M. Nafiul Haris,
Penulis
Bagi orang Indonesia, prangko pos tidak hanya berfungsi sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat. Ada yang lebih penting terkait dengan keberadaan prangko pos Indonesia. Khususnya bagi masyarakat Indonesia terdahulu, keberadaan prangko menjadi bukti pengakuan kedaulatan Indonesia. Jejak sejarah Nusantara kita terekam jelas dalam prangko.
Sebagaimana sejarah kala itu, Indonesia pernah memesan prangko dari Vienna (Eropa) dan Philadelphia (AS). Namun pada akhirnya pemerintah Belanda mengembargo prangko tersebut. Tujuannya tak lain adalah mencegah diakuinya kedaulatan negara bernama Indonesia, lantaran nama tersebut pastinya akan tercetak dan tersebar di seluruh pelosok dunia.
Pada titik ini jelas bahwa prangko mempunyai andil besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia dan pula sebagai bukti perjuangan bangsa ini untuk terlepas dari belenggu penjajahan. Selain itu, prangko mempunyai sejarah sosial yang patut kita simak, selain fungsinya sekarang sebagai benda koleksi, karena termasuk benda budaya langka. Antik.
Pada masa pemerintahan Bung Karno, prangko berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat ketika terjadi bencana alam. Bahkan ada sebuah negara yang menjadikan penerbitan prangkonya sebagai sumber pendapatan negara. Ini menegaskan bahwa keberadaan prangko masih sangat kita butuhkan karena mempunyai potensi yang cukup besar, selain bukti kesejarahanya. Nilai-nilai sosial yang ada dalam prangko pun tak kalah menarik, seperti yang telah diajarkan oleh Sang Proklamator.
Akan tetapi, seiring bermunculannya teknologi baru yang menyuguhkan berbagai bentuk, dari handphone, Internet, sampai smartphone, kesejarahan serta nilai-nilai sosial yang pernah dikisahkan pun seakan hanya menjadi cerita kusam. Maka pantas jika kita beranggapan prangko hanya sebatas riwayat dalam bingkai sejarah Indonesia. Prangko semakin kehilangan sakralitasnya, ketika ruang-ruang spiritualnya telah digantikan oleh teknologi. Media komunikasi yang sifatnya sosial, seperti Facebook, Twitter, dan BlackBerry, misalnya, yang semakin memudahkan seseorang untuk berkomunikasi, menjadi bukti bahwa surat-menyurat tak lagi diminati, demikian pula prangko. Hal itu menegaskan, prangko bukanlah tren masa kini.
Meski demikian, selayaknya kita perlu mengingat setiap peristiwa yang kini telah diabadikan dalam Museum Pos, sebagai bukti perjuangan fisik bangsa Indonesia yang bergerak dalam bidang perposan demi mewujudkan kedaulatan negara. Perjuangan itu dibuktikan dengan terbitnya prangko yang dicetak asal-asalan, seperti prangko pos militer di Solo serta prangko cetak tindih yang bertulisan "Indonesia" atau daerah tertentu peninggalan Nederland Indie atau Dai Nipon. Semua itu guna menunjukkan kepada dunia luar bahwa pemerintah Indonesia eksis dan berfungsi (Kompas, 27/9/11). Jadi, prangko bisa menjadi alternatif penting upaya menumbuhkan semangat nasionalisme kita belakangan ini yang semakin luntur. *
Berita terkait
KPK Sarankan Bansos Berupa Uang dan Disalurkan Lewat Kantor Pos atau Rekening
9 Februari 2024
KPK mengimbau kepada penyelanggara negara maupun masyarakat agar menghindari politik uang jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Groundbreaking Studio RRI hingga Kantor Pos Indonesia di IKN Besok
16 Januari 2024
Presiden Jokowi akan meresmikan sejumlah pembangunan atau groundbreaking proyek di IKN besok.
Baca SelengkapnyaDrama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos
1 November 2023
Pria berusia 86 tahun dilaporkan membakar rumahnya, menembaki rumah sakit dan kemudian menyandera di dalam kantor pos di Jepang.
Baca SelengkapnyaPenyanderaan di Kantor Pos Jepang, Pelaku Sempat Melakukan Penembakan di Rumah Sakit
31 Oktober 2023
Seorang pria bersenjata di prefektur Saitama Jepang menyandera sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya di dalam kantor pos
Baca SelengkapnyaKebakaran Melahap Gedung Kantor Pos Bersejarah Filipina
22 Mei 2023
Gedung Kantor Pos ini dinyatakan sebagai sebuah "properti budaya paling penting" oleh Museum Nasional Filipina pada 2018.
Baca SelengkapnyaMemiliki 4.300 Kantor, Pos Indonesia Klaim Siap Salurkan Bansos Pangan di Bulan Ramadhan
26 Maret 2023
PT Pos Indonesia mengaku siap menyalurkan bantuan sosial atau Bansos ke seluruh wilayah Indonesia. Memanfaatkan jaringan 4.300 kantor pos.
Baca SelengkapnyaMeterai Palsu Marak Beredar, Kenali Bedanya
7 Maret 2023
Meterai palsu banyak beredar. Untuk mengetahui perbedaan antara meterai asli dan palsu, pengguna dapat mengecek dengan melihat dan meraba.
Baca SelengkapnyaPegawai Kantor Pos Inggris Batal Mogok, Perusahaan Ancam Maju ke Pengadilan
7 Februari 2023
Pekerja kantor pos Inggris membatalkan pemogokan 24 jam menuntut perbaikan upah minggu depan setelah mendapat tantangan hukum dari perusahaan
Baca SelengkapnyaIbadah Natal 2022 di Gereja Katedral Jakarta, Warga Bisa Parkir Mobil di Masjid Istiqlal
24 Desember 2022
Gereja Katedral Jakarta menyelenggarakan ibadah Natal 2022 pada 24-25 Desember. Warga yang datang beribadah dapat memarkir mobil di Masjid Istiqlal.
Baca SelengkapnyaCerita PKL Kota Tua Jakarta Senang Raih Untung setelah Pindah ke Gedung Kantor Pos
21 November 2022
Para pedagang kaki lima (PKL) mengaku meraih keuntungan setelah pindah ke gedung Kantor Pos Indonesia di Kota Tua, Jakarta Barat.
Baca Selengkapnya