Batas-batas sosial

Penulis

Sabtu, 8 Agustus 1981 00:00 WIB

TIAP kali saya berkunjung ke Bali, saya cemburu kepada Miguel Covarrubias. Demikianlah kata seorang tamu dari Jerman, di sebuah kedai Ubud. Covarrubias, pelukis Meksiko yang bersama istrinya mengarungi Pasifik dengan kapal Cingalese Prince, datang ke Bali di tahun 1930 -- sebelum Bali banyak didatangi. Dan tuan tahu apa yang dikatakannya? Tak seorang pun nampaknya pernah mendengar tempat ini, begitu ia tulis dalam sebuah buku, yang tetap susah ditandingi sejak terbit di tahun 1937. Kepada orang lain ia harus menunjukkannya pada peta, "satu titik kecil di kerumunan pulau-pulau di sebelah timur Jawa." Di situlah, kata Covarrubias, tinggal "salah satu dari kerumunan bangsa-bangsa yang menakjubkan, yang tak akan pernah kita kelal lagi." Ah, Covarrubias. Dialah setelah Walter Spies, orang Barat yang "masih punya cukup Robinson Crosoe" dalam dirinya di tengah masyarakat pribumi di pulau yang jauh. Karena itu, tiap kali saya berkunjung ke Bali, saya cemburu kepada Miguel Covarrubias. Adakah tamu ini, seperti banyak tamu lain, ingin jadi Robinson Crosoe? Tapi siapakini bisa jadi Robinson Crosoe -- terutama di Bali? Puluhan ribu turis datang, silih berganti. Bahkan enam tahun setelah 1930, ketika Covarrubias datang kembali ke pulau itu, ia sudah ikut mencemaskannya: seperti rumput alam dilanda barisan panjang yang tak sabar, Bali terancam akan "rusak". Bali, tentu saja, bukan fenomen tersendiri. Sebelumnya orang bicara sedih tentang Hawaii. Atau Tahiti. Mungkin juga Meksiko, atau pedalaman Spanyol dan desa-desa Italia di Mezzogiorno. Apa boleh buat. Negeri nun disana yang eksotis, dulu ibarat mimpi di perbatasan tidur, kini bukan lagi daerah yang eksklusif. Perjalanan jauh bukan lagi hanya kesempatan sejumput orang kaya atau segelintir pemberani. Makin banyak orang yang mampu dan mau, makin deras pula para turis -- dan makin mudah pula suatu keindahan asli akan jadi lekang hingga hilang. Barangkali, kita tengah menyaksikan "batas-batas sosial" suatu pertumbuhan ekonomi. Barangkali benar yang dikemukakan dengan nada berat oleh Fred Hirsch dalam Social Limits to Growth: bahwa pertumbuhan itu akhirnya tak cuma akan ketabrak pada terbatasnya persediaan sumber alam. The Club of Rome memang menyimpulkan demikian, tapi mereka mencari terlalu jauh. Di dekat kita toh kita bisa bicara, menurut Hirsch, tentang "kongesti sosial". Lihatlah mobil di jalan itu. Dulu ia alat untuk mempermudah transpor. Ketika masih sedikit orang yang mampu memilikinya, fungsi itu berjalan baik dan kepuasan didapatkan. Tapi kini, ketika kian bertambah orang yang berkesempatan menggunakannya, di jalan itu kata "kongesti" menemukan contohnya. Fungsi semula dan kepuasan, kini terganggu. Bisakah dielakkan? Dalam pertumbuhan ekonomi, suatu masyarakat konon ibarat barisan yang bergerak. Setidaknya beberapa ahli sosiologi pernah mengatakan demikian. Artinya, barisan terbelakang selalu akan punya jarak dengan barisan terdepan. Jarak itu tetap akan ada, kecuali untuk beberapa orang di belakang yang berhasil meloncat. Toh ada harapan: sementara barisan itu bergerak, orang-orang yang di belakang itu suatu saat akan tiba di tempat yang pernah dicapai oleh orang-orang di depan tadi . . . Apakah dengan itu soalnya akan beres, dan semua lapisan akan puas? Jika kita mengikuti Hirsch, jawabannya adalah "tidak". Teori "barisan-bergerak" mengabaikan satu kenyataan: bahwa ketika tempat yang dituju selama berharihari itu akhirnya sampai dicapai oleh orang di belakang, tempat itu pun sudah akan runyam --terinjak-injak oleh barisan itu sendiri. Tapi haruskah kita menghentikan gerak barisan -- dan mempertahankan status quo dan oligarki? Atau biarkan barisan itu bergerak -- walaupun tak akan berakhir dengan kepuasan yang dicari?

Berita terkait

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

29 menit lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

49 menit lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

1 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

1 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

1 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

1 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

1 jam lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

1 jam lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

1 jam lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

1 jam lalu

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

Katy Perry mengunggah beberapa foto sambil memberi tahu penggemarnya alasan tidak hadir di Met Gala

Baca Selengkapnya