Ekoteologi

Penulis

Sabtu, 7 Juni 2014 00:38 WIB

Tom Saptaatmaja,
Alumnus Seminari St. Vincent de Paul

Ada yang menyebut kerusakan lingkungan hidup saat ini terparah dalam sejarah umat manusia. Sayangnya, agama atau teologi "monoteisme" konon malah punya andil dalam penghancuran lingkungan karena ajarannya yang menempatkan manusia sebagai pusat ciptaan. Ajaran yang antroposentris ini kerap dijadikan legitimasi bagi para pelaku kerusakan lingkungan hidup di mana pun.

Ayu Utami, dalam novel Bilangan Fu (KPG, Jakarta, 2008),mencoba mengkritisi pandangan agama atau teologi monoteisme yangjustru menjerumuskan ekologi dalam kerusakan. Monoteisme hanyamengajarkan agar manusia memperbaiki akhirat, tapi merusakdunia. Novel ini mengapresiasi ajaran agama tradisional, seperti"sakralisasi alam". Dalam ajaran ini, setiap unsur di alam, sepertigunung, hutan, pohon, atau danau, memiliki penghuni yang harusdihormati. Tanpa disadari, ajaran animistis ini justru menghindarkangunung, hutan, pohon, atau danau dari destruksi.

Sedangkan teolog feminis, Rosemary Radford Ruether, mengecam budayapatriarki. Sebabnya, kata dia, budaya ini memberikan kontribusi negatif bukan hanya terhadap kemanusiaan perempuan, tapi juga terhadap perusakanlingkungan di sepanjang sejarah.

Syukurlah, agama atau teologi monoteisme mau menerima kritik sepertiyang dilontarkan Ayu Utami atau Ruether. Kini sudah munculapa yang disebut dengan ekoteologi, yang mencoba menata ulang posisimanusia. Manusia bukan sebagai pusat (antroposentris) lagi di alamsemesta. Citra palsu manusia sebagai tuan atas ciptaan-ciptaan lainharus dilepas atau ditanggalkan karena manusia adalah mitra Tuhanatau sahabat Sang Pencipta guna menyelamatkan dunia dari kerusakanekologi yang lebih parah. Dosa-dosa ekologis manusia modern yangmengeksploitasi bumi dan merasa memiliki keunggulan dibanding ciptaanlain perlu terus dikoreksi dan dikritisi.

Ekoteologi menawarkan ajaran atau ekologi baru bahwa segenap penganutagama monoteis kini hanya menjadi pendatang belakangan di dunia danpunya tugas menghindarkan lingkungan hidup dari destruksi (David G.Hallman, "Beyond 'North/South Dialogue'", dalam David G. Hallman, Ed.,Ecotheology: Voices from South and North (Maryknoll, New York: OrbisBooks, 1994, p 6)).

Sayang, gema dari ekoteologi ini baru mulai muncul di negeri kitabeberapa tahun belakangan ini. Tidak mengherankan jika destruksi terhadaplingkungan hidup di negeri ini justru terus dilakukan di tengah alpanyakaum politikus dan pengambil kebijakan akibat ingar-bingarperpolitikan menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014.

Kalau politik yang diusung para politikus kita sungguh bervisilingkungan (green politic), jelas kita tidak perlu cemas. Tapi, sayang, politik yang diusung lebih mengutamakan politik bagi-bagi kekuasaan. Isu-isu ekologi pun tersisih. Kita sudah melihat betapa memuakkannya ketika para anggota parlemen justru turut berandil dalam kejahatan ekologi, seperti kasus alih fungsi hutan di Sumatera yang merusak lingkungan hidup.

Kita berharap presiden dan pemerintahan baru kelak serta segenapkomponen bangsa lainnya di negeri ini sungguh akan punya kepeduliansejati pada lingkungan hidup. *


Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

24 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

56 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

1 Juli 2023

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

Berbagai proyek infrastruktur IKN Nusantara memperparah kerusakan lingkungan di lokasi ibu kota baru itu ataupun di area sekitarnya

Baca Selengkapnya