Runtuhnya kekuasaan islam

Penulis

Sabtu, 13 November 1982 00:00 WIB

Betapa sukarnya terang siang berpamitan dari Granada! -- Federico Garcia Lorca BUKAN cuma terang matahari, tapi juga masa silam sukar berpamitan dari Granada. Sejarah seakan-akan ikut melilitkan diri ke pohon-pohon sipres--atau bersembunyi di bawah air. Atau melekat di batu-batu merah Alhambra. Di belakangnya, berdiri latar yang tua sekali: bukit-bukit Sierra Nevada "gigir gunung yang bersalju." Ke situlah memang, di abad ke-11, kekuatan terakhir bangsa Berber bertumpu, setelah Islam terdesak di Spanyol. Keadaan memang tak sehebat seperti di abad ke-9, ketika kerajaan Umayyad jadi sebuah pusat kebudayaan yang unggul di Cordoba. Tapi dengan hati-hati, kekuasaan yang tersisa di Gradana itu toh berhasil mempertahankan diri. Dan tumbuhlah suatu peradaban yang telah membikin Andalusia, untuk mengutip kata-kata seorang ahli sejarah, jadi "suatu kehormatan bagi umat manusia". Tepat ditahun 1248, Muhammad ibnu al-Ahmar memerintahkan dibangunnya Alhambra, istana yang menatap dua sungai bening di bawah. Indah sekali. Tapi bukan cuma karena keindahannya istana ini menggetarkan kita. Seperti juga riwayatnya, kastil merah itu (dari kata al-qala hamra) adalah sebuah kontras. Dari luar, ia mengesankan kekokohan sebuah benteng. Tapi di dalamnya ia menyimpan tiang-tiang semampai, ukiran renik dan dekorasi yang feminin--yang agak berlebihan lembut. Alhambra memang bermula sebagai kubu. Didirikan di abad ke-9, bangunan asalnya, Alcazaba (dari kata Arab alqasba) mirip tempat pertahanan tentara negeri Timur. Namun pertahanan 200 tahun kemudian, berganti jadi kemapanan. Perang reda, lalu hidup pun santai. Dinding yang kasar di luar itu pun sedikit demi sedikit ditambah dengan ruang-ruang bertata rias yang mewah, yang melipur indera sampai senikmat-nikmatnya. Lalu datanglah kekalahan. "Hanya Tuhanlah yang menang," begitulah kaligrafi yang terukir cantik di sana. Tapi di salah satu ruangan paling indah, di Salon de Embajadores, 400 tahun yang lalu amir terakhir bangsa Berber memutuskan untuk takluk kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabela. Kekuasaan Islam pun berakhir. Bertahun kemudian, Raja Carlos V konon memandang dari balairung itu ke bawah, tempat Sungai Darro dan Genil nampak. Menyaksikan kebun merimbun, ia berkata, "Betapa buruk nasib orang yang telah kehilangan segalanya ini!" Nasib, atau lalai? Bagi pendapat yang lazim, sejarah runtuhnya kerajaan Islam Spanyol adalah satu kasus dari pola yang termasyhur kaum yang semula kokoh dan liat berhasil maju, tapi kemudian-terjebak dalam kenikmatan kemajuan-ia pun jatuh. Bukankah jauh sebelum Alhambra. kekuasaan Islam juga terdesak karena di Cordoba dan Sevilla para pemimpin jadi manja dan korup? Bukankah Andalusia bangkit kembali karena datang Amir Abu Aqub Yusuf di abad ke-12, keturunan pengikut Ibnu Tumart yang menganjurkan hidup keras dan sederhana? Hidup keras dan sederhana, keyakinan kokoh dan bersahaja: sikap ini memang bisa mempesona dalam situasi yang dirasa tidak adil serta dekaden. Tak heran bila dalam sejarah pemikiran Islam, pandangan itu datang berulang dari masa ke masa. Ia berpedoman pada hidup orang-orang di awal Islam, di bawah Nabi. Dengan demikian ia punya kelebihan moral dan kegempalan semangat: ada kemurnian, ada kebersihan, ada kekuatan. JUGA ada kecenderungan untuk menilai kehidupan lain, yang meninggalkan corak keras dan sederhana itu, sebagai gejala keruntuhan yang pernah nampak di Andalusia: suatu penyelewengan. Tentu, banyak benarnya. Tapi barangkali boleh juga orang melucu: sejarah adalah seperti Alhambra. Tak ada agaknya suatu kaum yang bisa terus-menerus hidup dengan kebudayaan kubu pertahanan yang selalu awas dan siaga. Ada godaan kembang dan pohon-pohon, ada penggeli hati dan mainan, ada sejumlah hal yang dicari dengan rasa seni dan kreativitas -- sementara tak ada lagi manusia sesuci Nabi. Alhambra. Cordoba. Sevilla. Ataukah keindahan itu proses terkutuk?

Berita terkait

PSG Disingkirkan Borussia Dortmund di Semifinal Liga Champions, Luis Enrique Lakukan Hal yang Tak Biasa Seusai Laga

10 menit lalu

PSG Disingkirkan Borussia Dortmund di Semifinal Liga Champions, Luis Enrique Lakukan Hal yang Tak Biasa Seusai Laga

Paris Saint-Germain (PSG) gagal lolos ke final Liga Champions 2023/2024 setelah kalah agregat 0-2 dari Borussia Dortmund. Apa kata Luis Enrique?

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

19 menit lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

28 menit lalu

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

Polisi telah menangkap 142 tersangka dari 115 kasus judi online dalam rentang pada periode 23 April hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade 2024: Garuda Muda Hadapi Tantangan Cuaca Dingin

29 menit lalu

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade 2024: Garuda Muda Hadapi Tantangan Cuaca Dingin

Pemain Timnas U-23 Indonesia harus menghadapi tantangan cuaca dingin di Prancis sebelum melawan Guinea di playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

37 menit lalu

Begini Komentar Edin Terzic setelah Bawa Borussia Dortmund Lolos ke Final Liga Champions dengan Singkirkan PSG

Borussia Dortmund menyingkirkan PSG di babak semifinal Liga Champions. Klub Liga Jerman ini lolos ke final dengan mengantongi agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

38 menit lalu

Menteri PUPR Banding Atas Gugatan JATAM Kaltim, Tutupi Informasi Soal Proyek Air dan Sponge City IKN

Komisi Informasi Pusat mengabulkan sebagian gugatan JATAM Kaltim soal keterbukan informasi proyek air dan sponge city di IKN.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

42 menit lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

49 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

1 jam lalu

Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Lolos ke Babak Final, Singkirkan PSG dengan Agregat 2-0

Borussia Dortmund lolos ke final Liga Champions 2023/2024. Mereka menang 1-0 di markas PSG, Rabu dinihari, 8 Mei 2024, dan melaju dengan agregat 2-0.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

2 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya