TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Sahidah, Dosen Universitas Utara Malaysia
Hanya berselang 12 jam, tragedi perahu karam yang melibatkan penumpang buruh migran asal Indonesia berulang. Miris! Sementara sebelumnya kejadian ini berlaku di muara Pulau Carey, perahu serupa karam di 10,5 mil nautika di Tanjung Sepat, Sepang, Selangor. Perahu tongkang yang membawa 27 penumpang itu tak mampu menahan muatan. Sejauh ini, pihak berwajib Malaysia menyelamatkan 19 korban dan menemukan 1 mayat.
Bayangkan perahu yang karam sebelumnya! Sebuah tongkang kecil memuat 97 penumpang di tengah cuaca yang tidak bersahabat. Nelayan lokal saja tidak berani melaut di sekitar perairan tempat kejadian nahas ini. Berkat kesigapan pihak penyelamat yang melibatkan pelbagai instansi Malaysia, 61 penumpang bisa diselamatkan, termasuk seorang anak. Tak pelak, Herman Prayitno, Duta Besar Indonesia di Kuala Lumpur, menyatakan penghargaan bagi negara sahabat atas bantuan tersebut dan sekaligus meminta pihak terkait untuk menyelidiki penyebab musibah ini.
Lagi-lagi, kelebihan muatan ditengarai sebagai penyebab kapal oleng dan karam. Kapal yang menuju Tanjung Balai Sumatera itu tak mampu membawa beban yang melebihi kapasitasnya. Sebagai pengangkut barang, tongkang ini sangat tidak layak untuk penumpang berjumlah 97 orang. Kalaupun bermuatan manusia, kapal berukuran 8 x 2 meter ini hanya bisa menampung 40 orang. Tentu pemilik kapal lebih mementingkan keuntungan dibanding keselamatan penumpang. Tak ayal, pihak berkuasa memburu yang bersangkutan, termasuk calo atau tekong yang menjadi orang yang tengah membawa pulang para pahlawan devisa itu ke kampung halaman.
Untuk kesekian kalinya, buruh migran asal Indonesia meregang nyawa di lautan ketika mereka ingin "mudik" menyambut puasa dan hari raya. Mereka tak ubahnya manusia perahu asal Vietnam dulu yang pernah mengarungi lautan untuk menemukan kehidupan baru yang jauh lebih aman dibanding negara asalnya akibat perang saudara. Cerita pilu tentang mereka direkam dengan baik oleh Mary Terrell Cargill dan Jade Ngác Quang Huánh dalam Voices of Vietnamese Boat People: Nineteen Narratives of Escape and Survival. Hari ini, manusia perahu juga disematkan bagi para pencari suaka dari Timur Tengah dan Asia kecil ke Australia yang memantik ketegangan antara Negeri Kanguru dan Indonesia.
Ternyata nestapa serupa menimpa saudara kita. Di tengah negeri jiran berusaha untuk menghentikan perdagangan manusia (human trafficking), pekerja tanpa dokumen itu bisa lolos dari penyisiran kapal peronda Polisi Laut Malaysia, tapi tak mampu melawan keganasan alam. Padahal ongkos sekali jalan lebih mahal daripada tiket pesawat, yakni sekitar RM 650, bahkan salah seorang korban mengaku membayar RM 700-1.200. Tentu, mereka harus merogoh kantong sekali lagi untuk membeli karcis bus menuju kampung halaman. Mereka yang selamat tentu tak banyak membawa hasil karena ongkos pulang telah menguras gaji selama setahun dan mungkin sisa di saku hanya cukup untuk membeli baju baru untuk keluarga. Lalu, mereka akan kembali menjadi manusia perahu ketika kembali bekerja ke negeri jiran melalui jalan "tikus". Ini benar-benar tragedi Sisyphus. *
Berita terkait
Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya
17 hari lalu
Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.
Baca SelengkapnyaDepartemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen
19 Februari 2024
Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.
Baca SelengkapnyaKPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI
2 Februari 2024
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan anggota DPR Ribka Tjiptaning diperiksa sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaMigrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru
2 Februari 2024
Migrant Care menyatakan menemukan fakta menakjubkan tentang DPT ganda. Ada pekerja migran yang sudah kembali ke Indonesia masih terdaftar dalam DPT.
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker
25 Januari 2024
Dua pejabat Kemnaker, Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta ditahan selama 20 hari pertama, terhitung sejak 25 Januari 2024, di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaPekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini
19 Januari 2024
Sejumlah permasalahan ditemukan dalam pelaksanaan pemilu 2024 di wilayah Hong Kong
Baca SelengkapnyaMahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal
9 Desember 2023
Calon wakil presiden Mahfud MD menjanjikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, termasuk TKI yang dianggap ilegal.
Baca Selengkapnya2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC
28 November 2023
CLC menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di perkebunan di Malaysia.
Baca SelengkapnyaJadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia
24 November 2023
Cara menjadi TKI legal di luar negeri dengan langkah-langkah dan syarat yang harus dilengkapi. Ikuti tahapan dan dokumen yang harus disiapkan.
Baca SelengkapnyaPolisi Bogor Bongkar Praktik Perusahaan TKI Ilegal, Berawal dari Laporan Warga Tegal
11 November 2023
Sudah bayar Rp 60 juta gagal jadi TKI di Jepang gara-gara visa turis ditolak di Imigrasi. Ada yang berhasil, ada banyak juga yang gagal.
Baca Selengkapnya