Sosialisme telah mati

Penulis

Sabtu, 12 Maret 1983 00:00 WIB

"SOSIALISME telah mati!", seru lelaki tampan berambut hitam panjang menggelombang itu. Dalam umur 35 tahun, Bernard-Henri Levy memang jadi termayshur karena dua hal: wajahnya yang fotogenik dan pikirannya yang sarat polemik. Dia suka mengenakan celana karduroi dan berkemeja dengan lengan digulung. Dia menulis buku filsafat yang laris dan diserang atau dipuji selama enam tahun. Para pengagumnya menobatkannya sebagai pangeran filsafat Prancis sekarang, setelah Sang Raja, Jean-Paul Sartre, wafat. Para pengkritiknya mencemoohkannya sebagai tukang putar piringan hitam di tempat ajojing ide-ide. Bagaimanapun juga, Levy tokoh yang menarik. Pemuda ini tak cuma lulusan sekolah termasyhur I'Ecole Norrnale Superieure, tempat dia belajar di bawah filosof Marxis terkemuka Louis Althussen. Di tahun 1968 ia ikut aktif berdemonstrasi menyerukan revolusi. Tapi pelan-pelan, tapi pasti, pandangannya berubah .... Sebenarnya aneh juga dia demikian ramai dielu-elukan bagaikan seorang penemu ide baru. Perpindahannya dari Marxisme menjadi anti-Marxisme tidaklah sedahsyat perpindahan sejumlah intelektuil Eropa lain dua serta tiga dasawarsa yang lalu. Dia tak pernah mencium lantai penjara dan mendengar sejumlah kenalan ditembak atas nama Sejarah dan Proletariat. Dia tidak seperti Arthur Koestler yang pekan lalu meninggal: sastrawan yang pernah bertempur untuk kaum kiri Spanyol tapi kemudian tahu sejumlah orang dibersihkan dalam gelap Kota Kremlin. Bernard-Henri Levy, dengan kata lain, hidup lebih dekat pada mawar. Memang orang patut curiga bahwa satu-satunya alasan dia dijulang-julang oleh pers Barat kini ialah karena dia sexy. Dulu kiri adalah sexy. Kini si antikiri juga bisa sexy. Namun mungkin juga ada sebab yang tak kalah serius di hari ini untuk kecewa kepada radikalisme kaum Marxis. Vietnam menyebabkan ribuan "orang perahu". Pol Pot membunuh lebih seram dari Stalin. Di Cina Komunis darah memang tak banyak tumpah, namun Nyonya Mao yang memekikan revolusi toh ternyata menylmpan koleksi pribadi film Greta Garbo di salah satu rumah mewahnya .... Revolusi meragukan, bukan karena ongkosnya, tapi karena hasilnya. Negeri-negeri sosiais kini identik dengan negeri para birokrat. Gagasan besar dan orisinil tak lahir dari dalamnya. Marxisme melarang. "Marxisme," kata Levy kepada The Christian Science Monitor 20 Januari 1983, "adalah seorang polisi di tiap kepala orang yang tertindas." Masalahnya kemudian, apakah dengan demikian sosialisme harus masuk kotak. Artinya manusia yang menyerukan setiakawan adalah palsu dan keserakahan halal karena lumrah? Kita, di Indonesia, tidak mudah buat menjawab. Manusia memang bukan semuanya pertapa yang mencari kemurnian. Hidup penuh dengan kompromi juga dengan kebendaan. Tapi jika sosialisme masuk kotak, kita mungkin tak punya lagi gambaran yang lebih menggembirakan tentang manusia, tentang diri sendiri. Sosialisme memang sering mengecewakan. Tapi ia tetap bisa memberi makna di tengah garis yang kusut dan muram dari sejarah. Kira-kira 40 tahun yang lalu Arthur Koestler menulis satu esei tentang perlunya sintesis antara sang yogi yang suci dan sang komisar yang memimpin perubahan: satu alternatif agar kaum revolusioner tak jatuh dalam godaan kekuasaan baru. Dia tak tahu apakah sintesis itu bisa tercapai. Mungkin dia mimpi. Tapi dia berkata bahwa jika tidak, di mana lagi harapan?

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya