Memajang Politikus Buruk

Penulis

Sabtu, 13 April 2013 00:33 WIB

Sia-sia mengkritik anggota Dewan Perwakilan Rakyat ihwal kinerja mereka yang jeblok hingga soal korupsi. Kecaman tak didengarkan oleh para pemimpin partai politik. Sebagian besar anggota Dewan yang mengecewakan itu malah dicalonkan kembali. Ini menunjukkan arogansi partai-partai sekaligus melecehkan rakyat yang mulai pintar.

Melihat perilaku buruk politikus Senayan selama ini, akal sehat tentu merekomendasikan: 90 persen dari mereka tak pantas mewakili rakyat. Tapi sikap partai bertolak belakang. Jauh hari, Partai Golkar sudah menyatakan akan memajang kembali sekitar 80 persen politikusnya di DPR dalam daftar calon legislator. PDI Perjuangan dan Demokrat bahkan akan menyodorkan sekitar 90 persen kadernya di Senayan. Partai-partai lain tak jauh berbeda. Beberapa partai baru malah menampung banyak politikus lama yang dikenal bermasalah.

Sebagian besar anggota DPR jelas tidak memiliki integritas dan komitmen membenahi negara ini. Banyak politikus menyalahgunakan kekuasaan untuk menggangsir anggaran negara. Perilaku mereka pun tak patut dicontoh: suka jalan-jalan ke luar negeri dengan alasan studi banding, sering membolos rapat, tak becus sekaligus lamban membuat undang-undang, sering memusuhi pejabat yang mau bekerja jujur, dan melawan upaya pemberantasan korupsi.

Jangan-jangan partai memberi penilaian sebaliknya atas kader yang bermasalah itu. Anggota DPR yang sering disangkut-pautkan dengan kasus korupsi--bahkan beberapa di antaranya telah masuk penjara--malah dianggap berjasa karena mungkin menyetor banyak duit ke partai. Kinerja sebagai legislator yang buruk dimaklumi karena mereka terlalu sibuk bermain proyek. Jika kecurigaan ini benar, sungguh malang rakyat yang selama ini memberikan kepercayaan kepada partai-partai untuk mengelola negara ini.

Partai juga tak mempertimbangkan pentingnya mengorbitkan kader. Mencalonkan lagi mayoritas politikus Senayan--sebagian dari mereka sudah menjabat selama dua periode--akan menutup peluang tampilnya kader lain. Kendati undang-undang tak membatasi masa jabatan di DPR, partai sebetulnya bisa mengaturnya secara internal. Peluang kader di bawah pun semakin tertutup karena partai suka pula mengambil jalan pintas: merekrut artis atau figur dari luar hanya dengan alasan popularitas, dan bukan karena kemampuan dan integritas mereka.

Kemampuan partai mencetak kader yang bagus tentu akan dinilai pula oleh masyarakat. Begitu pula tawaran mereka mengenai solusi konkret bagi negara ini. Mungkin masyarakat kita sering mudah lupa dan gampang dibodohi. Tapi keliru besar bila tipu daya bisa dilakukan berkali-kali. Jargon seperti "bersih, peduli, santun, pro-rakyat, dan membangun negara" akan kehilangan daya pikat karena kader partai mereka berperilaku sebaliknya dan dilindungi oleh partai.

Advertising
Advertising

Di antara calon legislator yang disodorkan, tiada tanda kalangan partai membenahi diri. Kekuasaan besar yang mereka pegang selama era reformasi ini boleh jadi membuat para pemimpin partai terlena. Sikap ini berbahaya, karena rakyat bisa kehilangan kepercayaan terhadap partai sekaligus mekanisme demokrasi.

Berita terkait

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

19 detik lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT di UNY Diikuti 24 Siswa Berkebutuhan Khusus, Ini Fasilitas yang Disiapkan

58 detik lalu

UTBK SNBT di UNY Diikuti 24 Siswa Berkebutuhan Khusus, Ini Fasilitas yang Disiapkan

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2024 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut diikuti peserta berkebutuhan khusus.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 menit lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

3 menit lalu

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih mengusulkan agar seleksi CASN ditunda hingga setelah Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

4 menit lalu

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

Ada dugaan bahwa militer Korea Selatan takut akan terjadinya kebocoran data akibat teknologi yang ada di perangkat Apple.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

9 menit lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

9 menit lalu

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

Google Form jadi aplikasi Google yang sering digunakan. Ini cara buat Google Form yang mudah untuk berbagai kegiatan seperti survey hingga kuesioner.

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

15 menit lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Rizky Febian dan Mahalini Menikah Adat 5 Mei di Bali, Ijab Kabul 3 Hari Kemudian di Jakarta

19 menit lalu

Rizky Febian dan Mahalini Menikah Adat 5 Mei di Bali, Ijab Kabul 3 Hari Kemudian di Jakarta

Pasangan Rizky Febian dan Mahalini Raharja akan memberi kado pernikahan mereka sendiri dengan merilis single Bermuara.

Baca Selengkapnya

KPU Mengaku Bingung Soal Gugatan PDIP di PTUN: Belum Paham Mau Jawab Apa

25 menit lalu

KPU Mengaku Bingung Soal Gugatan PDIP di PTUN: Belum Paham Mau Jawab Apa

Kata KPU soal gugatan PDIP di PTUN

Baca Selengkapnya