Daya Tarik Stasiun Televisi Lokal

Penulis

Sabtu, 5 Juli 2014 00:34 WIB

Aris Setiawan,
Penulis

Kini hampir semua stasiun televisi nasional pendukung capres-cawapres dikemas semenarik mungkin untuk mengangkat popularitas calon yang dipuja. Otomatis, setiap saat pemberitaan hanya dimonopoli oleh satu informasi yang sama. Mereka berharap masyarakat terpengaruh dan menaruh simpati. Namun, justru sajian tayangan tersebut membuat penat, jenuh, monoton, dan membosankan. Pada saat seperti itu, kita masih memliki alternatif pilihan lain dengan mengubah saluran ke stasiun televisi lokal.

Tahukah kita bahwa program-program yang disajikan oleh stasiun TV lokal kini cenderung menghibur dan mencerdaskan. Kebanyakan berita disajikan secara proporsional. Kita pun masih dapat menikmati sajian informasi yang sifatnya lokal, seputar daerah stasiun televisi tersebut berada. Kehadiran stasiun TV lokal menjadi oase yang menyegarkan di balik hiruk-pikuk informasi pemilihan calon presiden yang tak berimbang. Masyarakat pun mulai menaruh simpati terhadap keberadaan stasiun TV lokal. Hal ini terlihat dari jumlah stasiun TV lokal yang semakin bertambah setiap saat.

Menurut data 2004, jumlah stasiun TV lokal di Indonesia 50 stasiun. Saat ini, jumlah stasiun TV lokal telah menembus lebih dari 200 stasiun. Jumlah ini masih terus berkembang seiring dengan pembukaan loket perizinan di pelbagai daerah.

Beberapa stasiun TV lokal yang memiliki keunikan progam sajian di antaranya JTV Surabaya, yang menggarap siaran berita berbahasa Jawa-timuran dan Madura. Hal itu dimaksudkan untuk meraih simpati publik yang memiliki latar belakang budaya bahasa sama. Bali TV dan Yogya TV berisi program-program kebudayaan (kesenian) lokal. Favorit TV (Padang) menggarap adat-istiadat sebagai sajian khasnya. Adapun TV Manado dan TOP TV (Papua) mengambil siaran utama dengan tajuk kelucuan-kelucuan (humor) khas daerah. Sementara itu, TA TV (Solo) dengan rutin masih melangsungkan siaran kesenian-kesenian tradisi seperti klenengan gamelan, wayang kulit, dan ketoprak. Semua keunikan stasiun TV lokal tersebut tentu saja tak dapat dijumpai pada stasiun TV nasional. Iklan yang masuk juga bersifat lokal, seperti iklan penjual bakso dan jamu, air isi ulang, kontrakan, dan kos-kosan mahasiswa. Bahkan, di beberapa stasiun TV lokal seperti Grabak TV di desa Grabak, Magelang, Jawa Tengah, pembiayaan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Stasiun TV lokal kian dinikmati karena mampu memberi suguhan yang berbeda daripada stasiun TV nasional. Saat ini, hampir semua acara stasiun TV nasional seragam, dari berita politik, film, hiburan, hingga gosip artis. Mereka miskin kreativitas, karena semata memburu untung-rugi pasar berupa iklan dan rating. Pada konteks inilah posisi stasiun TV lokal menjadi penting kembali untuk dilihat dan sekaligus direnungkan.

Sarah Anabarja (2011) mengungkapkan bahwa televisi merupakan media yang paling potensial untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku seseorang. TV mampu merebut 94 persen saluran masuknya pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia lewat mata dan telinga. TV mampu membuat orang umumnya mengingat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar, walaupun hanya sekali ditayangkan. Wajar jika kemudian banyak anarkisme, kekerasan, dan pelecehan seksual terjadi, karena efek tontonan yang selama ini mereka lihat dan dengar di televisi. Karena itu, sudah saatnya kita menonton tayangan yang bermutu.

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya