Ribut Bocoran Kasus Anas

Penulis

Jumat, 15 Februari 2013 00:10 WIB

Betapa kacau Komisi Pemberantasan Korupsi menangani kasus Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ketua KPK Abraham Samad mengatakan pimpinan komisi ini sudah sepakat menetapkan Anas sebagai tersangka suap proyek Hambalang. Tapi sebagian anggota pimpinan kemudian membantahnya. Jika dibiarkan, simpang-siur ini akan menggerogoti kredibilitas KPK.

Publik tentu bingung pula karena beredar fotokopi surat perintah penyidikan (sprindik) yang menyebutkan Anas sebagai tersangka. Surat yang tampak asli ini sudah diteken sejumlah pejabat KPK, termasuk Abraham. Hanya, sejumlah petinggi yang lain di komisi ini kemudian mempersoalkan bocornya surat itu. Sebagian di antara mereka juga menyatakan status Anas masih saksi, belum tersangka.

Kisruh itu berlanjut dengan pernyataan salah satu wakil ketua komisi antikorupsi, Adnan Pandu Praja, yang mencabut paraf dalam sprindik tersebut. Alasannya, nilai mobil Toyota Harrier yang diterima Anas dari kontraktor Hambalang kurang dari Rp 1 miliar. Kendati menyatakan bukti gratifikasi ini amat kuat, Pandu menganggap KPK tak perlu menangani kasus yang "kecil".

Para petinggi KPK semestinya tak menelanjangi diri sendiri. Khalayak hanya ingin tahu sejauh mana keterlibatan Anas dalam proyek pembangunan pusat olahraga di kawasan Sentul, Bogor, ini. Pernyataan anggota pimpinan KPK yang saling berbantah hanya membuat orang mempertanyakan soliditas lembaga ini.

Ketua KPK tak perlu mengumbar pernyataan tentang perkembangan kasus Anas bila memang belum disepakati oleh seluruh pimpinan. Sebaliknya pula, anggota pimpinan yang kurang setuju dengan sikap Abraham mesti menahan diri. Toh, manuver sang ketua bisa dipersoalkan secara internal lewat sidang etik. Begitu pula urusan bocornya sprindik yang menghebohkan itu. Para petinggi KPK semestinya bisa menyelesaikannya secara internal, tanpa banyak ribut.

Publik hanya menginginkan kejelasan kasus Anas yang ditangani KPK. Jika memang cukup bukti, kenapa mesti diperdebatkan berlarut-larut hingga mengundang perpecahan petinggi lembaga ini? Apalagi, alasan mengulur-ulur kasus ini tak masuk akal.

Advertising
Advertising

Sebagian anggota pimpinan KPK, misalnya, berdalih penyidiknya masih mengejar bukti keterlibatan Anas dalam urusan yang lebih besar. Di antaranya aliran duit puluhan miliar rupiah yang bermuara di Kongres Demokrat pada 2010. Alasan ini mengada-ada, karena peningkatan status kasus Anas dari penyelidikan ke penyidikan tak akan menghambat pengusutan kasus lain yang lebih besar.

Begitu pula dalih Pandu bahwa gratifikasi mobil Harrier itu bernilai di bawah Rp 1 miliar. Alasan ini ngawur, lantaran kriteria kasus yang layak ditangani KPK itu menyangkut kerugian negara, bukan nilai suap. Berapa pun nilai suap terhadap penyelenggara negara tetaplah merupakan kejahatan yang keji. KPK pun sudah berkali-kali menangani kasus dengan nilai suap ratusan juta rupiah. Itu sebabnya, KPK mesti segera merapatkan barisan. Lembaga yang sudah membongkar banyak kasus besar ini tak selayaknya retak hanya karena kasus Anas.

Berita terkait

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea Seri; Sheffield United Terdegradasi

9 menit lalu

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea Seri; Sheffield United Terdegradasi

Hasil Liga Inggris pekan ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea bermain seri. Sedangkan Sheffield United kalah dan terdegradasi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

2 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

3 jam lalu

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

3 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

4 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Sheffield United dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga Inggris (Premier League) musim 2023/24.

Baca Selengkapnya

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

4 jam lalu

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

Real Madrid selangkah lagi menjadi juara Liga Spanyol 2023-2024. Pelatih Carlo Ancelotti segera bisa melewati catatan prestasi Zinedine Zidane.

Baca Selengkapnya

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

4 jam lalu

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, pada Senin malam WIB.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

4 jam lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

4 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya