BMW Maut dan Kagoknya Polisi

Penulis

Kamis, 3 Januari 2013 00:11 WIB

Beginilah kalau anak seorang menteri yang juga besan Presiden mengalami kecelakaan. Polisi kelihatan kagok. Mereka baru menetapkan Rasyid Amirullah Rajasa, anak Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian, sebagai tersangka sehari setelah peristiwa yang memakan dua korban nyawa itu berlalu. Betapa lambatnya dibanding ketika Andika, pengemudi Livina, menubruk dua orang hingga tewas di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, lima hari sebelumnya. Pada hari kecelakaan itu juga polisi sudah memastikan Andika sebagai tersangka.

Langkah Hatta Rajasa memberikan keterangan pers 15 jam setelah kejadian itu tentu bagus. Hatta mengakui pengemudi sport utility vehicle (SUV) BMW maut itu adalah anaknya. Mungkin karena ini pula, polisi mulai berani terbuka, meski tak juga sepenuhnya. Sampai tadi malam, misalnya, polisi berteka-teki soal apakah Rasyid mabuk saat mengemudi. Tak juga dijelaskan mengapa polisi begitu lamban menetapkan tersangka, padahal ada saksi kejadian.

Semestinya polisi tidak kagok. Tanpa harus menunggu Hatta Rajasa berkata menyerahkan kasus ini kepada polisi, mereka seharusnya sudah mengusut dengan cepat. Memang bagus bahwa Hatta menyatakan dukacita, meminta maaf, dan ikut bertanggung jawab membantu pemakaman serta pengobatan para korban. Tapi hal itu tidaklah mengubah fakta bahwa ini merupakan kasus pidana dan pelakunya tetap harus diproses hukum.

Rasyid, sebagai pengemudi, harus bertanggung jawab. Caranya memacu SUV seharga Rp 1,8 miliar itu di tol Jagorawi sangat serampangan. Dia pasti sangat ngebut sehingga mobil van Luxio yang ditabrak dari belakang ringsek dan penumpangnya terpental. Meski anak pejabat senior, Rasyid adalah warga negara biasa. Maka, perlakuan terhadapnya pun tak boleh istimewa. Apa bedanya Rasyid dengan pengemudi Livina tadi? Atau dibanding Afriyani, pengemudi Xenia maut yang menewaskan sembilan orang pada Januari tahun lalu?

Tantangan bagi polisi sekarang adalah menunjukkan kepada masyarakat bahwa pengusutan akan berjalan sebagaimana seharusnya. Karena ini "kasus biasa" yang melibatkan "anak orang tak biasa", banyak orang mengawasi. Mereka ingin tahu bagaimana polisi bekerja. Polisi, misalnya, harus menjelaskan apa alasan Rasyid tidak ditahan. Meski polisi punya diskresi untuk menahan atau tidak menahan tersangka, penjelasan itu perlu. Dengan penjelasan gamblang, orang tak punya alasan untuk bersyak-wasangka bahwa polisi sedang melindungi Rasyid.

Polisi juga perlu menjelaskan apa kemungkinan penyebab kecelakaan maut itu. Konon sudah dites bahwa Rasyid tidak terbukti menggunakan zat narkotik dan obat-obat terlarang. Tidak ada kokain, amfetamin, metamfetamin, kanabis, atau morfin. Tapi dalam soal apakah Rasyid mabuk atau tidak, keterangan polisi malah membingungkan. "Ya, merayakan tahun baru, masak iya minumnya (sirup) ABC atau Orson," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Rikwanto. Keterangan ini tak profesional, karena mengukur apakah seseorang mabuk atau tidak sangatlah mudah. Jika Rasyid benar mabuk, mengapa pula harus ditutupi?

Advertising
Advertising

Equality before the law, asas semua orang sama di depan hukum, inilah yang mestinya dipegang teguh oleh polisi. Tabrakan maut pada hari pertama tahun 2013 ini akan menjadi ujian apakah polisi mampu menjalankan tugasnya secara profesional.

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

21 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

55 menit lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

2 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

2 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

2 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

2 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

2 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

3 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya