Mengantisipasi Tunaminyak

Penulis

Selasa, 19 Maret 2013 00:55 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak cukup hanya memberikan sinyal akan menaikkan harga bahan bakar minyak. Harga BBM memang terlalu murah karena disubsidi. Tugas yang jauh lebih berat justru mengantisipasi kondisi tunaminyak.

Berbagai lembaga sudah meramalkan bahwa cadangan minyak kita, yang hanya sekitar 4 miliar barel, akan habis dalam tempo 11 tahun. Kalaupun ada dana untuk eksplorasi, cadangan hanya akan bertambah menjadi 7 miliar barel. Ini berarti Indonesia akan kehabisan energi dari fosil itu pada 2024 atau selama-lamanya pada 2031.

Sayangnya, pemerintah tidak terlalu peduli terhadap masalah gawat itu. Masyarakat terus dimanja dengan harga BBM yang murah. Anggaran negara bahkan dikorbankan untuk memberikan subsidi bahan bakar minyak. Hal ini membuat konsumsi BBM terus membengkak, seiring dengan kenaikan penjualan mobil dan sepeda motor. Tidak mengherankan jika setiap tahun selalu terjadi kelebihan permintaan, sehingga subsidi BBM hampir selalu di atas pagu. Nyaris tak ada kebijakan untuk menekan konsumsi BBM.

Penggunaan BBM dalam pembangkitan tenaga listrik juga masih sangat besar. Tapi hampir tidak ada insentif untuk penggunaan energi baru terbarukan. Pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara, gas, dan panas bumi sebagai alternatif pembangkit listrik tenaga BBM pun tersendat-sendat. Padahal cadangan batu bara kita masih cukup untuk 75 tahun, cadangan gas 44 tahun, dan cadangan panas bumi kita setara dengan kapasitas kelistrikan Jawa-Bali, sebesar 28 ribu megawatt.

Pemerintah seharusnya malu kepada masyarakat dan swasta, yang terus bergerak lebih cepat memanfaatkan energi terbarukan, seperti tenaga angin, air, dan biomassa. Yang diperlukan dari pemerintah adalah daya dorong agar energi terbarukan bisa termanfaatkan secara optimal. Saat ini sumbangan energi terbarukan hanya 5 persen dan akan ditingkatkan menjadi 25-30 persen pada 2025. Namun, melihat kondisi energi Indonesia saat ini, target itu terlalu rendah, dan pencapaian 25-30 persen semestinya bisa dipercepat.

Advertising
Advertising

Dua hal sebetulnya bisa dilakukan bersamaan: konsumsi BBM ditekan dan pemanfaatan energi terbarukan dipercepat. Penekanan konsumsi bisa mengurangi jatah subsidi dan dananya bisa dialihkan untuk pengembangan energi terbarukan dan pemberian insentif.

Peningkatan energi terbarukan bisa dilakukan melalui kebijakan pemerintah. Pengalaman kita menunjukkan bahwa konversi minyak tanah ke gas bisa dilakukan hanya dalam tiga tahun. Paling tidak, pemerintah bisa memulainya dari pembangkit milik PLN. Angkutan umum juga bisa dijadikan percontohan.

Kebijakan mendukung energi alternatif itu membentang panjang, dari sektor hulu-investasi, pengadaan (impor), dan pembangunan proyek-hingga sektor hilir yang menyangkut pemasaran dan harga. Masyarakat juga harus mulai disadarkan akan bahaya ketergantungan pada BBM dan pentingnya energi alternatif. Jangan sampai negara kita mengalami krisis energi.

Berita terkait

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

4 menit lalu

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi masuk radar Partai Golkar untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Jateng 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

4 menit lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

9 menit lalu

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion.

Baca Selengkapnya

Realme C65 Masuk Indonesia, Ponsel 2 Jutaan dengan Sertifikat Anti Lemot

14 menit lalu

Realme C65 Masuk Indonesia, Ponsel 2 Jutaan dengan Sertifikat Anti Lemot

Realme C65 yang debut di Indonesia sejak 2 Mei 2024. Dengan jaminan lag-free 2 tahun, bagaimana harga dan spesifikasinya?

Baca Selengkapnya

Time for Political Party Elites to Vie for Cabinet Seats

19 menit lalu

Time for Political Party Elites to Vie for Cabinet Seats

Supporting political party elites are vying for strategic cabinet seats, expecting Prabowo Subioanto to form a big cabinet

Baca Selengkapnya

Pernah Disebut Penyanyi yang Buruk, Sakura LE SSERAFIM: Itu Sangat Menyakitkan

21 menit lalu

Pernah Disebut Penyanyi yang Buruk, Sakura LE SSERAFIM: Itu Sangat Menyakitkan

Pernyataan Sakura LE SSERAFIM ketika menanggapi kritik pedas atas kemampuan vokalnya kembali menjadi sorotan setelah tampil di Coachella.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

22 menit lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

22 menit lalu

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

Masyarakat perlu mewaspadai serangan panas atau heat stroke akibat cuaca panas. Ini yang perlu dilakukan menurut Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jadwal Liga Champions Pekan Ini: 4 Hal Menarik untuk Dinantikan dari Leg Kedua Semifinal

23 menit lalu

Jadwal Liga Champions Pekan Ini: 4 Hal Menarik untuk Dinantikan dari Leg Kedua Semifinal

Jadwal Liga Champions akan kembali hadir tengah pekan ini. Dua pertandingan leg kedua semifinal menampilkan banyak hal menarik.

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

25 menit lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya