Arti keadilan

Penulis

Sabtu, 3 Oktober 1981 00:00 WIB

AKU pusing, begitulah kata seorang Yunani kuno bernama Theaetetus, pada suatu hari "Itu permulaan filsafat," komentar seorang Yunani kuno lain yang bernama Socrates. Filsafat, seperti masuk angin, dimulai dengan pusing Tapi berbeda dengan masuk angin, ia tak bisa stop. Setidaknya jika kita mengikuti Socrates--seorang tua bermuka buruk yang menghabiskan waktunya di tepi jalan untuk berdiskusi, di abad ke-4 sebelum Masehi. 2300 tahun yang lalu itu ia selalu nampak di pelataran orang ramai di Athena. Jubahnya itu-itu juga, dan ia bertelanjang kaki. Tapi sudah tentu ia bukan gelandangan. Ia seorang bekas pejuang dalam perang melawan Sparta. Di waktu muda ia seorang pelajar filsafat. Ayahnya seorang pematung. Daripadanya Socrates mewarisi sebuah rumah. Ia bahkan juga punya uang yang diputarkan dalam bisnis oleh seorang sahabatnya. Tapi nampaknya ia tak peduli dengan harta. "Betapa banyaknya barang di sana yang tak kuperlukan!" katanya ketika ia melihat aneka ragam jualan di pasar. Barangkali karena itu ia hidup tenang. Nasibnya memang tak buruk -untuk seorang yang kemudian dihukum mati dengan meminum racun. KENAPA ia harus dihukum mati? Tuduhan resmi para penguasa baru di Athena ialah bahwa Socrates "tak mengakui dewa-dewa yang diakui negara". Juga bahwa ia "merusak jiwa pemuda". Socrates sendiri, dalam pembelaannya, menyebut diri sebagai "sejenis lalat pengganggu", yang "diberikan kepada negara ini oleh Tuhan". Tak berarti lalat itu harus disingkirkan. Baginya, negara justru memerlukan seekor lalat seperti itu. Negara adalah ibarat seekor sapi raksasa, "yang lamban geraknya karena ukurannya yang besar itu," kata Socrates. Karena itu sang ternak memerlukan penganggu, "agar digelitik jadi hidup". Sayangnya, para hakim tak peduli. Socrates pun sebenarnya juga tak peduli benar dengan kematiannya sendiri. Filosof tua itu toh merasa lebih baik mati ketimbang berangkat pikun pada umurnya yang mau lewat 70. Mereka yang takut mati, begitulah konon ia berkata, membayangkan dirinya mengetahui apa yang tak diketahui siapa pun juga. Socrates, sebaliknya, adalah seorang yang tahu bahwa ia tidak tahu. Sebagai "lalat pengganggu" ia tak cuma menggelitik negara dan penguasa. Ia juga menggelitik rekan-rekannya, dan praktis tiap orang yang merasa sudah tahu jawaban atas persoalan hidup. Hampir tiap hari ia bangun pagi. Ia datang ke pasar, atau ke gimnasium, ke bengkel, atau ke palaestra. Di sana ia memancing skusi. Ia menyusuri keyakinan orang. Ia mengetuk konsep-konsepnya. Ia meminta definisi dari pengertian-pengertian yang umum, lalu--dengan tangkas--mengungkapkan kemencongannya. Ia mengiris-iris ucapan klise dengan logikanya. Ia melunturkan kesimpulan-kesimpulan yang nampak pasti dengan sorotan baru. Ia bertanya. Ia mempertanyakan. Banyak orang jengkel. "Jika kau bertingkah begini di negeri lain," ujar Meno, "kau bakal ditangkap." Seorang yang lain, Hippias, ketika didesak berdiskusi soal keadilan berteriak: "Demi Zeus! Kau tak akan mendengar jawabanku sebelum kau sendiri menyatakan apa yang kau anggap sebagai keadilan!" Socrates tak membantah. "Saya menulari orang dengan kebingungan yang ada dalam diri saya," katanya. Paling jauh ia menyebut dirinya "bidan"--seperti ibunya. Ia sendiri tak mengandung dan melahirkan pikiran besar. Ia hanya membantu orang lain. Plato misalnya, murid yang setia itu, adalah penyusun sistem filsafat yang lebih berhasil. Tapi adakah Socrates, yang tak pernah menuliskan pikirannya sepotong pun, dan tak pernah menghasilkan satu sistem pemikiran apa pun, hanya batang api-api permulaan yang kini butut? Tidak, juga untuk sekarang. Ketika orang ingin memberi jawab hampir mutlak yang serba tegas kepada penderitaan manusia, Socrates mengingatkan bahwa orang akan hanya tidur bila ia menutup dirinya sendiri dari lalat yang bertanya.

Berita terkait

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

10 menit lalu

5 Tips Merencakan Liburan Keluarga

Pakar perjalanan membagikan beberapa tips liburan keluarga

Baca Selengkapnya

Sepatu Bata Riwayatmu Kini: Jadi Favorit Generasi Baby Boomers, Masih Berjaya di India

15 menit lalu

Sepatu Bata Riwayatmu Kini: Jadi Favorit Generasi Baby Boomers, Masih Berjaya di India

Kabar penutupan pabrik sepatu Bata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melengkapi cerita kemunduran perusahaan multinasional asal Ceko itu.

Baca Selengkapnya

Prediksi Crystal Palace vs Manchester United di Liga Inggris: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Formasi

17 menit lalu

Prediksi Crystal Palace vs Manchester United di Liga Inggris: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Formasi

Pertandingan Crystal Palace vs Manchester United akan tersaji pada pekan ke-36 Liga Inggris atau Premier League musim 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

23 menit lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

28 menit lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

30 menit lalu

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Penyelundupan miras melalui Pelabuhan Tanjung Emas disamarkan sebagai pengiriman tekstil. Mendapat atensi dari Kantor Pusat Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

35 menit lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

39 menit lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

53 menit lalu

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

Sule mengungkapkan rangkaian acara menuju pernikahan Rizky Febian dan Mahalini setelah menggelar upacara Mepamit di Bali.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya