), dan PBB (1,6 persen). Dengan asumsi perolehan suara gabungan, terdapat lebih dari 30 persen suara umat Islam dalam Pileg 2014. Sinyal ini membuka mimpi lama partai Islam yang ingin mengajukan calon presiden dan wakil presiden sendiri.

Dalam historiografi politik Islam, memang pernah dikenal istilah penyatuanpolitik Islam, kala digelarnya konvensi pada awal November 1945, yang melahirkan Masyumi sebagai satu-satunya partai Islam. Sayangnya, setelah periode tersebut, justru konflik dan perpecahan politik Islam yang lebih mengemuka. Hal yang sama pernah terjadi ketika poros tengah pada Pemilu 1999 mampu mengusung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden terpilih. Namun kala itu juga langkah politik poros tengah (minus PKB) akhirnya memaksa turun Gus Dur dari kursi kepresidenan.

Sinyalemen politik ini sebenarnya membuktikan bahwa sejak ritual Pemilu 1999, 2004, dan 2009, Islam politik di Indonesia tidak tunggal. Ideologinya sama tapi pemaknaannya variatif, simbolik dan figur-figurnya beraneka ragam. Islam di Indonesia memang dikenal berdimensi banyak. Tapi, untuk urusan politik, tetap berdimensi tunggal. Jadi, bila dimensi tunggal bersentuhan dengan politik, kepentinganlah yang akan mengedepan. Tingginya ego elite politik Islam membuat partai Islam di Indonesia tidak solid secara politik. Alhasil, basa-basi poros tengah jilid dua benar adanya. Gagasan poros Islam terkesan hanya sebatas politik elektoral semata atau bertujuan menaikkan posisi tawar partai Islam.

Sementara itu, ekses efek Jokowi memang tidak berlaku dalam pemilihan legislatif 2014, tapi hal ini akan berbeda dalam gelaran pemilihan presiden 2014. Tentu saja hal ini didasari oleh hasil exit poll yang dilansir SMRC bahwa suara pemilih partai berbasis massa Islam dan berideologi Islam akan lari ke calon presiden dari PDIP, Jokowi, dan capres Gerindra, Prabowo Subianto.

Hal ini diperkuat oleh konflik internal yang terjadi dalam tubuh PPP. Seakan memberikan sinyal bahwa klaim Mukernas PPP telah menyatakan jauh-jauh hari telah memutuskan mendukung calon presiden dari PDI Perjuangan. Jadi kegalauan sikap politik, baik PAN, PKB, maupun PPP, jelas mempersulit lahirnya poros Islam, kecuali PKS.

Partai Islam seharusnya berkaca untuk tidak bersikap pada satu arah, tapi mampu lebih ke tengah. Indonesia perlu perpaduan Islam-nasionalis. Politik aliran bukan masanya lagi. Poros Islam diyakini semakin memaksa massa pemilih umat Islam untuk terus membelah diri. Sinyalemen politik yang berkembang membuktikan peluang poros tengah jilid dua hanyalah sebatas basa-basi.

Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

5 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

23 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.

Baca Selengkapnya

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.

Baca Selengkapnya

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?

Baca Selengkapnya

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.

Baca Selengkapnya

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

26 April 2023

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.

Baca Selengkapnya