Tak Berhenti Politikus Korupsi

Penulis

Jumat, 19 April 2013 03:07 WIB

Penangkapan Iyus Djuher menambah panjang deretan politikus yang terjerat kasus korupsi. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor ini diduga terlibat suap untuk memuluskan izin pembangunan kuburan mewah. Ini menunjukkan bahwa politikus tak pernah jeri melakukan korupsi, kendati banyak di antara mereka telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kader Partai Demokrat itu dicokok oleh penyidik KPK, menyusul penangkapan beberapa pegawai Kabupaten Bogor dan Sentot Susilo, bos PT Garindo Perkasa, sehari sebelumnya. Dalam operasi tangkap tangan ini penyidik menyita duit suap Rp 800 juta yang berasal dari Sentot. Uang tersebut sudah berpindah ke mobil salah seorang pegawai kabupaten. Iyus disebut-sebut pula terlibat dalam urusan izin penggunaan lahan untuk kuburan mewah yang akan dibangun PT Garindo.

Peran Bupati Kabupaten Bogor Rachmat Yasin juga sedang diselidiki oleh KPK. Soalnya, pemberian izin penggunaan lahan merupakan wewenang bupati. Sebelumnya, politikus Partai Persatuan Pembangunan ini pernah dipanggil sebagai saksi oleh KPK dalam kaitan dengan pembebasan tanah untuk proyek Hambalang.

KPK mesti membongkar keterlibatan sang bupati dalam kasus suap izin kuburan ini. Tidaklah masuk akal pegawai kabupaten berani "menjual" perizinan bila mereka tak mendapat lampau hijau dari atasannya. Apalagi ada peran Ketua DPRD di situ. Modus jual-beli perizinan juga bukan hal baru. Sebelumnya, KPK telah menjerat Bupati Buol Amran Batalipu lewat kasus suap penerbitan izin perkebunan bagi PT Citra Cakra Murdaya. Ia dituduh menerima suap dari Hartati Murdaya, bos perusahaan ini.

Tak meredanya korupsi di kalangan politikus itu amat memprihatinkan. Asumsi bahwa korupsi justru semakin meningkat menjelang pemilu jangan-jangan benar adanya. Data Indonesia Corruption Watch menyebutkan 24 kepala daerah terlibat kasus korupsi sepanjang 2012. Adapun wakil rakyat di pusat dan di daerah yang terjerat korupsi berjumlah 52 orang. Bisa jadi, tahun ini akan lebih banyak politikus ditangkap.

Partai politik berperan besar untuk menghentikan kerakusan para kadernya di DPR, DPRD, maupun pemerintahan. Besarnya biaya politik, termasuk dana kebutuhan partai, sering disebut sebagai pemicu korupsi. Partai semestinya mengupayakan sumber pendanaan di luar duit hasil korupsi. Dengan begitu, partai bisa mencegah kadernya melakukan korupsi, bukan malah terkesan mendorongnya seperti terjadi selama ini.

Sudah saatnya pula penegak hukum menghukum berat sekaligus memiskinkan koruptor. Ganjaran yang ringan tak akan membuat takut para politikus. Sebagian dari mereka bahkan berupaya tampil lagi di panggung politik setelah beberapa tahun dibui.

Hanya, hukuman yang paling efektif justru dari masyarakat. Rakyat mesti memberi sanksi keras bagi politikus yang korup dan partai yang menenggang korupsi. Caranya cuma satu: jangan pilih mereka. Toleransi masyarakat terhadap politikus korup atau bermasalah akan menyulitkan pemberantasan korupsi.

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

2 menit lalu

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

16 menit lalu

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.

Baca Selengkapnya

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

18 menit lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

18 menit lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

18 menit lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

19 menit lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

24 menit lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

26 menit lalu

Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

27 menit lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

30 menit lalu

Jenis Ikan yang Perlu Rutin Disantap, Sahabat Kesehatan dan Jantung

Tak semua ikan punya kandungan nutrisi super yang sama sehingga disarankan untuk memilih yang tepat. Berikut saran ahli diet.

Baca Selengkapnya