Apakah

Penulis

Sabtu, 23 Agustus 1980 00:00 WIB

Fantastis, Di satu Minggu siang yang panas di gereja yang penu orangnya seorang padri muda berdiri di mimbar, Wajahnya molek dan suci matanya manis seperti mata kelinci dan ia mengangkat kedua tangannya yang bersih halus bagai leli lalu berkata "Sekarang kita bubaran. Hari ini khotbah tak ada. " DEMIKIANLAH bermula sebuah sajak yang sangat bagus. Penulisnya Rendra. Dalam kumpulan Blues Untak Bonnie (terbit 1971), sajak yang panjang itu terbentang 6 halaman: sebuah puisi yang juga sebuah cerita pendek, sebuah kisah surrealistis yang mempesona tentang satu misa yang berakhir dengan buas. Sang padri muda telah mengatakan, hari itu khotbah tak ada. Ia ingin kembali ke biara, untuk "merenungkan keindahan Ilahi." Tapi orang-orang, gerombolan hadirin itu, tak beranjak. Mereka tetap duduk berdesak-desak. Atau berdiri. Suara mereka mendesah. Mata mereka menatap, bertanya-tanya. Mulut mereka menganga Mereka berhenti berdoa. Mereka ingin mendengar. Mereka sangat butuh mendengar. Dan melihat itu, dan mendengar desah mereka, dan menghidup bau mulut mereka yang keras, sang padri muda pun terpekik "Orang-orang ini minta pedoman Astaga. Tuhanku, kenapa di saat ini kau tinggalkan daku. "Sebagai sekelompok serigalayang malas dan lapar mereka mengangakan mulut mereka. Udara panas. Dan aku terkencing di celana. Bapak, Bapak, Kenapa kau tinggalkan daku, " Tapi meski ngeri seperti Isa Almasih di kayu salib, sang padri memilih untuk tinggal. Ia akhirnya melayani massa yang butuh mendengar. Ia memuaskan mereka yang menghasratkan khotbah. Setengah jatuh kasihan, setengah jijik kepada jemaat yang berkeringat dan busuk itu, padri muda itu akhirnya bicara. Apa yang dibicarakannya tak teramat penting sebenarnya. Rumusan-rumusan kearifan bercampur kata-kata tanpa arti. Petuah berselang-seling dengan nonsens. Tapi massa itu tak peduli. Mereka senang, terbuai. Mereka terangsang. Nafsu mereka, kelaparan mereka, terimbangi. Mercka ikut berseru. Mereka bergerak, saling menggosokkan tubuh. Suara mereka menggigil ganjil, melengking serempak, tiap kali sang pengkhotbah mengucapkan kata-kata yang hangat. Akhirnya adalah suatu proses penghancuran. Sebagai binatang orang-orang bersorak: Grr-grr-hura. Hura, Cha-cha-cha. Cha-cha-cha. Mereka copoti daun-daun jendela, Mereka ambil semua isi gereja, Seluruh gereja pun rontok. Tapi ini belumlah klimaks. Kegilaan itu mencapai puncaknya ketika sang padri muda yang elok itu mereka perkosa ramai-ramai, mereka cincang--lalu mereka makan dagingnya, m,ereka minum darahnya, dan mereka hisap sumsum tulangnya. Fantastis. * * * APAKAH "massa" sebenarnya? Dalam kamus politik revolusioner, ia berada di tempat yang dasar, sekaligus luhur. Ia berarti rakyat jelata yang banyak, sumber pembenaran utama. Karena itu Mao Tse-tun tak terdengar seperti orang kesepian ketika ia berkata: "Saya sendirian, bersama massa"--lalu meledakkan Revolusi Kebudayaan. Dalam kamus lalin, massa sudah tentu tidak selamanya berupa mereka yang tertindas. Gerombolan orang kulit putih yang suka menggantung orang hitam di Amerika Serikat bagian Selatan juga sebuah "massa". Daiam pengertian inilah Ortegay Gasset berbicara tentang Amerika sebagai "surganya massa". Ia sedih dan juga ngeri. Sang padri, dalam sajak Rendra, juga sedih, juga ngeri. Ia mencoba mengelak. "Biarkan aku menjaga sukmaku. Silakan bubar." Tapi bila ia kemudian memilih untuk jadi korban mungkin karena ada semacam kenikmatan yang aneh dalam pertemuan itu. Tapi mungkin juga: sebuah kemuliaan yang sederhana.

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

3 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

3 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

12 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

53 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya