Rakyat Jelata

Penulis

Selasa, 3 Juni 2014 22:48 WIB

Idrus F. Shahab
idrus@tempo.co.id

Sebuah gelas beling di atas piring kecil. Seseorang telah menuangkan kopi ke dalamnya. Dan manakala gelas terisi separuh, seorang lelaki setengah tua terbatuk-batuk. Ia tersedak, tapi kemudian menitipkan pesan kepada seorang kawannya di kota: kalau ada yang ke kota esok pagi, tolong sampaikan salam rindunya. Desa kecil ini, demikian si lelaki melanjutkan, siap menyambutnya dengan batang-batang padi yang terkembang, dan rodaroda giling yang berputar-putar, siang-malam.

Ia Leo Kristi. Ada batuk dan gelas kopi yang perlahan menggiring panorama padesan dalam Salam dari Desa. Leo Kristi terus menyanyi. Tambur di belakangnya dan gitar di tangannya mengisi irama pada setiap jengkal musik yang mengalir dalam ketukan dua perempat itu.

Dan ketika block flute mengalunkan potongan-potongan melodi, panorama desa, panorama yang amat dikenalnya, semakin jelas tergambar. Desa kecil yang tengah menyambut panen raya, ritual yang paling ditunggu-tunggu tiap-tiap tahun. Musik riang, dan semua berlangsung seperti waktuwaktu sebelumnya. Kecuali pada setiap akhir bait, suaranya yang berat membawakan ironi: sawah-sawah itu bukan lagi milik mereka.

Leo tidak menunjuk penyebabnya, tidak menawarkan solusi. Ia tidak menyerukan perlawanan, tidak menuntut land reform— yang memang tak kunjung menjadi kenyataan di republik ini. Ia hanya menyodorkan sebuah potret kenyataan kepada lawan bicaranya, seperti seorang pedagang kaki lima meletakkan barang dagangannya di atas alas koran.

Indonesia, di mata Leo, bukan negeri yang gampang menyerah. Dalam Sayur Asam Kacang Panjang, ia berkisah tentang seorang nelayan yang bergulat mencari ikan di tengah laut. Hidup memang berat, harapan-harapan harus disederhanakan, dan nelayan yang berjuang itu seakan berbisik kepadanya: setumpuk ikan di perahu sudah cukup untuk mengusir segenap kecemasan di hatinya. Ia akan pulang ke darat dan memperpanjang hidupnya sekeluarga sehari lagi. Adanya setumpuk ikan di perahu berarti banyak: selalu ada cahaya harapan di ujung perjuangan ini.

Sayur Asam Kacang Panjang musik yang sederhana. Nadanadanya pentatonis, mengandung repetisi layaknya mantra.

Tak seperti kandidat pemilihan presiden 2014 yang di atas podium dan di hadapan kamera televisi senantiasa menjanjikan perubahan dan keberpihakannya kepada rakyat; dalam musikmusiknya Leo Kristi melupakan slogan dan tangan-tangan yang terkepal. Cukup memperlihatkan keakrabannya dengan kebersahajaan, kemiskinan, kenaifan, dan kesederhanaan, baladeer ini sudah menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat jelata.

Seorang calon pemimpin memang diharapkan dapat menangkap aspirasi dan memenuhi angan-angan para pemilih. Ya, mula-mula kedua kandidat menampilkan dirinya sebagai antitesis dari pemimpin lama yang dinilai peragu dan tidak teguh pendirian. Kemudian, sesuai dengan angan-angan para pemilih, kita menyaksikan dua kandidat presiden 2014-2019 bergantian menegaskan visinya tentang Indonesia yang hebat dan disegani kawan-lawan, serta bagaimana "hijrah" ke kondisi ideal tersebut.

Mereka berbicara dalam skala makro. Padahal, ketika membahas seorang petani yang kehilangan sawah, atau nelayan pulang ke darat dengan setumpuk ikan, kita menggunakan skala mikro—seperti yang disampaikan Leo dalam lagunya.

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya