TEMPO.CO, Jakarta - Iwel Sastra, komedian, @iwel_mc
Istilah nomor cantik populer di masa telepon seluler menjadi tren di Indonesia. Penjual kartu perdana menawarkan aneka nomor cantik dengan harga beragam. Semakin cantik sebuah nomor, harganya semakin mahal. Nomor cantik semakin mahal bila angkanya mudah diingat atau susunan angkanya menarik. Padahal, untuk telepon seluler, nomor cantik itu sudah tidak ada artinya ketika seseorang menyimpannya beserta nama kita di pesawat teleponnya. Saat menelepon, yang keluar bukan lagi nomor cantik, melainkan nama. Namun saya belum pernah menemukan ada yang menjual nama cantik.
Nomor cantik juga menjadi tren untuk pelat nomor kendaraan. Biasanya pelat nomor cantik dihubungkan dengan tanggal lahir atau nama si pemilik. Ketika membeli mobil baru, seorang teman yang baru menikah memesan pelat nomor dengan memasang tanggal pernikahan diakhiri inisial huruf namanya dan pasangan. Sayang, rumah tangga teman ini tak bertahan lama. Saya ingin tahu apakah dia kemudian mengganti pelat nomornya dengan tanggal perceraian. Seniman Sys Ns menggunakan rangkaian B 515 NS untuk pelat nomor kendaraannya. Terinspirasi oleh Sys Ns, saya pun memesan pelat nomor B 1 WEL. Sayangnya, permintaan saya ditolak karena saya belum memesan mobil.
Selain angka yang menjadi nomor cantik, kita mendengar mitos angka sial, yaitu angka-angka yang biasanya dihindari untuk digunakan. Di Cina, angka 4 dihindari karena angka 4 disebut "shi", yang bermakna kematian. Di Indonesia, banyak yang menilai angka 9 adalah angka bagus, namun masyarakat Jepang menghindari angka 9 karena pengucapan "ku" untuk angka 9 berarti penderitaan. Angka 13 di Amerika dihindari karena dianggap sebagai angka sial. Di Indonesia, secara umum banyak orang yang menghindari angka 13. Bagi saya, semua angka baik dan memiliki perannya sendiri. Bahkan saya termasuk orang yang berani memilih angka 13 dalam berbagai pilihan hidup saya. Pernah saya diminta memilih honor manggung 10 atau 13 juta, maka saya dengan berani memilih angka 13 juta.
Nomor cantik juga berlaku di ranah politik. Pada pemilu legislatif 9 April 2014 lalu ada beberapa partai politik yang mengincar nomor urut tertentu. Biasanya nomor urut yang diincar adalah nomor urut kecil. Ini tidak ada hubungannya dengan keberuntungan, hanya untuk memudahkan mengacungkan jari ketika kampanye. Mendapatkan nomor urut antara 1 sampai 5 selama kampanye cukup mengacungkan satu tangan serta mengembangkan jari sesuai dengan nomor urut partai. Bagi yang dapat nomor urut 6 sampai 10 sedikit repot mengacungkan dua tangan sambil mengembangkan jari sesuai dengan nomor urut partai. Yang mendapatkan nomor urut di atas 10, tentu lebih repot lagi.
Dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014 hanya tersedia dua nomor urut, yaitu 1 dan 2. Saya menilai kedua nomor urut ini sama cantiknya. Ini terlihat dari kreativitas para tim sukses capres yang mengolah nomor urut menjadi bahan kampanye. Prabowo-Hatta mengajak calon pemilih menyerukan "satu-satunya pilihan adalah nomor satu". Jokowi-JK menyebar pesan "kesehatan nomor satu, presiden nomor dua". Menurut saya, yang paling penting bagi capres bukanlah nomor urut cantik, melainkan program cantik. Program-program yang dikemas cantik dan berpihak kepada rakyat, bukan kepada partai koalisi maupun pemodal. *
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya