Banjir Menguji Lagi Jokowi

Penulis

Jumat, 8 Februari 2013 00:56 WIB

Banjir di Ibu Kota mempermalukan lagi Gubernur Jokowi. Genangan air muncul di mana-mana, termasuk kawasan Thamrin dan Kuningan, pada Rabu lalu, kendati tidak datang banjir kiriman dari Bogor. Ia semestinya segera menindak tegas bawahannya yang kurang sigap membenahi sistem drainase.

Drainase yang berusia hampir setengah abad itu tak sanggup menghadapi guyuran hujan selama dua jam. Saluran air ini dibangun tatkala jumlah ruang terbuka hijau di atas 35 persen. Namun sekarang Jakarta telah berubah, dan akibatnya luar biasa. Guyuran hujan sedang hingga lebat akan menimbulkan genangan sekaligus kemacetan lalu lintas di banyak sudut kota. Bahkan sebuah terowongan di kawasan Casablanca terendam cukup lama pada Rabu sore itu gara-gara pompanya tak sanggup menyedot air yang terlalu melimpah.

Kerentanan itu membuktikan bahwa turun-ke-bawahnya Jokowi memeriksa gorong-gorong, beberapa waktu lalu, lebih merupakan tindakan simbolis dan bukan langkah konkret. Ia seharusnya memastikan drainase dan pompa-pompa pengisap genangan berfungsi maksimal. Jika memang kapasitas pompa itu kurang, semestinya ditambah atau diganti dengan pompa baru.

Jokowi sebaiknya segera mengganti pejabat Dinas Pekerjaan Umum DKI yang tidak becus bekerja. Ini langkah nyata yang diharapkan publik. Si pejabat bahkan selalu menyalahkan curah hujan ketika muncul genangan di mana-mana. Padahal sederas apa pun hujan tak akan menyebabkan banjir bila sistem drainasenya dibenahi.

Banjir kali ini juga datang jauh lebih cepat daripada program Jokowi membuat 10 ribu sumur resapan. Program ini dimaksudkan untuk mengkompensasi banyaknya daerah resapan yang lenyap. Dalam sepuluh tahun terakhir, daerah resapan air di Jakarta berkurang hingga 50 persen. Akibatnya, dari curah hujan di Jakarta yang mencapai 2 miliar meter kubik tiap tahun, hanya 36 persen yang terserap. Sebagian besar sisanya terbuang ke jalan beraspal, selokan, dan sungai.

Diakui atau tidak, banjir di Jakarta juga tak bisa dilepaskan dari model pembangunan yang sangat kapitalistik. Dipandu oleh logika kapital, yakni mencari keuntungan sebesar-besarnya, model pembangunan di Jakarta memprioritaskan gerak kapital. Inilah yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air dan kawasan hijau. Banyak kawasan hijau, taman kota, dan rawa-rawa diubah menjadi pusat belanja, permukiman elite, dan hotel.

Diperparah lagi, jumlah drainase atau saluran air semakin berkurang atau menyempit. Banyak drainase dan gorong-gorong yang tertimbun oleh proyek-proyek pembangunan ruko, pusat belanja, dan lain sebagainya. Sudah begitu, sebagian besar sungai di Jakarta mengalami sedimentasi dan tertimbun sampah.

Itu sebabnya, selain menyiapkan pejabat berikut barisan petugas yang disiapkan mengurusi tetek bengek masalah drainase dan pompa air, Jokowi mesti pula berpikir jangka panjang dan komprehensif. Ia harus berani mengubah konsep pembangunan Jakarta sehingga lebih memperhatikan kepentingan seluruh penduduk, dan bukannya segelintir elite dan pemilik modal.

Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

49 detik lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

8 menit lalu

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Atreyu merupakan band metal legendaris asal California Selatan. Mereka akan tampil pada hari kedua Festival Hammersonic 2024 malam ini.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

11 menit lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Visa Non Haji, Kemenag: Kuota Haji Indonesia Sudah Penuh

17 menit lalu

Waspada Penipuan Visa Non Haji, Kemenag: Kuota Haji Indonesia Sudah Penuh

Kementerian Agama atau Kemenag mengimbau jemaah waspada terhadap tawaran visa non haji yang tidak resmi.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

19 menit lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

30 menit lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

32 menit lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

41 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Paling Ditunggu, Young K dan Day6 Sapa Penggemar Indonesia Setelah 5 Tahun di SHI 2024

44 menit lalu

Paling Ditunggu, Young K dan Day6 Sapa Penggemar Indonesia Setelah 5 Tahun di SHI 2024

Pada acara musik tahunan itu, idol K-Pop Kang Young Hyun alias Young K menjadi musisi yang paling sibuk.

Baca Selengkapnya

Chipset Snapdragon 8 Gen 4 Disebut akan Diluncurkan Pertengahan Oktober Ini

48 menit lalu

Chipset Snapdragon 8 Gen 4 Disebut akan Diluncurkan Pertengahan Oktober Ini

Detail baru yang dibagikan oleh tipster mengungkapkan bahwa Snapdragon 8 Gen 4 memiliki arsitektur inti "2+6".

Baca Selengkapnya