Mungkinkah sistem sosialis keliru ?

Penulis

Sabtu, 14 Maret 1981 00:00 WIB

ORDE baru berumur 15 tahun. Hari itu pertama kalinya saya makan siang di Kentucky Fried Chicken di belakang bioskop Menteng, dan membaca tentang krisis ekonomi Vietnam. Majalah Far Eastern Economic Review, yang saya pelototi sembari menggenggam sepotong paha ayam gemuk, bercerita dengan kering. Ataukah konsentrasi saya memang mudah terganggu? Di sebelah saya duduk seorang cewek muda, memakai jeans mutakhir: menggelembung buruh di bagian pinggul. T-shirtnya bergambar Bung Karno. Toh artikel itu kembali berhasil menyeret perhatian saya. "Produksi kita merosot," begitulah dikutip pengarahan Politbiro Partai Komunis di Hanoi, November 1980. "Kehidupan rakyat pekerja sedang memburuk." Dan seorang pegawai muda di ibukota Vietnam yang komunis itu dikutip berkata, "Gaji bulanan saya hanya bisa untuk membeli 20 kobis." (Kini cewek di samping mereguk Sprite-nya, Saya mencelupkan paha ayam di tangan saya ke saus yang pedas). Problem terbesar Vietnam kini adalah pangan. Sebuah tim PBB berkeliling di sana tahun lalu. Mereka memperkirakan, bahwa antara Oktober 1980 dan September 1981 Vietnam akan menghadapi defisit sebesar 4,4 juta ton padi. Jika tak ada bantuan darurat, enam juta orang Vietnam akan menderita kurang gizi. (Sebuah lagu yang saya kenal tapi tak saya ketahui namanya tiba-tiba mendebur dari salah satu sudut. Di dinding, di dalam pigura berkaca dan bercahaya, ada daftar harga dalam bahasa Inggris hanya angkanya ditulis dalam rupiah. Gambar Kolonel Sanders di dekatnya tak tersenyum. Ia seperti sedang menatap bintang. Harland Sanders. Di tahun 1956 ia memulai bisnis ayam goreng ini. Orang tua yang sukses ini, wiraswasta dari kota Louisville ini, bertelekan pada tongkat: air mukanya puas. Rambutnya putih, kumisnya putih, jasnya putih. Seperti layaknya seorang entrepenuer yang menikmati hasil jerih-payahnya, ia percaya kepada kerja keras dan kekayaan yang diraih. Ia seorang yang percaya kepada kapitalisme Amerika). "Kami telah melakukan kesalahan," kata Hoang Tung, pemimpin redaksi koran Partai, Nhan Dan (saya kembali membaca artikel tentang Viemam itu). "Semangat pemerataan, egalitarianisme, dalam ekonomi kami, telah menyedot kegairahan para pekerja yang baik." Sebuah kartun Vietnam yang dilukiskan dengan gaya bersahaja pun nampak mengejek: petani yang bekerja di sawah milik negara hanya bersikap santai, sementara petani yang bekerja di ladang pribadi sampai melemburkan kerbaunya ke larut malam. Adakah Vietnam seperti halnya RRC -- kini juga sedang mencoba menempuh "jalan kapitalis"? Adakah terbit kesadaran dalam diri para pemimpin komunis di sana, bahwa orang pada umumnya, pada suatu taraf kesulitan hidup, akhirnya akan mementingkan diri sendiri? Bahwa dengan begitu ia tak acuh tentang keadaan tetangganya, nasib buruk koleganya dan kepincangan sosial orang sebangsanya? "Hanya dengan pembagian yang tak merata, kita dapat menegakkan pemerataan," kata Tung menyimpulkan -- seolah mengucapkan teka-teki. Maka, baginya, orang pun boleh mencari untung. Siapa yang bekerja lebih produktif, berhak jadi lebih kaya. Ada kebebasan, meskipun harus menunda keadilan. Seakan-akan Tung percaya bahwa dengan itu sosialisme toh tetap tak akan dikhianati. Ia seorang pragmatis. Percaya atau tidak, wajah Tung, dengan rambutnya yang putih kapas itu tiba-tiba mengingatkan saya pada Kolonel Sanders... Ketika dua karyawan restoran dengan peci kain yang ganjil tapi necis datang membersihkan meja dan menyingkirkan piring yang kotor, saya kembali membaca laporan wartawan Nanyan Chanda tentang krisis ekonomi Vietnam, dan bagaimana orang pragmatis seperti Tung mencoba mengatasinya. Tak lama kemudian, sejumlah anak muda masuk ke restoran Kentucky Fried Chicken dengan gambar Kolonel Sanders di Menteng itu, mengambil baki. Dan di Kota Ho Chi-minh, dulu Saigon, anak-anak muda penganggur konon mendengarkan musik rock sepanjang hari di kedai kopi. Wah, Orde Baru sudah 15 tahun.

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya