Mencari masa depan

Penulis

Sabtu, 10 Desember 1983 00:00 WIB

DI mana lagikah masa depan? Pernah ada suatu waktu, ketika anak-anak muda dari segala penjuru melihat ke Uni Soviet, negeri pertama yang dibangun untuk sosialisme. Lihat saja film Reds yang dibikin Warren Beaty, tentang sepasang muda-mudi Amerika yang bersemangat menyaksikan Revolusi 1917. "Aku telah melihat masa depan," kata Lincoln Steffens, 64 tahun yang silam sepulang dari Rusia, "dan ternyata bisa jalan!" Kini Uni Soviet tetap bisa jalan -biarpun Andropov sakit- tapi apakah negeri itu teladan masa depan, itulah yang jadi soal. Hampir tiap pengunjung mencatat hal-hal yang bisa menyenangkan, tapi mereka juga setuju kepada kesimpulan dalam buku David K. Shipler, Russia: Broken Idols, Solemn Dreams."Banyak orang Rusia telah kehilangan pahlawan mereka dan iman mereka, iman mereka kepada ideologi dan kepada masa depan mereka." Lalu di manakah lagi masa depan? Di Amerika Serikat? Seorang penulis Prancis pernah menulis buku yang membikin senang hati orang Amerika: di negeri yang berumur 200 tahun lebih itulah revolusi besar umat manusia telah terjadi, dengan hasil yang menakjubkan, tanpa Marx, tanpa Yesus. Penulis neokonservatif Amerika, Irving Kristol, yang bertepuk tangan terus untuk kapitalisme, pasti setuju. Baginya, sejarah manusia hanya mengenal dua gaya revolusi: yang satu Prancis - yang kemudian diulangi di Rusia yang ain Amerika. Dan orang sering melupakan hebatnya yang terakhir. Tapi benarkah hebat? Amerika Serikat selalu menyimpan pesona - itu harus diakui. Tokoh nasionalis Italia, Garibaldi, bahkan konon pernah mengatakan, ketika ia berkunjung ke sana, "Inilah negeri yang bisa menyebabkan orang lupa tanah airnya sendiri." Imigran pun datang berduyun-duyun. Ada yang kemudian jadi tokoh Mafia, ada yang jadi menteri luar negeri. Dalam novel Gorky Park seorang gadis Siberia sampai rela menjual tubuhnya kepada seorang yang membunuh sahabatnya, hanya agar ia bisa pindah ke AS. Bagi dia, Amerika-lah masa depan itu. Namun, tokoh utama cerita ini, seorang penyelidik dari kantor kejaksaan Moskow, sampai ke New York, tapi dengan konklusi lain. Ia terlibat pembunuhan terhadap atasannya sendiri, seorang aparatchik yang korup. Ia dikirim ke New York oleh KGB untuk jadi umpan penjahat. Ia orang yang tanpa masa depan di negerinya sendiri. Tapi baginya, ternyata, AS bukan negeri masa depannya. Pada suatu malam ia dibawa seorang kenalannya, seorang detektif Kota New York, ke sebuah mahkamah yang bekerja hingga larut. Ia melihat beberapa pesakitan dapat keleluasaan ditahan di luar dengan membayar sejumlah uang tembusan. "Apakah ini keadilan?" tanya si orang Rusia. "Bukan, ini undang-undang," jawab si orang New York. Di akhir cerita, tokoh ini - yang bukan seorang patriot besar, bukan pula seorang komunis yang setia - tak bisa "menelan" Amerika. Ia memutuskan pulang ke Rusia. Ia memutuskan untuk berpisah dengan perempuan yang mencintai dan dicintainya. Ia memutuskan untuk kembali ke sebuah nasib yang tak tentu. Barangkali itulah masa depannya. Dan barangkali itulah masa depan yang layak diperjuangkan .... Tapi suatu nasib yang tak tentu, yang belum berbentuk, memang sering membingungkan. Orang pun tetap saja mencari model. Republik Rakyat Cina? Di sana masa depan pernah dicoba dibangun dengan membebaskan petani dari tuan tanah. Tapi di sana pula akhirnya para petani -bukan kaum yang dipilih oleh komunisme - tidak bebas dari kekuasaan partai dan birokratnya. Apakah yang terjadi di Desa Chen? Anak-anak muda yang kecewa, acuh tak acuh, bahkan dengan tekad besar lari ke Hon Kong. Bisik-bisik yang bicara dengan pahit tentang da guan de liyi atau "kepentingan birokrat besar." Orang-orang itu, yang begitu berkuasa, selalu ditampilkan dari bawah oleh seorang juru kamera yang jongkok, orang-orang yang mengangkat kaki besar untuk menginjakku, bukan, untuk mendaki tangga pesawat, orang-orang yang mengangkat tangan untuk memukulku, ah, bukan, untuk menyambut massa, yang dengan patuh, melambaikan bendera-bendera.... Sajak itu memang bukan sajak tentang para birokrat dan penguasa Cina. Ia ditulis oleh Stanislaw Baranczak, seorang penyair Polandia, tentang para pejabat Polandia. Tapi di Cina orang akan mengenalinya, juga di negara mana pun, tempat da guan de liyi lebih didengar ketimbang impian rakyat tentang masa depan.

Berita terkait

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

2 menit lalu

Belum Kunjung Mulai CPNS 2024, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

16 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

23 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

33 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

33 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

47 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

52 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

57 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya