Cara mencintai sang pencipta

Penulis

Sabtu, 30 Januari 1982 00:00 WIB

DIA menenggak bir. Selapis busa menyangkut pada misai yang tak rapi itu. Dia baca sajak. Lampu menyorot ke mimbar, dan hadirin terpukau. Sutardji Calzoum Bachri, tentu. Yang gondrong rambutnya, yang tak jelas sopan santunnya, yang cepat cemoohnya, yang keras ketawanya--dan mengejutkan puisinya. Penyair yang kena serapah? Orang yang berantakan? Sebentar. Inilah beberapa baris sajaknya: aku telab nemukan jejak aku telah mencapai jalan tapi belum sampai tuhan berapa banyak abad lewat berapa banyak arloji pergi berapa banyak isyarat dapat berapa banyak jejak menapak agar sampai padaMu? Jika cuma kata-kata itu yang ada di sana, mungkin kita akan duga Sutardji iseng. Tapi dalam kumpulan puisinya yang baru terbit, O Amuk Kapak (Penerbit Sinar Harapan, 1981), baris sejenis itu berderet. Kadang berulangulang: seolah Tardji tengah membaca semacam zikir yang intens, untuk menemui Tuhan. Dia mencari, karena dia rindu. Mungkin, setelah Amir Hamzah di tahun 30-an, tak ada penyair Indonesia lain yang begitu bergetar rasa kangennya kepada Dzat yang Mahagaib itu. Aku telah nangkap manusia dengan tangan, tulis Sutardji, "dengan meriam dengan ide dengan pikiran." Namun, "cuma jeakMu saja yang aku dapatkan pada mereka. " Dan ia mereguk bir. Anda boleh berkeberatan, bahwa Tuhan dikangeni dengan cara begini. Tapi bagaimana anda bisa mengatur kerinduan orang lain? Amir Hamzah sekalipun, bangsawan sebelum perang, dengan adatnya yang jelas, toh tak juga bisa kita atur. "Hatiku yang terus hendak mengembara ini, " begitu satu sajaknya di tahun 1935, "membawa daku ke tempat yang dikutuki oleh segala kitab-kitab suci dunia." Lalu katanya, "tapi engkau, hatiku, berkitab sendiri, tiada sudi mendengarkan kitab lain . . . " Hati yang gandrung, yang gelisah, memang mudah tak betah dengan peta yang tersedia. Amir Hamzah melukiskan hubungannya dengan Tuhan sebagai "bertukar tangkap dengan lepas". Sebuah akidah, serumus hukum, paling banter hanya bisa menuntutnya untuk jinak. Tapi penyair yang paling rapi sekalipun selalu punya saat-saat yang majenun . Karena itulah mereka yang lebih menyukai organisasi, tertib, stabilitas, persatuan, doktrin yang pasti serta berkuasa, selalu ogah pada kerinduan a la Sutardji dan pengembaraan Amir Hamzah. Bagi mereka Tuhan harus ditaati, bukan digandrungi. Bagi mereka ia adalah Kekuasaan, dan kita tak perlu akan kebebasan. Kebebasan adalah berbahaya, subversif, membingungkan umat, mengacau generasi. Bagi orang banyak, memang tak ada manfaatnya kebebasan penyair dan kerinduan seorang sufi. Agama, bagi khalayak ramai ini, ibarat sebuah rumah sakit yang ideal: ia bisa menyembuhkan, merawat, membersihkan. Ia juga teratur, tak gaduh, dan steril. Dalam tiap agama, selalu ada sifat yang disebut Max Weber sebagai Alltagsreligion ini--agama orang ramai yang dilakukan secara rutin sehari-hari. Dan dalam tiap agama, selalu ada orang yang tak puas hanya dengan itu, dari waktu ke waktu. Demikianlah syair Wedatama di abad ke-19 mencemooh kaum muda yang "anggung anggubel sarengat", yang dengan bangga hanya merepotkan syari'at. Bagi Wedatama, yang utama adalah orang yang "karoban ing sih", diluapi rasa cinta, yakni "cinta kepada sang Suksma, yang tumbuh menggunung besarnya". Jika penyair Wedatama hidup di abad ini ia pasti akan melihat ke Amir Hamzah, atau Sutardji. Dan mungkin juga Ahmad Wahib. Sebab dalam satu catatan hariannya yang menghebohkan itu, anak muda itu menulis: "Tuhan, aku menghadap padamu bukan hanya di saat-saat aku cinta padamu, tapi juga di saat-saat aku tidak cinta dan tidak mengerti tentang dirimu, di saat-saat aku seolah-olah mau memberontak terhadap kekuasaanmu. Dengan demikian, Rabbi, aku mengharap cintaku padamu akan pulih kembali." Pergolakan Pemikiran Islam, halaman 27.

Berita terkait

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

2 menit lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

7 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

34 menit lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

36 menit lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

44 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

57 menit lalu

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

Universitas Jambi atau Unja menyediakan fasilitas ujian untuk UTBK sebanyak 16 laboratorium dan dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

1 jam lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

1 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

1 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya