Sang penghancur dunia

Penulis

Sabtu, 31 Desember 1983 00:00 WIB

MUSIM panas, 1945, di Postdam. Di kota Jerman itu presiden Amerika Truman sedang bertemu dengan para pemimpin Sekutu, beberapa saat setelah Jerman kalah. Sebuah berita kawat datang dari Amerika Serikat. Bunyinya aneh. "Dokter baru kembali dengan sangat antusias dan yakin bahwa si bayi lelaki ternyata sekuat dan sekukuh abangnya. Cahaya di matanya dapat dilihat dari sini sampai di Palkatinggi. " Truman gembira. Si "bayi lelaki" adalah Trinity. Bukan nama anak, tentu, melainkan kode untuk bom atom yang dicoba di Jornado del Muerte, New Mexico. Percobaan yang dipimpin J. Robert Oppenheimer itu sukses, sebagaimana dicatat oleh para ahli yang berhimpun di Los Alamos. Hari itu 16 Juli 1945. "Yah, jauh lebih dahsyat dari yang saya harapkan," kata seorang ahli bom yang hadir kemudian. Cahaya yang dipancarkan si jabang bayi, Trinity, sudah menunjukkan itu. Satu-satunya wartawan yang diijinkan mengikuti percobaan peledakan besar itu menuliskan kesaksiannya: bagaimana "sebuah cahaya yang tak berasal dari dunia ini" tiba-tiba menyumamburat di seluruh dataran Jornado del Muerte ("Perjalanan Maut") pada pukul 5.29 itu. "Itu adalah sinar matahari terbit yang belum pernah disaksikan oleh bumi ini, sebuah surya mahabesar yang hijau," demikian tulis wartawan itu. Konon, bahkan, seorang gadis buta, yang tengah berada di mobil dalam jarak 30 kilometer dari tempat ledakan, dapat merasakan sejenak sinar yang berkerlap. Demikianlah, telah tercipta sebuah senjata impian. Penguasa Nazi Jerman pernah berusaha - tak terlalu serius - untuk membuatnya, di sebuah bekas pabrik bir di Pegunungan Alpen. Pemerintah Jepang hanya sebentar mengutak-ngatiknya. Tanggal 2 Agustus 1939, Albert Einstein menandatangani sepucuk surat buat Presiden Roosevelt. Isinya: mengemukakan sebuah kemungkinan bahwa "bom-bom yang sangat kuat dalam jenis baru" dapat dibikin, setelah orang berhasil menimbulkan reaksi berantai nuklir dalam sebongkah besar uranium. Pemerintah Amerika kemudian menyediakan dana dua juta dolar. Hasilnya bisa dirasakan pagi itu, setelah Trinity dijatuhkan dari menara baja tinggi, beberapa detik sehabis radio Los Alamos menyiarkan Serenade untuk Musik Gesek karya Tchaikovsky. Tak heran bila Truman, yang menggantikan Presiden Roosevelt, gembira. Tanggal 3 Agustus, di kapal yang ditumpanginya dalam perjalanan meminggalkan Postdam, la berkata kepada para wartawan, "Nah kawan-kawan, saya ada berita eksklusif lagi untuk kalian. Kita akan menjatuhkan bom atom di Jepang." Pesawat B-29 yang dicat dengan nama Enola Gay (nama ibu Kolonel Tibbets, sang pilot) memang kemudian menjatuhkan bom itu di Hiroshima. Sekitar 200 sampai 300 ribu orang mati. Kota luluh lantak. Panas yang terlontar dari bom istimewa itu begitu. hebatnya hingga bayang-bayang orang pun sampai tercetak di aspal jalan. Para pilot Amerika yang pulang ke pangkalan mereka di Tinian, di Lautan Teduh, mungkin hanya menduga sehebat apa hasil kerja mereka. Di Tinian mereka disambut meriah dengan empat botol bir untuk tiap orang serta pertunjukan film It's a Pleasure. Tapi Einstein, waktu mendengar apa yang terjadi, berteriak pelan, "Oy, vey!" Mungkin Einstein - yang gondrong, yang suka main biola dan berpikir tentang Tuhan - terkejut sendiri. Sarjana yang waktu kecil dianggap bodoh dalam matematika ini mungkin alpa memperhitungkan betapa gampang manusia merusakkan sebuah negeri, membunuh sejumlah manusia lain, dan merebut posisi. Atas nama survival. "Seandainya saya tahu," demikian kata Einstein sebagaimana dikutip dalam The Little Black Book of Atomic War karya Marc Ian Barach yang menarik itu, "seandainya saya tahu bahwa Jerman tidak akan berhasil membuat bom atom, saya tak akan berbuat apa-apa sedikit pun." Einstcin, Yahudi yang rasnya diburu Hitler itu, memang didorong rasa cemas. Perasaan yang sama terbit pada diri bapak bom atom yang lain, Leo Slizard, yang lari dikejar Nazi dari Hungaria. Ketakutan memang pada akhirnya menimbulkan ketakutan, kengerian disambut kengerian. Setelah Amerika, 29 Agustus 1949 Uni Soviet meledakkan bomnya di Gurun Kazakhstan. Lalu pada 16 Oktober 1964, RRC menyusul, di danau kering Lop Nor. Sepuluh tahun kemudian, di Gurun Rajasthan, India tak mau kalah. "Kini Aku jadi Maut, sang penghancur dunia-dunia," demikian tertulis dalam Bhaga?ad Gita. Baris itu kcmudian dikutip oleh J. Robert Oppenheimer sendiri beberapa tahun setelah ledakan di Jornado del Mucrte. Dan ketika ia mengutip itu, lelaki jangkung kurus itu tampak basah di matanya.

Berita terkait

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

5 menit lalu

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

Polisi telah menangkap 142 tersangka dari 115 kasus judi online dalam rentang pada periode 23 April hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade 2024: Garuda Muda Hadapi Tantangan Cuaca Dingin

6 menit lalu

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade 2024: Garuda Muda Hadapi Tantangan Cuaca Dingin

Pemain Timnas U-23 Indonesia harus menghadapi tantangan cuaca dingin di Prancis sebelum melawan Guinea di playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

14 menit lalu

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

Borussia Dortmund menyingkirkan PSG di babak semifinal Liga Champions. Klub Liga Jerman ini lolos ke final dengan mengantongi agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

15 menit lalu

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

Komisi Informasi Pusat mengabulkan sebagian gugatan JATAM Kaltim soal keterbukan informasi proyek air dan sponge city di IKN.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

19 menit lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

26 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

41 menit lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

3 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya