Jepang dahulu

Penulis

Sabtu, 3 Desember 1983 00:00 WIB

APA jadinya Jepang tanpa Barat? Di Osaka hari-hari ini orang menyiapkan Simfoni Kesembilan dari Beethoven dengan paduan suara 10.000 orang. Sebuah kompetisi perancang busana dengan hadiah hampir Rp 9.000.000 dimenangkan oleh seorang gadis Inggris. Orang rupanya selalu salah paham tentang "nasionalisme" Jepang - sebuah negeri yang menghasilkan begitu banyak mobil, tapi tetap menganggap mobil impor lebih keren. Orang mungkin lupa bahwa Tokugawa Iemitsu sudah mati. Shogun ini, yang pada 1633 menutup pintu-pintu Jepang dari orang luar, ternyata hanyalah sebuah perkecualian, mungkin aksiden dalam sejarah. Orang Jepang memang bisa bertindak tidak enak terhadap orang asing. Sekitar 1637, misalnya, sebuah delegasi Portugis yang mencoba memperbaiki hubungan tiba-tiba dibunuh habis -dengan korban 61 orang. Dan sampai di abad ke-18, orang Jepang yang terkucil itu tetap menyangka bahwa orang Belanda termasuk makhluk yang tanpa tumit, yang bila kencing mengangkat satu kakinya seperti anjing .... Tiap bangsa memang punya purbasangkanya sendiri. Tapi pada tiap bangsa juga ada orang-orang yang siap membuka mata, lalu pikiran, lalu hati. Dalam keadaan tertutup dari dunia luar, sejumlah orang cendekia Jepang toh sempat berhubungan dengan orang Belanda -bangsa Oranda- yang dibiarkan tinggal di Deshima, dekat Nagasaki. Dari merekalah Jepang kembali menemukan Barat. Pada mulanya, yang memikat mereka hanya barand yang eksotis itu: gading, gula pasir, belenggu, arloji, obat-obatan, teleskop, dan buku-buku. Benda-benda itu memang dikoleksi karena anehnya, bukan karena manfaatnya. Hanya obat serta bahan pakaian yang secara tepat dipergunakan orang Jepang. Juga mungkin teleskop. Sebuah gambar kuno yang dimuat dalam buku Donald Keene, The Japanese Discovery of Europe, 1720-1830, menunjukkan seorang samurai berada di atap, memasang teropong made in Eropa itu untuk mengintai seorang wanita yang sedang telanjang mandi. Tapi toh dari keasyikan pada benda asing itu tumbuh minat pada seginya yang lain. Benda-benda bangsa Oranda, bagaimanapun, diakui punya mutu yang bagus. Seorang daimyo sampai bertanya bagaimana orang pendatang itu bisa bikin sesuatu yang elok, padahal mereka tak pernah membaca karya-karya orang bijak dari Cina dan sebab itu mereka sebenarnya tak lebih dari binatang. Tapi, seperti jawab Honda Toshiaki, "binatang juga mampu memiliki keterampilan yang mengejutkan." Honda Toshiaki (hidup antara 1744 dan 1821) tentu saja mencemooh sebuah pertanyaan yang bodoh. Penganjur perdagangan luar negeri ini termasuk tokoh pro-Barat pertama dalam sejarah Jepang. Risalahnya yang bertanggal 1798, Seiiki Monogatari atau "Kisah-kisah Barat", memuat sanjungan terhadap London, Paris, dan Amsterdam. Tak jelas sumber apa yang direguknya: Honda sendiri tak tercatat pernah berkelana sejauh itu. Mungkin ia, yang cukup bisa membaca buku berbahasa Belanda, begitu tersentak oleh keterbelakangan negerinya, hingga ia menelan saja kisah Barat dari kitab Barat. Tapi "menelan" dan "menelan" ada bedanya. Dari ringkasan Seiiki Monogatari yang diterjemahkan Donald Keene, tampak tajamnya tinjauan cendekiawan putra samurai dari Provinsi Echigo ini. Kemakmuran Eropa, tingginya mutu produk dari benua itu, dan keindahan bangunan kotanya, menurut Honda, bukan karena sebagai manusia mereka luar biasa. "Kemakmuran mereka mungkin sepenuhnya akibat dari bagusnya sistem politik mereka, dan pengalaman mereka yang bertahun-tahun," begitulah termaktub dalam Seiiki Monogatari. Dalam sistem politik Eropa, orang naik karena bakatnya dan maju karena kemampuannya. Sementara itu, penyebaran ilmu berlangsung mudah -suatu hal yang tak terdapat di Jepang di masa itu. "Berlawanan dengan orang Barat," tulis Honda, "orang Jepang menyimpan hal-hal yang baik bagi diri mereka sendiri, dan enggan meneruskannya kepada orang lain." Kritik Honda terhadap bangsanya sendiri memang tak sepenuhnya diterima dengan enak. Namun, dengan semangat yang mirip, para tabib Jepang pun tak jemu bertanya pada tabib orang Barat yang datang ke Edo, ibu kota. Dan dengan cepat, kata bangaku atau "pelajaran dari orang barbar", dganti dengan rangaku, "pelajaran dari orang Belanda". Sebab, apa lagi artinya barbar? Demikianlah pada 1783 sebuah risalah ditulis oleh Otsuki Gentaku dengan judul Jenjang ke Studi Belanda. Lalu pada 1983, persis dua abad kemudian, di Tokyo (dulu Edo) generasi Jepang baru membangun sebuah salinan Disneyland, lengkap dengan makanan dan minuman Amerika. Dan laris.

Berita terkait

Jadwal Final Liga Champions 2023/2024: Borussia Dortmund vs Real Madrid

2 menit lalu

Jadwal Final Liga Champions 2023/2024: Borussia Dortmund vs Real Madrid

Pertandingan babak semifinal Liga Champions 2023/2024 telah berakhir. Borussia Dortmund dipastikan akan menghadapi Real Madrid di babak final.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

6 menit lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Begini Komentar Joselu setelah Borong 2 Gol dan Loloskan Real Madrid ke Final Liga Champions 2023/2024

18 menit lalu

Begini Komentar Joselu setelah Borong 2 Gol dan Loloskan Real Madrid ke Final Liga Champions 2023/2024

Joselu menjadi pahlawan Real Madrid saat lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Simak komentar dia setelah laga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah akan Tenderkan Operator Jalan Tol IKN

29 menit lalu

Pemerintah akan Tenderkan Operator Jalan Tol IKN

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelola operator Jalan Tol IKN akan ditentukan melalui tender.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

30 menit lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.

Baca Selengkapnya

6 Hal yang Dikatakan Carlo Ancelotti setelah Bawa Real Madrid ke Final Liga Champions 2023/2024 dengan Depak Bayern Munchen

34 menit lalu

6 Hal yang Dikatakan Carlo Ancelotti setelah Bawa Real Madrid ke Final Liga Champions 2023/2024 dengan Depak Bayern Munchen

Carlo Ancelotti mengantar Real Madrid lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Simak komentar dia seusai laga, termasuk soal Joselu dan Vinicius Jr.

Baca Selengkapnya

Pasar Kuliner Labuan Bajo Menjadi Zona Halal

35 menit lalu

Pasar Kuliner Labuan Bajo Menjadi Zona Halal

LPPOM MUI memasang plang sertifikasi halal di kawasan Pasar Kuliner Labuan Bajo.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

42 menit lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Lolos ke Final Liga Champions, Simak Komentar Vinicius Jr yang Jadi Pemain Terbaik di Laga vs Bayern Munchen

1 jam lalu

Real Madrid Lolos ke Final Liga Champions, Simak Komentar Vinicius Jr yang Jadi Pemain Terbaik di Laga vs Bayern Munchen

Real Madrid lolos ke babak final Liga Champions 2023-2024 dengan menyingkirkan Bayern Munchen. Vinicius Jr menjadi pemain terbaik.

Baca Selengkapnya

Kasus Penipuan Deposito BTN, Ombudsman: Bukan Kali Pertama Terjadi

1 jam lalu

Kasus Penipuan Deposito BTN, Ombudsman: Bukan Kali Pertama Terjadi

Kasus penipuan deposito BTN bukan kali pertama. Ombudsman mengungkap kasus serupa sudah terjadi dua kali di dua tahun terakhir

Baca Selengkapnya