Untuk apa perang

Penulis

Sabtu, 31 Juli 1982 00:00 WIB

SEORANG laki-laki asing mencari anak-anak yang mungkin hilang, di tengah perang. Kisah itu mungkin bisa ditulis untuk sebuah novel -- tapi tidak. Kisah itu menarik bukan karena ia unik. Bukan pula karena ia dramatik. Ia bahkan mungkin biasa saja. Sebab laki-laki asing itu adalah Roger Rosenblatt, wartawan Time. Ia hanya ingin menemukan di tengah serbuan Israel ke Libanon di akhir Juni dan awal Juli itu, sejumlah anak yang enam bulan sebelumnya diinterviunya. Mungkin motifnya cuma motif profesional: seorang wartawan yang ingin tahu dan ingin bercerita tentang sesuatu, secara istimewa. Tapi toh catatan hariannya dalam perjalanan mencari itu bukan sekedar dokumen jumalistik ketika majalah Time, 19 Juli, secara khusus menerbitkannya. Rosenblatt mencari Ahmed, 15 tahun. Ia mencari Samer, 4 tahun. Ia mencari Lara, 10 tahun. Juga seorang bayi yang lahir saat perut ibunya robek terbuka ketika Israel mengebom Beirut, di musim panas 1981 -- seorang bayi yang diberi nama Palestine. Untuk apa? Dalam catatan hariannya 3 Juli, wartawan itu sendiri mulai bimbang. Untuk apa meneruskan mencari Samer, anak seorang perwira PLO, yang konon tewas? Apa yang akan dikatakan oleh bocah umur 4 tahun itu, dan apa pula yang bisa dikatakan kepadanya? Rosenblatt menjawab dirinya sendiri: "Bagaimanapun juga anak itu menawarkan satu tujuan, suatu sasaran, di sebuah tempat di mana pelbagai tujuan sukar untuk mampir atau rancu membingungkan". Ia ketemu Ahmed. Anak belasan tahun itu kini prajurit, dengan senapan mesin, di garis depan. Ia mungkin tahu sebentar lagi ia akan mati. Dalam situasi itu, apa yang akan dipilihnya: akal sehat atau kehormatan? Ahmed berpikir sebentar, lalu menjawab: "Jika saya harus menyusun prioritas, saya akan pilih kehormatan lebih dulu, tapi saya tak tahu jawabannya, sungguh." Ia pernah mengatakan ia pengin jadi dokter. Di hari itu ia juga masih mengatakan jika ia jadi dokter ia tetap berniat memperlakukan seorang Israel yang luka sebagai seorang dokter memperlakukan pasien, bukan sebagai prajurit memperlakukan musuh. "Saya tak membenci orang-orang itu. Tapi saya membenci tindakan orang-orang itu". Tembakan-tembakan terdengar. Ahmed, 15 tahun, harus kembali ke pasukannya. Selamat tinggal. Dan kemudian, Samer. Di Tyre, tempat dulu ia ditemui di bungker perlindungan ayahnya, seorang kolonel PLO, bahkan peninggalan bocah itu tak ada lagi. Benarkah sang kolonel gugur? Seseorang kemudian mengatakan bahwa Samer dan ibunya pergi ke suatu kota. Tapi kota itu tak ada dalam peta. "Tuan tak akan pernah menemukan anak itu," kata kapten pasukan Israel kepada Rosenblatt -- dan agaknya benar. Yang ditemukan kemudian hanya Samer yang lain: seorang bayi, yang lahir ketika ibunya tertembak pada perut. Seperti bayi yang diberi nama Palestine dulu --anak yang kini ternyata tinggal bersama cabang keluarganya yang berada di Suriah. Dengan kata lain, selamat. Selamat seperti Lara, yang kini berada di Yordan, beberapa bulan setelah orangtuanya terbunuh. Kesiagaan. Kematian. Atau keterbuangan. "Setiap orang tahu akan peperangan-peperangan," tulis Rosenblatt 4 Juli. Sebuah kisah yang sangat tua. ADAKAH tulisan seperti itu cuma propaganda gratis untuk PLO? Di Israel para pejabat dan patriot mengeluh tentang apa yang ditulis pers Barat. Di negeri-negeri Arab para pejabat dan patriot juga mengeluh tentang pers Barat. Kita tak tahu keluhan mana yang benar. Tapi jadi wartawan memang nampaknya sulit, terutama bila menemukan kenyataan bahwa posisi kepejabatan serta kepatriotan ternyata tak cukup untuk melihat sebuah perang adalah perang manusia. Bukan cuma perang melawan teroris. Bukan cuma perang melawan agresor. Rosenblatt juga bercerita tentang pasukan Israel yang menolong seorang ibu dan anaknya, ketika istri PLO itu menyelinap dari Beirut Barat untuk pergi ke Nabatiyah. "Dunia telah bersikap tak adil kepada orang Palestina," kata perwira Israel berumur 58 tahun yang bertugas di situ.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

15 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

6 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

9 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

9 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

10 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

11 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya