M. Nafiul Haris
Peneliti Pol Tracking Institute
Kehadiran situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, serta media sosial lain yang terus bermunculan, kini memberikan ruang kreatif bagi tim sukses pasangan capres-cawapres yang akan berlaga pada 9 Juli nanti. Melalui fasilitas yang tersedia, mereka mendukung penuh penampilan diri pasangan capres-cawapres yang dijagokannya lewat dunia maya agar meraih kemenangan.
Tak mengherankan bila para anggota tim sukses, pendukung, dan relawan pasangan capres tertentu memanfaatkan adanya situs jejaring sosial ini secara maksimal. Belakangan juga diketahui muncul situs ayovote.com, juga orangbaik.org, di mana kedua situs tersebut bermaksud memfasilitasi para calon pemilih supaya bisa mengetahui sepak-terjang pasangan capres-cawapres yang layak pilih.
Selain itu, media sosial diyakini mampu membawa perubahan pola konsumsi konten (calon pemilih) pasangan capres tertentu untuk memilih pasangan yang lain. Pada sisi lain, juga mampu membawa arah baru dari produksi konten (capres). Melalui fasilitas "Status" Facebook, tim sukses Jokowi maupun Prabowo dimungkinkan untuk mengkonstruksikan identitas diri kedua calon di ruang virtual. Apa yang sedang dipikirkan oleh Jokowi maupun Prabowo, kondisi fisik apa yang sedang ia alami, keadaan di sekitar dirinya, hingga bagaimana tanggapannya terhadap situasi, dapat diikuti di media sosial ini.
Namun patut dicatat, relasi menjadi bagian terpenting dari suatu sistem ini. Mereka melakukan komunikasi, membangun, dan sebenarnya sedang mendefinisikan hubungan di antara mereka. Dan, setiap individu yang berada dalam suasana komunikatif ini selalu menciptakan sekumpulan harapan, memperkuat harapan-harapan lama, atau mengubah sebuah pola interaksi yang sudah ada. Hal tersebut jelas memberi ruang bagi para pasangan capres-cawapres untuk mengkonstruksikan ide-ide politik virtual mereka.
Wajar bila kemudian tim sukses, pendukung, relawan capres dan cawapres, banyak melakukan sosialisasi mengenai program, visi, dan misinya melalui Facebook. Mereka tahu Internet jauh bisa melampaui kekuatan peraga-peraga kampanye di tepi jalan atau media cetak. Facebook dengan sifatnya yang bisa berinteraksi, dan ini dilakukan secara real time, menjadi poin penting tersendiri bagi tim sukses pasangan capres-cawapres untuk dijadikan media kampanye.
Selanjutnya, Facebook sebagai situs jejaring sosial juga merupakan medium yang bisa digunakan oleh audiens untuk melakukan pengungkapan diri. Audiens dapat mengungkapkan informasi personalnya kepada publik, sekaligus bisa menetapkan beragam kriteria caleg yang diinginkan bagi mereka. Pengungkapan diri ini dianggap penting karena munculnya perilaku positif mengenai diri sendiri maupun terhadap orang lain menegaskan arti penting dari atau telah adanya hubungan yang sedang terjalin dengan orang lain.
Era digital ini telah membawa perubahan dalam model kampanye para capres. Di sana ada transformasi politik virtual yang terjadi dalam individu modern, dan mereka mencoba melepaskan diri dari tradisi maupun struktur (sosial lama) yang selama ini dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman.
Berita terkait
Angka Keramat Nawacita
28 April 2015
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.
Baca SelengkapnyaPemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya
17 Desember 2014
Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaObor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi
5 Agustus 2014
Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut
Baca SelengkapnyaAhok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal
9 Juli 2014
Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.
Baca SelengkapnyaRibuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi
8 Juli 2014
Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat
6 Juli 2014
Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.
Baca SelengkapnyaHatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura
5 Juli 2014
Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin
5 Juli 2014
Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaTabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis
5 Juli 2014
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.
Baca SelengkapnyaKampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret
5 Juli 2014
Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.
Baca Selengkapnya