Kontroversi Inpres Keamanan

Penulis

Sabtu, 2 Februari 2013 00:04 WIB

Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam urusan keamanan menimbulkan problem baru. Ia memfungsikan Tentara Nasional Indonesia untuk meredam konflik dalam masyarakat, langkah yang menabrak undang-undang. Tak semestinya tentara dilibatkan menjaga ketertiban sosial.

Peran TNI itu diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. Tentara masuk tim terpadu yang dibentuk Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Tim ini beranggotakan antara lain Kepala Kepolisian, Panglima Tentara Nasional Indonesia, dan Kepala Badan Intelijen Negara. Tim terpadu serupa juga dibentuk oleh gubernur dan bupati atau wali kota.

Keberadaan tim terpadu mengingatkan orang akan pola koordinasi dalam Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional yang kini terkatung-katung. Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah masih berpolemik soal tugas perbantuan tentara dalam penanganan masalah keamanan. Sejumlah fraksi di DPR menolak jika tentara diberi peran yang terlalu besar--bahkan melampaui polisi-dalam penanganan keamanan dan ketertiban.

Terbitnya inpres tentang keamanan itu menimbulkan kesan pemerintah mencari jalan pintas. Presiden membuat kebijakan yang amat penting--sepantasnya diatur dalam undang-undang--hanya lewat instruksi presiden.

Instruksi itu juga bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial. Dalam undang-undang ini, perbantuan TNI untuk polisi diatur ketat. Kepala daerah hanya bisa meminta bantuan tentara untuk menangani konflik sosial melalui pemerintah pusat. Presiden bahkan baru bisa mengerahkan tentara untuk penanganan konflik sosial yang bersifat nasional setelah berkonsultasi dengan pimpinan DPR.

Mekanisme pemberian bantuan dalam undang-undang tersebut praktis tidak diperlukan lagi setelah terbit Inpres Keamanan. Sehari-hari, koordinasi di antara lembaga seperti kepolisian, TNI, dan intelijen sudah terjadi lewat tim terpadu. Masalahnya, pelembagaan peran tentara dalam urusan keamanan ini mengingatkan lagi akan pola serupa pada era Orde Baru. Cara kerja tim terpadu mirip Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional (Bakorstanas), yang dibubarkan Presiden Abdurrahman Wahid pada 2000.

Advertising
Advertising

Sederet kerusuhan di pelbagai daerah, dari insiden Mesuji, Lampung, hingga Sumbawa, tidak bisa pula dijadikan alasan pembenar terbitnya inpres itu. Pemicu berbagai kerusuhan ini tetaplah masalah sosial, bukan soal keamanan. Konflik meledak karena kepala daerah tak mampu menyelesaikan sengketa dalam masyarakat. Banyak pula kasus sensitif, misalnya soal tanah, yang dibiarkan terkatung-katung oleh penegak hukum sehingga akhirnya meletupkan kerusuhan.

Pemerintah mesti mengatasi akar persoalan itu, dan bukan menambah tebal "tembok keamanan" dengan melibatkan tentara untuk meredam konflik. Presiden seharusnya mendorong kepala daerah dan penegak hukum untuk segera menyelesaikan sengketa yang berpotensi memicu konflik sosial. Kepolisian pun masih bisa ditingkatkan, baik kuantitas maupun kualitasnya, sehingga sanggup menjaga ketertiban sosial.

Berita terkait

Erick Thohir Lobi Klub Elkan Baggott dan Justin Hubner Agar Bisa Bela Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

5 menit lalu

Erick Thohir Lobi Klub Elkan Baggott dan Justin Hubner Agar Bisa Bela Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

Ketua Umum PSSI Erick Thohir berharap Elkan Baggott dan Justin Hubner bisa bergabung agar Timnas U-23 Indonesia tampil dengan kekuatan penuh.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

9 menit lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Ryan Gosling Sesali Gayanya saat Dansa dengan Emma Stone di Poster Film La La Land

11 menit lalu

Ryan Gosling Sesali Gayanya saat Dansa dengan Emma Stone di Poster Film La La Land

Ryan Gosling mengaku tidak mengetahui bahwa adegan ikonik berdansa dengan Emma Stone akan dijadikan poster film La La Land.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

16 menit lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

16 menit lalu

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

TPNPB-OPM mendatangi jemaat gereja di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Ahad, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Uji Publik Data Tenaga Non ASN: Persiapan Seleksi CASN 2024

27 menit lalu

Kemenag Buka Uji Publik Data Tenaga Non ASN: Persiapan Seleksi CASN 2024

Kemenag melakukan uji publik terkait pemutakhiran data Tenaga Non Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk persiapan seleksi Calon ASN tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

28 menit lalu

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Saldi Isra, melemparkan guyonan alias candaan mengenai Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2024 dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

29 menit lalu

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

Kominfo akan sosialisasi larangan peredaran game online yang memunculkan indikasi kekerasan berupa darah darah hingga soal klasifikasi umur.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

37 menit lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

38 menit lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya