Nomor Cantik

Penulis

Senin, 9 Juni 2014 00:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Iwel Sastra, komedian, @iwel_mc

Istilah nomor cantik populer di masa telepon seluler menjadi tren di Indonesia. Penjual kartu perdana menawarkan aneka nomor cantik dengan harga beragam. Semakin cantik sebuah nomor, harganya semakin mahal. Nomor cantik semakin mahal bila angkanya mudah diingat atau susunan angkanya menarik. Padahal, untuk telepon seluler, nomor cantik itu sudah tidak ada artinya ketika seseorang menyimpannya beserta nama kita di pesawat teleponnya. Saat menelepon, yang keluar bukan lagi nomor cantik, melainkan nama. Namun saya belum pernah menemukan ada yang menjual nama cantik.

Nomor cantik juga menjadi tren untuk pelat nomor kendaraan. Biasanya pelat nomor cantik dihubungkan dengan tanggal lahir atau nama si pemilik. Ketika membeli mobil baru, seorang teman yang baru menikah memesan pelat nomor dengan memasang tanggal pernikahan diakhiri inisial huruf namanya dan pasangan. Sayang, rumah tangga teman ini tak bertahan lama. Saya ingin tahu apakah dia kemudian mengganti pelat nomornya dengan tanggal perceraian. Seniman Sys Ns menggunakan rangkaian B 515 NS untuk pelat nomor kendaraannya. Terinspirasi oleh Sys Ns, saya pun memesan pelat nomor B 1 WEL. Sayangnya, permintaan saya ditolak karena saya belum memesan mobil.

Selain angka yang menjadi nomor cantik, kita mendengar mitos angka sial, yaitu angka-angka yang biasanya dihindari untuk digunakan. Di Cina, angka 4 dihindari karena angka 4 disebut "shi", yang bermakna kematian. Di Indonesia, banyak yang menilai angka 9 adalah angka bagus, namun masyarakat Jepang menghindari angka 9 karena pengucapan "ku" untuk angka 9 berarti penderitaan. Angka 13 di Amerika dihindari karena dianggap sebagai angka sial. Di Indonesia, secara umum banyak orang yang menghindari angka 13. Bagi saya, semua angka baik dan memiliki perannya sendiri. Bahkan saya termasuk orang yang berani memilih angka 13 dalam berbagai pilihan hidup saya. Pernah saya diminta memilih honor manggung 10 atau 13 juta, maka saya dengan berani memilih angka 13 juta.

Nomor cantik juga berlaku di ranah politik. Pada pemilu legislatif 9 April 2014 lalu ada beberapa partai politik yang mengincar nomor urut tertentu. Biasanya nomor urut yang diincar adalah nomor urut kecil. Ini tidak ada hubungannya dengan keberuntungan, hanya untuk memudahkan mengacungkan jari ketika kampanye. Mendapatkan nomor urut antara 1 sampai 5 selama kampanye cukup mengacungkan satu tangan serta mengembangkan jari sesuai dengan nomor urut partai. Bagi yang dapat nomor urut 6 sampai 10 sedikit repot mengacungkan dua tangan sambil mengembangkan jari sesuai dengan nomor urut partai. Yang mendapatkan nomor urut di atas 10, tentu lebih repot lagi.

Dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014 hanya tersedia dua nomor urut, yaitu 1 dan 2. Saya menilai kedua nomor urut ini sama cantiknya. Ini terlihat dari kreativitas para tim sukses capres yang mengolah nomor urut menjadi bahan kampanye. Prabowo-Hatta mengajak calon pemilih menyerukan "satu-satunya pilihan adalah nomor satu". Jokowi-JK menyebar pesan "kesehatan nomor satu, presiden nomor dua". Menurut saya, yang paling penting bagi capres bukanlah nomor urut cantik, melainkan program cantik. Program-program yang dikemas cantik dan berpihak kepada rakyat, bukan kepada partai koalisi maupun pemodal. *


Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya