J.J. Rizal,
Sejarawan, @JJRizal
Pada 25 November 1632, Souw Beng Kong dan para pengusaha serta pemimpin orang Cina di Batavia mempersembahkan medali kepada Gubernur Jenderal Jaques Specx. Saat itu Specx baru mengakhiri masa jabatannya. Meskipun singkat memimpin Batavia, Specx, yang memerintah pada 1629-1632, dianggap telah memberikan banyak keuntungan. Ia sodorkan proyek pembangunan kanal, tembok benteng, pemungutan pajak, pemasokan kebutuhan kota dan bahan perdagangan, kepada orang Cina sebagai kontraktornya.
Selang 382 tahun kemudian, pada 13 Maret 2014, di tempat yang sama yang kini disebut Kota Tua Jakarta, peristiwa itu diulang oleh Lin Che Wei, salah seorang pengusaha dan ahli ekonomi yang tergabung dalam konsorsium revitalisasi Kota Tua Jakarta. Mereka memberi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, medali emas. Menurut berita, Lin Che Wei menyatakan pemberian medali itu spesial karena mengait kebiasaan gubernur yang telah menyelesaikan tugasnya ketika zaman Belanda.
Tentu spesial. Sebab, Jokowi belum melepas tugas gubernur. Terlebih karena semasa kuasa Belanda, setelah Specx, tiada lagi gubernur jenderal yang mendapat medali seusai menjabat. Tapi sedikit yang tahu Specx sudah mendapat surat recall dari Heeren XVII alias para penguasa Kompeni pada 17 Maret 1632. Specx ketahuan tak beres kerja ketika menjabat di Firando, Jepang. Apalagi, selama menjabat di Batavia, hanya tiga kali Specx bikin laporan kerja. Alhasil, tiada bahan pasti yang dapat dijadikan rujukan kinerja Specx selain puja-puji elite Cina.
Tulisan ini tak hendak membandingkan Jokowi dengan Specx. Tujuannya menyorot tradisi yang menyejarah dan baik dari masa Belanda yang hilang. Tradisi yang lebih penting daripada menyerahkan medali, yaitu adat bahwa setiap pejabat Kompeni kudu bikin laporan kerja. Ketika Kompeni bubar pada akhir abad ke-19, tradisi itu dilanjutkan pemerintah Hindia Belanda. Sohor bilamana seorang residen--kini setingkat gubernur--akan melepas jabatan, maka ia mesti bikin Memorie van Overgave atau naskah serah-terima berisikan laporan pertanggungjawaban kerjanya yang menyeluruh.
Memorie van Overgave ini diadatkan agar ada referensi bagi pejabat yang menggantikan. Dari beberapa Memorie van Overgave yang dibuat Residen Batavia periode awal abad ke-20, terlihat bagaimana masing-masing residen memfokuskan program kerjanya. Sebut saja Residen P. De Roo de la Faille (Agustus 1916-Februari 1919) yang berbasis laporan residen sebelumnya, Rijfsnijder, mengkreasikan tindakan baru yang membuatnya dikenang sebagai residen cemerlang. Berkat laporan De la Faille, pejuang rakyat, M.H. Thamrin, punya basis argumen di gemeente Batavia dan Volkraad.
Setelah proklamasi 1945, adat bikin Memorie van Overgave lenyap. Ali Sadikin menghidupkannya kembali ketika akan turun pada 1977. Pejabat penggantinya diharapkan tahu apa-apa yang sudah dan apa yang harus dikerjakan. Selain itu, sering dilupakan, tujuannya juga "untuk menjawab hal-hal yang biasa dipertanyakan" rakyat Jakarta dan para pengkritiknya. Selama 10 tahun Bang Ali memimpin Jakarta, pers bikin banyak liputan. Itu mencerminkan kerjanya, tapi bukan yang sebenarnya. "Mencuplik kadar sensasionil kerja saya dapat memperoleh gambaran sepihak tentang kenyataan sesungguhnya dari jejak yang saya tinggalkan," katanya dalam pengantar Memorie van Overgave dirinya yang kemudian diedarkan luas sebagai buku Gita Jaya.
Sampai di sini, Bang Ali menolak citra keliru dan berlebihan pers. Ia ingin bicara langsung dan tak sepotong-sepotong kepada para pelanjut, para pengkritik, serta rakyat Jakarta. Ia ingin meyakinkan via Gita Jaya bahwa ia merakyat bukan hanya karena getol-istilah Rendra-"turun memeriksa keadaan", tapi karena mampu bikin kebijakan strategis yang rinci untuk kepentingan lebih luas dan jangka panjang Jakarta, serta menggerakkan publik bersama birokrasinya untuk mewujudkannya dengan kerja. Sebab itu, ketika ditanya apa yang membuatnya berhasil, Bang Ali menjawab: "Saya bekerja, sayang gubernur yang lain tidak."
Masa Jokowi jauh lebih pendek ketimbang Bang Ali. Tapi keteladanan tidak ditentukan oleh durasi memimpin. Ukurannya kerja. Sebagai gubernur, Jokowi memang kerap bilang, "Saya bekerja siang-malam."
Mari kembali kepada urusan ukuran pokok dan sumber keteladanan seorang pemimpin: kerjanya. Bagaimana cara mendapat garansi Jokowi membuat Memorie van Overgave, agar ide dan hasil kerjanya tak hanya terdokumentasi, tapi juga jadi bukti kerja nyatanya.
Lebih jauh dengan Memorie van Overgave itu, masyarakat pun dapat melihat konsep Jokowi tentang "Jakarta Baru" dan arah pasti untuk mengawal mewujudkannya kelak jika ia terpilih. Setelah itu, semoga dapatlah Jokowi mengikuti jejak Bang Ali mengutip sosok yang mereka kagumi, Sukarno, "dit heeft Ali Sadikin gedaan" (ini yang telah dikerjakan Ali Sadikin) dan kini "dit heeft Jokowi gedaan". *
Berita terkait
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam
8 hari lalu
Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaSitus Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina
18 Februari 2024
Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam
6 Februari 2024
Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi
Baca SelengkapnyaOptimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar
14 Januari 2024
Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari
12 Januari 2024
Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam
Baca SelengkapnyaBernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi
11 Januari 2024
Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya
26 Desember 2023
Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.
Baca SelengkapnyaSejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda
22 Desember 2023
Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.
Baca SelengkapnyaInilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub
22 Desember 2023
Berikut adalah alasan Persib Bandung mengubah tanggal lahirnya menjadi 5 Januari 1919.
Baca Selengkapnya6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur
26 November 2023
Berlayarlah di sepanjang Teluk Halong atau lakukan perjalanan sehari ke Provinsi Ninh Binh untuk menjelajahi gua selama berkunjung ke Hanoi Vietnam.
Baca Selengkapnya