Munawir Aziz,
Peneliti
Dalam kosmologi manusia Jawa, dalang menjadi rujukan tentang tata nilai dan pengatur ritme yang mampu memberikan visi dalam kisah-kisah kehidupan. Dalang, dalam artian harfiah, merupakan seorang yang mengomando pementasan wayang. Sebagai orang yang memainkan lakon demi lakon, pada hakikatnya dalang mementaskan nilai-nilai kehidupan pada setiap kisahnya.
Bagaimana memaknai dalang dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini? Di tengah pertarungan politik yang kian panas, kita perlu menganalisis tentang bagaimana posisi dalang dan strategi lakon wayangnya. Dalang, dalam ranah kesenian, memang menjadi rujukan pementasan wayang, tapi dalam ranah politik, ia bisa bermetamorfosis menjadi sutradara dalam panggung kekuasaan. Dalang politik tidak sekadar mencari lakon yang sesuai dengan wayangnya, namun juga mampu mengatur ritme, menjadi makelar, hingga menyusun alur logika bagi wayang-wayangnya di panggung kuasa.
Untuk itu, perlu ada kecermatan analisis, siapa dalang, siapa wayang. Di panggung politik saat ini, perlu menakar kapasitas orang-orang yang berkompetisi: apakah dia sesungguhnya dalang, atau hanyalah wayang yang seolah-olah menampakkan diri sebagai dalang. Inilah lakon di panggung politik kita saat ini.
Dalam filosofi Jawa, dalang sebenarnya berakar dari makna mulia. Dalang dimaknai dalam akar kata wedha dan wulang. Wedha merupakan kitab suci agama yang memuat ajaran tentang moral, peraturan hidup, dan spiritualitas menuju Tuhan. Sedangkan wulang dapat diartikan sebagai mengajar serta menebar benih ilmu dan cinta dalam kehidupan. Pada arti yang lain, dalang juga dapat diartikan sebagai penyebar ilmu. Makna ini berakar kata angudal piwulang, yakni dalam proses menyebar ilmu bagi masyarakat.
Dalam Kakawin Arjunawiwaha, begawan Mpu Kanwa-pujangga pada masa pemerintahan Airlangga (1019-1042)-mengisahkan tentang pentingnya dalang dalam kosmologi hidup manusia (P.J. Zoetmoelder, 1983: 298). Ia mengungkap tentang bagaimana dalang menciptakan peran sentral dan konteks kemanusiaan. Dalang mampu menyihir rakyat dengan memberi visi pada kisah-kisah yang ditampilkan dengan media wayang.
Lalu, bagaimana transformasi makna dalang dalam dimensi bahasa saat ini? Dalam perkembangan peradaban bangsa, bahasa menjadi ruang untuk menampung dinamika pemikiran dan karakter sosial. Dalam konteks ini, perluasan makna dalang, dari penyebar ilmu menjadi aktor kunci di balik prahara maupun manuver politik, menjadi kekayaan berbahasa kita. Meski pada titik tertentu ada nuansa negatif yang muncul.
Pada kontestasi politik saat ini, kecermatan melihat aktor dan boneka, dalang dan wayang, lebih penting daripada sekadar terjebak pada isu maupun kampanye negatif. Mencermati dalang, bagaimana bentuk strategi, ideologi, dan akar kepentingan ekonomi-politik, akan mampu membuka tabir gelap tentang motif politik yang sebelumnya diselimuti kabut pencitraan maupun manipulasi informasi. Sedangkan mengikuti gerak langkah wayang hanya akan menangkap gerak bayang-bayang yang dipantulkan dari cahaya, dari alur strateginya. Inilah akar filosofi orang-orang Nusantara yang mampu menggerakkan manusia Indonesia agar lebih bersahaja.
Di panggung politik, kita perlu mencermati: apakah seseorang itu sejatinya dalang, ataukah wayang yang mengaku sebagai dalang?
Berita terkait
6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?
12 Mei 2023
Para mahasiswa pada aksi unjuk rasa Mei 1998 menyuarakan 6 tuntutan dalam reformasi. Apakah hari ini sudah selesai?
Baca SelengkapnyaKesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual
8 April 2023
Presiden Saied menolak pemaksaan lebih jauh dari IMF karena bisa mengarah pada kemiskinan yang lebih lanjut di Tunisia.
Baca SelengkapnyaPeru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan
14 Desember 2022
Setidaknya tujuh orang tewas dalam unjuk rasa di Peru akhir pekan lalu saat aksi protes berubah menjadi kerusuhan.
Baca SelengkapnyaKrisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM
5 Agustus 2021
Menteri Luar Negeri RI secara terbuka menyebut isu Myanmar menjadi masalah yang paling banyak di bahas di pertemuan AMM
Baca SelengkapnyaNetanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel
18 Mei 2020
PM Netanyahu dan rival politik Benny Gantz membentuk koalisi pemerintahan baru bersatu untuk mengakhiri konflik politik berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaKrisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?
13 Agustus 2018
Risiko sistemik dikhawatirkan akan mengakibatkan krisis Turki mempengaruhi IHSG.
Baca SelengkapnyaPerludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik
25 Maret 2018
Perludem pun menilai sistem politik yang ada di Indonesia tak ramah bagi anak muda sehingga mereka sulit terjun di dunia politik.
Baca SelengkapnyaJokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna
23 Mei 2017
Presiden Jokowi mengatakan, 6-8 bulan ini, energi dihabiskan untuk banyak hal tidak berguna, saling hujat, berdebat, dan membuat suhu politik memanas.
Baca SelengkapnyaSBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati
8 Februari 2017
SBY mengatakan pemerintah harus berhati-hati jika negara hanya menekankan aspek stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaAnalis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini
2 Februari 2017
Pertarungan Joko Widodo adalah kepada siapa saja yang berdiri di seberang kepentingan negara dan bangsa.
Baca Selengkapnya